Part 28. ll MIMPI

81 12 2
                                    

Terkadang aku lebih memilih di alam mimpi, jika di alam nyata faktanya membuatku sakit

Dea melepaskan pelukannya pada Andre dan berganti duduk menghadap kedepan dengan segala kediamannya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Dea?"

"Hm."

"Kok cuman hm sih?" ujar Andre menghadap dea tak trima dengan jawaban yang Dea berikan.

"Ya terus apa?" jawab Dea cuek.

"Sayang?"

"Haa???" kaget Dea

"huft.. di panggil jawab kek!" gerutu Andre

"HUAAAA.... LO UDAH CAIR???" teriak Dea histeris.

"Cair?" Tanya Andre tak mengerti maksut gadis itu.

"Iya lo kan kulkas enam puluh tujuh pintu yang dinginnya kayak kutub utara." Jawab Dea antusias

"Ha??" respon Andre

"udah car jadi gak dingin lagi sama gue." Ujar Dea

"lucu banget sih lo!" ujar Andre gemas mencubit kecua pipi Dea lalu mengacak-acak rambutnya.

"Ishhh... berantakan tauk!" gerutu Dea menggembungkan pipinya yang semakin membuat Andre gemas.

"Iya-iya bawel." Final Andre

"Dea mulai sekarang lo pacar gue!" ujar andre serius

"APA???" Tanya Dea yang masing cengong mendengarnya.

"Gak ada penolakan!"

"Sumpah gue gak mimpi kan?" Tanya Dea antusias menampar wajahnya sendiri

"Awssss..." ringis Dea yang terjadih ke tanah.

Menyadari itu ternyata Dea cuman bermimpi. Mendongak menghadap Andre yang tengah tertidur dengan posisi duduk.

Menyadari ada sebuah pergerakan Andre terbangun.

"Lo ngapain di bawah?" Tanya Andre

"Jatoh!" jawab Dea acuh

"Oh."

"Bantuin kek!" gerutu Dea bangun

"Iya-iya princes."

Hening,

Andre membawa gadis itu ke kantin karena sekarang sudah masuk waktu itirahat ke dua. Jadi mereka membolos di jam pelajaran pertama.

Sampai di kantin, ternyata sudah ramai murid-murid yang berbondong-bondong mengantri untuk membeli makanan.

"Itu mereka" tunjuk Dea pada para sahabatnya.

Andre mendengar itu mengangguk paham dan kembali berjalan dengan mengandeng tangan Dea membawa gadis itu ke meja para sahabatnya.

"Anjir pacaran terosss!!!" cerocos Lana

"eh emang udah jadian?" Tanya Arid menimpali

"Eh kan di gantungin kayak jemuran." Ujar Rangga

"Huahahah..." gelak tawa mereka semua.

Sontak Dea yang merasa tersindir langsung melepas genggaman tangan Andre. Namun Andre mencegahnya dan semakin mempererat genggamannya.

"Tadinya gue mau traktir tapi ogah!" ujar Dea santai lalu duduk dan Andre yang berada di sampingnya.

"Ya elah princes jangan ngambek dong! Gak deh gak lagi ngledekin." Mohon Lana

"Iya dong princes itung-itung ngerayakin kemenangan lo." Ujar Arif mengompori

"Bodoh!" tonyor dion ke kepala Arif

"Ya udah pesen sana sepuasnya." Kata Dea .

"Yeahh gratis nih." Ujar Arif girang

"Bu pesen bakso 8 porsi, es jeruk 8, kentang gorengnya 1, sama takoyakinya 1 ya bu." Ujar Lana berteriak, ibuk itu langsung mencatat pesanannya.

"kok lo pesen banyak banget sih nyet!" Tanya Rigo

"iya bener kita kan cuman bertujuh." Jawab Rangga

"Gue porsi dobel!" jawab Lana cuek

"Busett lo laper apa rakus?" Tanya Andre geleng-geleng

"memanfaatkan gratisan gak ada yang salah." Jawab Lana yang mulai menyantap pesanannya datang.

Dea terkekeh mendengar semua absurd teman-temannya.

"gimana keadaan Syifa?" Tanya Andre

"Mampus!" jawab Lana

"sukurin aja tuh nenek lampir biar aja mampus gue dari awal ketemu dia gak respek sama sekali." Ujar Rigo panjang lebar.

"Jangan terlalu benci sama orang nanti kalau jatuh cinta bisa-bisa jilat ludah sendiri." Ujar Dion

"amit-amit." Jawab Rigo dengan mengetuk tangannya dan beralih ke kepala.

"Ternyata syifa punya banyak muka." Ujar Dea

"Maksud lo?" Tanya Andre tak paham

"lo lihat aja nanti bakal kebuka sendiri kedok yang selama ini dia pasang." Ujar Dea lalu mereka semua bingung dengan perkataan Dea barusan

***

Pulang sekolah Andre berniat mengambil barangnya di rumah Dea dan memindahkannya ke markas. Dia berencana untuk sementara aktu tinggal di markas. Dan andre meminta Dion untuk mengantarnya.

Dan disinilah mereka sekarang setelah mengambil barangnya Andre berpamitan dan berterimakasih pada Dea karena telah menerimanya satu malam di rumahnya.

"Lo beneran mau tinggal di markas?" Tanya Dea

"iya makasih ya udah bantuin gue." Ujar Andre tulus

"sama-sama tapi gue gak keberatan kalau lo mau tinggal disini untuk beberapa waktu, kita kan sahabat." Kata Dea

"Gue maunya lebih." Batin Andre.

"Gak usah kok gue gak mau ada fitnah di antara kita." Ujar Andre menatap lurus bola mata Dea yang sayu. Entah perasaan Andre atau gimana namun Andre melihat ada yang berbeda semakin hari wajah Dea semakin pucat.

Namun Andre menyingkirkan pikiran buruknya itu. Mungkin karena Dea tidak memakai make up.

Dea tersenyum kembali.

"Gue pamit dulu ya?" kata Andre mengusap kepala Dea.

"kalau lo butuh apa apa hubungin gue. Kalau lo butuh bantuan hubungin gue jangan sungkan sungkan gue bakalan bantu lo semampu gue." Ujar Dea

"Thanks lo emang selalau ada buat gue." Ujar Andre tersenyum

"dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak." Ujar Dion sinis menatap mereka berdua.

Sepergina mereka Dea tersenyum tipis. Alu mengotak-atik ponselnya.

"Gue harus selesaikan masalah Andre dulu, baru gue..." batinnya

GESPEROS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang