Chapter 17

798 81 45
                                    

Pukul 10.45 am

Mina keluar dari kamarnya dengan langkah lemah dan mata kurang tidurnya. Perdebatan antara dirinya dan jeongyeon benar-benar membuat pikirannya terganggu.

Dia bahkan terus memikirkan apa yang dikatakan jeongyeon padanya hingga membuatnya tidak bisa tidur dan merasa bersalah.

"Mina, apa kau tidak ke kampus hari ini?" sana dan momo tiba-tiba bertanya saat mina ikut duduk bersama mereka.

"Tidak unnie. Aku masih lelah dan ingin istirahat di rumah saja..." ucap mina menyenderkan kepalanya di bantalan sofa.

"Bagaimana dengan unnie?" mina balik bertanya.

"Tidak, kami tidak ada kelas hari ini..." jawab sana dan momo berbarengan.

"Apa yang harus kita lakukan hari ini? Bagaimana kalau kita pergi ke mall?" ajak sana dengan semangat.

"Sana, apa kau lupa pesan eomma kepada kita?" momo berkata dengan alis terangkat.

"Tsk...lagian eomma juga tidak ada di rumah. Dan sepertinya eomma benar-benar menyukai pekerjaannya, sama seperti appa..." jawab sana dengan malas.

"Ini sudah lima hari dan eomma belum pulang juga. Dia sibuk berkeliling dunia dan meninggalkan kita dengan aturan ketat dan gilanya..." tambah sana dengan nada begitu kesal.

"Sana jangan bicara seperti itu! Eomma melakukan semua ini juga demi kita semua. Dia sekarang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga dan mengurus semua bisnis dan masalah yang ditinggalkan appa! Kau sudah dewasa, jadi coba lah untuk mengerti dan memahami kondisi eomma kita...."ucap momo memberi pengertian pada sana, agar adiknya itu bisa mengerti dan tidak membenci eommanya.

"Momo unnie benar unnie..."tambah mina.

Sana langsung saja terdiam mendengar hal itu, dia memainkan jari tangannya dan menundukan kepalanya. 

"Iya unnie. Maafkan aku...aku hanya terbawa emosi dan bosan jika terus-terusan berada di rumah..." jawab sana dengan lemah.

"Aku mengerti, tapi cobalah untuk bersabar sana..." sana menganggukkan kepalanya.

Setelah perbincangan yang cukup lama, momo dan sana akhirnya masuk ke kamar mereka masing-masing, meninggalkan mina sendirian di ruang TV.

Mina masih saja sibuk dengan pikirannya sampai dia dikagetkan oleh suara yang berasal dari dapur. Karena penasaran, mina pun beranjak dari sofa dan menuju kesana.

"Hai..."sambut jeongyeon sambil menuangkan air ke dalam gelasnya.

"H-hai..." balas mina.

Sungguh dia bingung dengan sikap jeongyeon. Bukankah pria itu marah padanya? Tapi kenapa dia menjadi ramah lagi kepadanya dan bersikap biasa saja, seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara mereka berdua.

"Apakah nona baik-baik saja?" tanya jeongyeon sambil mengibaskan tangannya didepan wajah mina.

"Ya, aku baik-baik saja. Uhmm jeongyeon..."

"Iya nona?"

"Soal tadi malam,  aku minta maaf..."jeongyeon tersenyum.

"Tidak apa-apa, nona. Kau tidak salah..."mina kembali menundukan kepalanya dan memainkan jari tangannya. 

Jeongyeon yang melihat itu memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali bekerja.

"Uhm nona, aku permisi dulu..."pamit jeongyeon hendak berbalik untuk pergi dari dapur tapi terhenti saat mina menahan tangannya.

"Bisakah kau tidak memanggilku dengan sebutan 'nona' lagi?" ucap mina dengan tiba-tiba.

"Eh? Lalu aku harus memanggil apa?" jeongyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang