Part 19. || GESPEROS BUBAR

104 28 10
                                    

lebih baik kita mati di medan pertempuran dari pada menyerah sebelum berjuang

Didalam kamar Andre bingung menatap coretan kertas yang telah Dea buang di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam kamar Andre bingung menatap coretan kertas yang telah Dea buang di kamarnya. Dia yakin bahwa gadis itu sengaja membuangnya.

"Lurus Timur, kekanan tapi salah, setelah tenggara, belok kanan benar namun salah, KTA-K01-AG." Gumam Andre.

"Apa sih maksutnya arrgggg..." Teriak Andre menggema di seluruh penjuru kamar.

Lalu Andre berpikir mencoba menerka-nerka.

"Lurus timur, artinya Lurus kearah timur..."

"Kekanan tapi salah, artinya kekiri yang benar..."

"Belok kekanan benar namun salah, artinya jika kita belok kekanan benar tapi belum tentu benar akhirnya ke kiri..."

"KTA-K01-AG artinya apa coba?"

Andre teringat sesuatu dengan segera dia menyambar jaketnya dan berlalu keluar untuk pergi ke markas.

"Mau kemana kamu?" Tanya Rani yang tengah membaca Koran harian di ruang tamu.

"Markas." Jawab Andre acuh tanpa memperdulikan teriakan sang mama dari dalam.

Akhirnya Andre sampai di markas GESPEROS. Dan semuanya sudah berkupul di markas terbukti bahwa banyak motor yang telah terparkir di halaman.

"Gimana?" Tanya Andre ke anggota inti GESPEROS. Sedangkan anggota yang lainnya tengah sibuk dengan urusannya masing-masing.

Rigo pun menjelaskan, mulai dari dirinya mengikuti orang misterius dan geng motor Black Ciber mengejarnya yang akhirnya bertarung melawan tujuh orang anggota Black Ciber otomatis dia kalah. Bisa bayangkan satu orang melawan tujuh orang tidak etis bukan?

"Orang misterius siapa?" Tanya Andre

"Gak tau gue tadi ngikutin dia pakai mobil jadi gue gak tau jelas dia siapa masuk ke dalam hutan perbatasan Timur." Jelas Rigo

"Gue denger kalau anggota Black Ciber ngajak kerjasama dengan Mafia." Ujar Dion

"Kok lo bisa tau?" Tanya Andre heran.

"Oya gue kirim mata-mata ke sana dan gue juga denger kalau mereka ngeroyok Rigo. Makanya gue suruh anggota kita yang lain buat nolongin Rigo." Jawab Dion santai.

"Kok bisa mereka main-main sama mafia?" Tanya Lana terkejut.

"Bisa habis nih kita semua" jawab Arif takut.

Andre bingung pasalnya dia tidak ingin ada anggotanya yang meregang nyawa. Tapi jika sudah berurusan dengan mafia Andre bisa apa.

"Gue bakal bubarin GESPEROS!" Ujar Andre ragu.

Mereka semua terkejut, "APA? Lo jangan gila!" jawab Dion tak suka.

"Gue bakal bubarin agar kalian semua selamat." Jawab Andre

"Puluhan tahun geng ini udah berdiri terus lo semudah itu bubarin kita semua?" Tanya Rangga tak percaya atas keputusan leadernya.

"Lo pikir deh, dulu anggota yang udah senior merjuangin GESPEROS sampai mati-matian dan sejaya ini. Tapi sekarang lo mau bubarin?" ujar Lana sinis.

"Lo mundur cuman gara-gara geng abal-abal itu? Bahkan kemampuan mereka tak sebanding dengan kemampuan geng kita. Dan satu lagi lebih baik kita mati di medan pertempuran dari pada menyerah sebelum berjuang" Ujar Arif mode serius.

"terlalu beresiko buat kita semua berurusan dengan mafia, mereka itu gabungan organisasi pembunuh bayaran, dan pengusaha dunia gelap. Sedangkan kemampuan kita semua tak sebanding dengan mereka." Ujar Andre menjelaskan pada teman-temannya.

"Gue tau itu semua. Tapi gue gak setuju buat bubarin GESPEROS!" jawab Dion tak suka

"Lebih baik kita pikirin jalan lain" jawab Lana

Di lain kota Dea sedang membersihkan kamar Agam kembarannya. Dan dia menemukan sebuah peti kecil bawah tempat tidurnya.

Dea mengernyit bingung setelah membaca tulisan di dalam peti tersebut Ainsley Familly.

Dea berfikir Ainsley Familly? "

Bukannya Ainsley pengusaha terkaya di Amerika Serikat" Gumam Dea.

Tuk...tuk...tuk.Dea mendengar langkah kaki pasti langkah kaki Agam batinnya. Dengan segera Dea mengembalikan peti itu ketempat semula.

"Dea?" panggil Agam

"Iya agam?"

"Kamu ngapain?"

"Aku beresin kamar kamu biar gak kaya kapar pecah." Jawab Dea menggerutu kesal

"Heheh iya deh. Kak Sean kapan pulangnya ya?" Tanya Agam tiba-tiba

"Gak tau kak Sean kan disana kuliah kamu jangan ganggu kak Sean biar fokus sama kuliahnya." Tutur Dea memberi penjelasan ke Agam.

"Iya kan aku kangen sama kak Sean, aku sendirian di Bandung kamu pindah ke Jakart." Ujar Agam sedih

"Maafin Dea ya ini salah Dea pindah."

"Gak papa ini kan demi kesehatan kamu juga" sahur Agam cepat.


***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GESPEROS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang