Part 26. ll TOILET

98 13 2
                                    

Kalian terlalu percaya bahwa aku baik-baik saja, saat tawaku paling keras di antara kalian

Dea memilih memisahkan diri dari yang lainnya, gadis itu berniat untuk ke kamar mandi menuntaskan hasrat yang tengah di tahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dea memilih memisahkan diri dari yang lainnya, gadis itu berniat untuk ke kamar mandi menuntaskan hasrat yang tengah di tahannya.

Dea melihat penampilannya di cermin, bibirnya pucat dan matanya memerah sembab menahan sakit.

"Uhuk... uhuk..."

Cairan merah pekat keluar dari mulutnya, Dea berusaha menutup mulutnya agar tidak keluar banyak darah. Namun yang terjadi malah sebaliknya, darah yang keluar semakin banyak dan darah juga keluar dari rongga hidungnya.

Dea saat ini ingin muntah karena darah yang sangat terasa di lidahnya, tetapi setiap muntah darah yang keluar terus bertambah banyak membuatnya semakin membuatnya mual.

Gadis itu menyalakan kran wastafel dan membasuh mulutnya berkali-kali berkumur sampai benar-benar bersih dari darah.

Dea merogoh sakunya mengambil sebuah obat warna warni. Tanpa menggunakan air minum dia langsung memasukkan beberapa obat itu kedalam mulutnya dengan tangan gemetar.

Kedua tangannya berpegangan pada tembok toilet, Dea memejamkan matanya sambil duduk di lantai menikmati rasa sakit yang perlahan menghilang, walaupun hilang untuk sementara setidaknya dia merasa lega.

Gadis itu membuka matanya lalu berdiri melihat pantulan dirinya di cermin. Sungguh dirinya sudah seperti mayat hidup. Dengan rambut acak-acakan, muka pucat pasi, dengan sisa darah yang masih menetes di dagunya.

Segera mungkin Dea membasuh mukanya agar terlihat seperti semula, setelah itu Dea membenarkan letak rambutnya dan menggunakan liptin agar bibirnya tidak terlihat pucat, dan terlihat lebih segar.

"Huh...huh." Dea menghela nafasnya lalu menyiram darahnya yang masih menetes dilantai sampai bersih agar tak seorangpun curiga padanya.

Dea menyemprotkan sedikit minyak wangi ke tubuhnya untuk menghilangkan bau amis darah. Tak lupa memakan permen yang telah di bawanya kemanapun untuk menyamarkan bau anyir di mulut serta nafasnya.

"Beri aku sedikit waktu lagi ya allah..." Lirih Dea menatap sendu bayangannya.

Setelah semuanya siap, gadis itu memasang kembali senyum manisnya dan keluar dari toilet seperti tak terjadi apapun.

Sampai-sampai Dea tak menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikannya sejak tadi. Dea yang tidak menutup pintunya sehingga dia bisa dengan jelas melihatnya.

"Dasar cewek sok kuat" kemudian dia melenggang pergi menjauhi toilet. Dia adalah Tesa kekasih Dion yang memiliki sifat cuek dengan sekitar kecuali pada orang-orang terdekatnya. Lagian dia tidak mengenal Dea, hanya sekedar tau.

***

Andre dan yang lainnya membolos dan sekarang berada di rooftop karena mood mereka buruk gara-gara kejadian tadi.

"Bos gue denger hari ini Syifa masuk sekolah" celetuk Arif tiba-tiba.

Andre terdiam, dia tidak tau kalau Syifa bersekolah disini. Karena memang dia memutuskan hubungannya dengan keluarga itu.

"Kok lo diem, Lo baru tau?" tebak Dion tepat sasaran.

"Gue udah gak ada urusan lagi sama mereka." Jawab Andre

"Maksud lo?" Tanya mereka semua serempak

"Gue di usir nyokap" Kata Andre singkat.

Ucapan Andre membuat mereka semua terkejut.

"Kok bisa?" Tanya Rigo

Akhirnya Andre menceritakan semuanya tak terlewatkan sedikitpun, tentang kelakuan Syifa selama ini dan perubahan yang terjadi pada mamanya.

mereka semua beradu pandang tak percaya pasalnya tante Rani sangat menyayangi anak semata wayangnya ini. Tetapi dia rela mengusir anak kandungnya demi anak pungut?

"Terus sekarang lo tinggal dimana?" Tanya Dion

"Di rumah Dea."

"WHAT RUMAH DEA???" teriak mereka serempak

"Buset lo tinggal berdua di rumah Dea? Wah gak bener nih!" celetuk Rangga

"Bener lebih baik lo tinggal di rumah salah satu dari kita aja." Ujar Dion menanggapi

"Gue gak cuma berdua. Ada banyak disana ada pembantu, satpam, tukang kebun." Jawab Andre

"Tapi..." ujar Rigo terpotong.

"Niatnya gue emang mau tinggal di apartemen gue tapi gue di paksa Dea." Ujar Andre mencoba menjelaskan.

"KAK...KAK...KAK!" teriak seorang adik kelas laki-laki berlari menuju mereka.

"Apa?" Tanya Rigo

"Itu kak.. Dea la-lagi berantem sama a-nak baru di lapangan!" katanya ngos-ngosan.

Mereka semua terkejut. Dan segera berlari kebawah meninggalkan laki-laki itu sendirian.

 Dan segera berlari kebawah meninggalkan laki-laki itu sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GESPEROS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang