Part 34. || MENINGGAL?

110 10 31
                                        

Aku baru menemukan kebahagiaanku tetapi mengapa tuhan secepat itu mengambilnya

Andre sejak kemarin menunggu kesadaran Dea, bahkan ia rela membolos sekolah hanya untuk menemi gadisnya sampai sadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andre sejak kemarin menunggu kesadaran Dea, bahkan ia rela membolos sekolah hanya untuk menemi gadisnya sampai sadar. Dan sampai sekarang Andre belum makan sama sekali.

Orang tua, kaka Deatha sudah menyuruh Andre untuk pulang. Namun karena keegoisannya Andre tetap bersikukuh ingin berada di samping gadisnya.

Deatha tersenyum hangat menatap mata sembab Andre. Dan ia mencoba bangkit dari tidurnya.

"Tetaplah diam!" Ujar Andre sambil membantu duduk bersandar.

"Kenapa kamu lihatin aku gitu aku jelek ya?" Tanya Deatha memasang tampang cemberut.

"Ehh... sekarang udah aku kamu nih ya?" goda Andre

"Gak boleh ya?" Tanya Deatha dengan kedua alis terangkat.

"Boleh kok. Aku boleh kan panggil kamu Atha kayak keluarga kamu panggil kamu." Tanya Andre hati-hati.

"Hmm boleh kan kamu akan jadi keluarga aku juga." Ujar Deatha terkekeh

Andre yang melihat itu terkekeh gemas sendiri. Disituasi bahkan kondisi sekarang Deatha masih bisa menggodanya, memperlihatkan bahwa dia memang baik-baik saja.

"Uhukk... uhuk." Atha terbatuk sembari menutup mulutnya.

"Minum," Ujar Andre menyodorkan air minum.

Namun saat Atha melepaskan tangannya yang menutupi mulutnya, tangannya di penuhi darah segar. Sehingga membuat jantung Andre berdetak tak karuan.

"Aku akan panggil dokter Renata!." Ujar Andre panic hendak pergi namun pergelangan tangannya di cekal Deatha.

"Aku baik-baik saja." Ujar Atha tersenyum manis sambil mengusap darah yang masih menempel di mulutnya menggunakan tisu.

"Ambilin obat yang ada di nakas." Ujar Atha. Dengan cepat Andre mengambil obat itu dan langsung diminum oleh Atha.

"aku ingin pulang." Ujar Atha tiba-tiba.

"Gak bisa, kamu masih sakit gini." Tolakku dengan harus.

"Gak apa-apa aku ingin menghabiskan waktuku dirumah dengan mommy, daddy, Kak Sean, Agam, Kamu dan yang lainnya. Aku gak ingin kehilangan momen dimana aku sudah mendapatkan semua kebahagiaanku dan keluarga utuhku.

Atha mencengkeram tanganku erat memohon dengan sorot mata sendu.

"Deatha bawa pulang saja turuti kemauannya saya sudah pesankan Taxi online." Ujar dokter Renata yang tiba-tiba datang.

Menurut Andre ini sangat aneh ia tau jika kondisi Deatha masih belum bisa dikatakan baik-baik saja. Namun apa ini? Mengapa dokter Renata mengijinkannya pulang?

"Plis bawa aku pulang, aku ingin bertemu mommy." Ujar Deatha memohon sampai menangis.

Dea sendiri tidak tahu, hatinya terasa sakit dadanya begitu sesak memikirkan mommynya.

"Pasti mommy di rumah udah nunggu Atha pulang." Ujar Atha I dalam Taxi bersama Andre yang sudah berjalan pulang.

"Iya mommy pasti seneng lihat Atha udah pulang." Ujar Andre tersenyum mengelus puncak kepala Atha.

Tetapi kenapa perasaan Andre terbalik. Mengapa detak jantungnya berpacu begit cepat? Sebenarnya ada apa ini? Batinnya bertanya-tanya.

Setelah perjalanan selama kurang lebih tiga puluh menit akhirnya sampai di pekarangan rumah Atha. Namun mengapa banyak mobil dan motor yang terparkir disana? Mengapa ada bendera kuning di depan rumahnya Atha?

Andre membukakan pintu mobil taxi Atha membantunya berjalan keluar dengan pelan. Namun semua pasang mata mengarah pada Deatha. Dengan tatapan yang sulit di artikan. Bahkan semua pakaian orang yang menatapnya berwarna hitam?

"Tidak ini tidak mungkin." Ujar bergumam yang mampu di dengar Andre.

" Ujar bergumam yang mampu di dengar Andre

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GESPEROS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang