Chapter 23

476 89 93
                                    

"Menyebalkan!" umpat momo dan sana saat melihat semua saudaranya ikut membantu jeongyeon memeriksa kamar mereka.

Padahal dari awal mereka sudah membayangkan akan memiliki waktu berduaan dengan jeongyeon saat pria itu memeriksa kamarnya.

Tapi ternyata, saudara-saudara mereka begitu licik dan tidak membiarkan Jeongyeon masuk sendirian ke kamar momo dan sana tanpa adanya pengawasan dari mereka bertiga.

Jihyo, mina serta tzuyu tentu tahu apa yang mungkin dilakukan kakak mesumnya itu pada jeongyeon dan mereka tidak akan membiarkan semua itu terjadi.

"Kalian pasti sudah merencanakan semua ini kan?" dengus sana merasa begitu geram pada ketiga adiknya.

"Kalian pasti sudah bekerja sama untuk menggagalkan rencana kami!" tambah momo menggertakan giginya.

Jihyo, mina dan tzuyu hanya diam bahkan enggan menjawab tuduhan dari sana dan momo. Mereka lebih memilih membantu jeongyeon yang sedang sibuk memeriksa kamar sana.

"Apa oppa menemukan sesuatu?" tzuyu memilih untuk mendekati jeongyeon.

"Tidak...ini sama saja dengan kamar yang lainnya..." jeongyeon menghela napas lelahnya, awalnya dia berpikir akan menemukan sesuatu atau petunjuk dan file penting itu, tapi hasilnya tetap nihil sama saja seperti kamar nayeon, momo, jihyo dan tzuyu.

"Apa kau yakin?" tanya mina sambil mengelilingi kamar sana.

"Ya, aku yakin..." jeongyeon mengambil petanya dan ikut mencoret kamar sana dan juga momo.

Jeongyeon lalu membereskan semua alat-alatnya dan memasukan ke dalam ranselnya. Sana dan momo hanya bisa menggerutu dalam hati karena lagi-lagi rencana mereka kembali gagal.

"Ini sudah sore dan aku harus kembali ke pos ku. Aku permisi dulu, nona..." pamit jeongyeon mengambil ranselnya dan keluar dari kamar sana.

"Aku akan membalas kalian!" gerutu momo pada adik-adiknya setelah melihat jeongyeon menutup pintu.

"Dan terutama untukmu mina!" tambah sana ketika mengingat kalau hanya kamar mina yang belum diperiksa oleh jeongyeon.

"Aku sangat menunggunya, unnie..." mina berkata begitu santai sebelum pergi keluar dari kamar sana.

"Sebaiknya kalian juga keluar dari kamarku!" bentak sana yang sudah sangat emosi menghadapi adik-adiknya.

"Sabar, sana unnie..." jihyo terkekeh menang dan memberi ciuman terbang untuk sana.

"Awas saja! Aku pasti akan menjadikan jeongyeon menjadi milikku!" batin sana merencanakan sesuatu.
.
.
.
.
.

Pukul 01.42 am

Jeongyeon kembali berjalan ke dalam mansion setelah menyelesaikan kegiatan rutinnya, dia lalu memutuskan untuk duduk di sofa.

Dia menutup matanya dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa.

Jeongyeon memutuskan untuk istirahat sebentar sebelum kembali bertugas. Tapi tidak lama setelah tertidur dia terganggu oleh suara langkah kaki yang bergema di tangga.

Jeongyeon reflek berdiri sambil mengangkat senjatanya. Dia bernapas lega saat melihat sana sedang berdiri di ruang tamu sambil menatapnya.

"Maaf, nona..." jeongyeon merapikan baju dan rambutnya sebelum kembali duduk di sofa.

"Apa aku mengganggu tidurmu?" tanya sana berjalan ke dapur.

"Tidak juga..."

Jeongyeon memutuskan untuk mengambil tasnya lalu mengeluarkan alat-alatnya dan meletakannya di atas meja yang berada di depannya.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang