Chapter 25

506 81 38
                                    

Jeongyeon segera menjaga jarak dari Mina. Dia tidak percaya jika dirinya hampir saja mencium gadis itu.

Saat ini pikiran dan hatinya sedang berdebat satu sama lain. Pikirannya bertanya bagaimana dia bisa lengah dan hampir lepas kendali. Sedangkan hatinya memanggilnya idiot karena hampir saja melanggar larangan kaptennya.

Jeongyeon merasa jika Mina tahu bahwa dia menghindarinya. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia kecewa.

Untungnya Jeongyeon mempunyai alasan untuk pergi dari sana. Dia mencoba berpura-pura tidak ada yang terjadi di antara mereka.

"Aku pergi dulu, Mina..."kata Jeongyeon berbalik untuk keluar dari gudang.

"Kenapa kau tidak menyukaiku, Jeongyeon?" Mina tiba-tiba bertanya membuat Jeongyeon menghentikan langkahnya.

"Apa yang sedang kau bicarakan?" tanya Jeongyeon sambil berbalik menghadapnya.

"Kenapa kau tidak menyukaiku? Apa aku tidak cukup cantik? Apa aku tidak menarik? Kenapa? Kenapa Jeongyeon?" dia bertanya dengan suara semakin keras di setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Kau dari semua orang tahu bahwa kau cantik dan menarik. Kau salah satu gadis tercantik yang pernah aku temui. Siapa pun akan beruntung memilikimu, termasuk aku..." jawab Jeongyeon dengan jujur.

"Jika itu benar lalu mengapa kau tidak menginginkanku?" balas Mina.

"Mina, itu tidak mungkin. Aku tidak bisa...pekerjaanku dan...." Jeongyeon mencoba menjelaskan sampai Mina kembali menyelanya.

"Aku mencintaimu, Jeongyeon!" teriak Mina.

Ruangan seketika menjadi sunyi, Jeongyeon membeku di tempatnya, mencoba memahami situasi.

"Mina-ah..." Jeongyeon akhirnya bicara setelah cukup lama terdiam.

"Aku tahu pekerjaanmu sangat berbahaya, tapi itu tidak menghentikan ku untuk mencintaimu. Aku bahkan rela bersaing dengan saudara-saudara ku untuk mendapatkan mu. Aku selalu mencoba membuatmu meruntuhkan tembok yang kau bangun di sekitar hatimu. Aku merasa seperti kita akhirnya membuat proses. Aku bahkan sengaja tidak tidur agar bisa bertemu denganmu, hanya berdua tidak ada orang lain, tidak ada Momo unnie, tidak ada Sana unnie, tidak ada Jihyo unnie, tidak ada Tzuyu dan tidak ada eommaku. Ku pikir tadi kau akan menciumku tapi kau malah mundur. Aku tidak pernah merasa begitu ditolak sebelumnya!!!" Mina berkata saat air mata keluar dari matanya.

Jeongyeon tidak bisa berkata-kata sekarang. Jujur jika dia memang sedikit merasa tertarik pada Mina sejak pertama kali melihatnya.

Saat pertama kali Jeongyeon bertemu dengan Mina, gadis itu begitu berbeda dengan saudaranya yang lain, dia pendiam, cuek, dingin dan Mina bahkan selalu membantunya di saat saudara-saudaranya mencoba menggodanya.

Dan tentu saja semua itu berbeda sekarang, Mina sekarang jauh lebih berani mendekatinya dan menggodanya, bahkan sekarang gadis itu dengan berani menyatakan cintanya kepadanya.

Pikiran Jeongyeon benar-benar kacau, dia begitu terpesona dengan keberanian Mina. Di dalam hatinya, dia merasa senang saat tahu Mina mencintainya.

Tapi saat dia melihat Mina menangisinya sungguh memilukan hatinya. Dia bahkan bilang dia merasa di tolak, Jeongyeon membuatnya merasa di tolak dan tidak ada yang bisa Jeongyeon salahkan selain dirinya sendiri.

Dia tidak pernah ingin dia merasa seperti itu. Jeongyeon bisa merasakan hatinya mulai menegang saat dia melihat Mina terisak tak terkendali.

"Kurasa aku sudah bodoh selama ini...."Mina berkata sambil berjalan ke arah Jeongyeon.

Mina awalnya begitu yakin jika Jeongyeon juga memiliki perasaan yang sama dengannya, tapi semua perkiraannya berubah ketika dia melihat pria itu bicara dengan Momo di ruang tamu.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang