Part 13. || JATUHNYA PESAWAT

178 37 2
                                    

Aku baru membangun duniaku namun dalam sekejap runtuh,

Jika memang dengan senyuman mampu membuat rasa khawatirmu itu berkurang, izinkan aku melakukannya

Drrrtttt... drrrttt.....

Tiba-tiba ponsel dari saku Dea berbunyi menghentikan aktifitas bercanda mereka semua. Segera Dea mengangkatnya

"Hallo kak Sean!" ujar Dea

"Hallo Dea!" terdengar ditelinga Dea bahwa suara kakaknya berbeda dari biasanya

"Kamu cepetan pulang kerumah kakak tunggu, ini Agam juga udah dirumah" ujar orang di seberang dengan suara serak

"Hah...? Kakak udah pulang? Kok gak ngabarin Dea, Agam juga pulang bukannya baru kemaren Agam ke Bandung ya?" Tanya Dea beruntun tiba-tiba perasaannya gak enak

"Pesawat yang ditumpangi mamah sama papah jatuh, semua orang yang ada di dalam pesawat itu gak ada yang selamat termasuk mereka" jelas Sean dengan terbata-bata menahan sesak didadanya dengan air mata yang terus mengalir tanpa bisa dia tahan

Deg,

Dea? Jangan tanyakan reaksi Dea saat ini. Sekejap ponsel yang ada di genggamannya jatuh ke lantai, sehingga membuat sahabat-sahabatnya bingung pasalnya Dea tidak memberitahu mereka.

"Gue cabut dulu" Ujar Dea dingin.

Saat Dea beranjak dari kursinya, tiba-tiba pergelangan tangannya di genggap Andre

"Ada apa?" Tanya Andre berusaha lembut, Karena dia yakin bahwa gadisnya saat ini tidak dalam mode baik-baik saja, dia hanya tidak ingin membuat gadisnya sedih.

"Pesawat yang ditumpangi mamah sama papah jatuh gue harus balik kerumah" Ujar Dea dingin

Sedangkan mereka semua yang mendengarnya terkejut atas berita yang barusan mereka dengar.

"Gue ikut!" Ujar Andre langsung ikut beranjak dari kursi menggandeng Dea

"Nanti kita nyusul kita mau urus ijin ke sekolah dulu" ujar Rigo yang diangguki lainnya

"Mobil gue entar lo bawa" sambil menyerahkan kunci mobil ke Rangga

"Ok lo tenang aja" jawab Rangga

Di sepanjang kolidor Andre menggandeng tangan Dea sebab itu mereka berdua menjadi pusat perhatian. Andre tidak ambil pusing yang terpenting saat ini dia berusaha menguatkan gadisnya atas cobaan yang telah diiberikan tuhan.

"Gue aja yang nyetir" ujar Andre sampai di mobil Dea

Dea tak banyak berkata, dia malas engucapkan sepatah katapun. Rasanya dunianya sekarang benar-benar runtuh dalam waktu sekejap. Dengan segera Andre melajukan mobil dengan kecepatan tinggi namun dia tetap berhati-hati.

Sesekali dia melirik ke samping tepat gadisnya termenung dengan tatapan kosong yang lurus ke depan dengan wajah datarnya. Meskipun Dea menangis Andre mengetahui jika gadisnya saat ini tengah bersedih.

Andre mencoba memegang sebelah tangan Dea, berusaha menyalurkan kekuatan melalui itu. Berharap gadisnya bisa lebih kuat, meskipun dia tau bahwa tak akan berpengaruh banyak.

Dea yang mendapatkan usapan tangan dari laki-laki yang tengah disampingnya lalu dia menoleh

"Lo harus kuat" ucap Andre yang matanya bertubrukan dengan kedua bola mata Dea

"Makasih" jawab Dea tulus lalu tersenyum

"Gue tau senyum yang selama ini lo tunjukin ke semua orang adalah senyum palsu. Pliss jangan kasih lihat gue senyum palsu lo itu" ujar Andre dalam hati, karena dia belum berani mengungkapkannya.

GESPEROS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang