Chapter 21

465 84 40
                                    

Pukul 06.00 am

Perlahan jeongyeon mulai bangkit dari tempat tidurnya, setelah mendapat waktu tidur dan istirahat yang cukup hingga membuat tenaganya kembali lagi.

Mereka baru saja mendapat bantuan pasukan dari pusat markasnya. Jeongyeon langsung membagi beberapa tim yang berjaga, sehingga tim yang lainnya juga bisa istirahat untuk mengembalikan tenaga mereka.

Setelah keluar dari kamar mandi, jeongyeon melihat lukanya dicermin dan memakai t-shirt hitamnya sebelum keluar dari kamarnya.

Dia menyusuri lorong menuju ruang tamu, di tengah jalan jeongyeon bisa mencium aroma makanan di udara.

Dia ingin tahu siapa yang akan memasak sepagi ini. Itu tidak mungkin nyonya Park, karena wanita itu sudah kembali berangkat ke Jepang malam tadi.

Saat jeongyeon sampai di dapur, dia bisa melihat sosok familiar sedang melompat-lompat di dapur sambil mengaduk penggorengan.

Dia bersenandung mengikuti musik yang diputar ponselnya. Gadis itu akhirnya berbalik dan kaget saat melihat jeongyeon sedang berdiri di belakangnya.

"Jeongyeon!" dia begerak kegirangan.

Gadis itu menjatuhkan segalanya dan berjalan ke arah jeongyeon dengan kecepatan tinggi. Dia hampir saja menjatuhkan jeongyeon saat dia memeluknya dalam pelukan beruang.

"Oh jeongyeon yang tampan, aku sangat senang kau akhirnya bangun..." katanya.

Jeongyeon menahan napas saat rasa sakit dibahunya meningkat karena pelukan itu. Gadis itu sepertinya menyadari jeongyeon kesakitan karena dia dengan cepat melepaskannya.

"Maafkan aku, jeongyeon. Seharusnya aku lebih berhati-hati lagi..." ucapnya dengan wajah khawatir.

Jeongyeon tercengang dengan perubahan sikap drastis gadis itu kepadanya.

Gadis itu adalah orang yang paling tidak peduli dan tidak tertarik padanya selamanya ini, tapi sekarang dia malah berani memeluk bahkan menggombalinya.

"Tidak apa-apa, nona jihyo. Aku pernah mendapat yang lebih buruk dari luka ini..."ucap jeongyeon meyakinkannya.

"Kau pasti lapar kan? Ayo duduk di sini..."jihyo menarik tangan jeongyeon dan membawanya ke meja makan.

"Nona aku...".

"Tetap di sini! Aku sedang memasak sarapan. Aku membuat cukup untuk kita berdua. Aku akan menyelesaikannya dan kau harus memakannya..."potong jihyo sebelum jeongyeon bisa menyelesaikan kalimatnya.

Jihyo segera berlari ke dapur, jeongyeon berbalik sehingga dia bisa melihat sekilas apa yang dilakukan gadis itu.

Jihyo tampak bahagia berdiri di dapur, belum lagi dia terlihat cantik dengan rambut sebahunya.

Jeongyeon berpikir, mungkin jihyo akan menjadi istri yang baik untuk suaminya nanti.

Setelah dia selesai memasak, dia datang ke meja makan dengan sepiring makanan. Itu adalah sarapan ala amerika yang seimbang dengan bacon, omelet, roti panggang segar dengan selai stroberi dan segelas jus jeruk.

Jihyo meletakan piring di atas meja lalu mengambil garpu. Dia menyendok omelet dan meletakannya di depan mulut jeongyeon.

"Ini dia...ayo buka mulutmu..."jeongyeon mengerjapkan matanya berulang kali melihat hal itu.

"Eh? T-tapi...aku bisa melakukan sendiri nona..."tolak jeongyeon dan langsung mendapat tatapan dingin dari jihyo.

"Kau menolak kebaikanku?" tanya jihyo dengan alis terangkat.

5 heart & 1 love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang