"Lo dimana?" itu adalah pertanyaan pertama yang Taehyun dengar setelah mengangkat teleponnya.
"rumah Kak Yeonjun"
"Yakin rumah Kak Yeonjun? Bukan dirumah Chaeryeong? Haha"
"Beomgyu, stop. Kita baru baikan 3 hari, jangan mulai"
"Gue gak bakal mulai, kalau lo juga gak mulai, gue begini karena ada pemicunya"
"Gyu, bahasanya kasar, pakai lo-gue. Aku salah apa lagi?"
"Coba lo liat sendiri deh akun sosmed lo, di tag tuh sama yang ngaku pacar lo, haha, have fun ya, kita putus aja"
"Beom-"
Tut!
Telefon Beomgyu matikan sepihak, pusing, kepalanya mau pecah.
Tidak, ini bukan hal yang baru. Bertengkar dengan Taehyun itu sudah menjadi rutinitas yang dia jalani, mungkin hebat jika dalam 2 minggu mereka tidak mempermasalahkan sesuatu.
Taehyun itu terlalu overprotective, egois, dan cemburuan. Sedangkan Beomgyu mudah marah, mudah terpancing emosi. Sama saja sih, keduanya sama-sama menyebalkan.
Lebih baik dia menyusul Soobin dicafe dekat kampus.
.
.
.
"Gue putus sama Taehyun" ucap Beomgyu saat keduanya sedang makan pasta.
"Paling nanti sore balikan" jawab Soobin, sudah tidak kaget.
"Tapi Taehyun belum nelfon, udah 1 jam"
"Baru 1 jam Beomgyu, dia hari ini sama Yeonjun lagi ngerjain proyek kelompok"
"Oh, beneran sama Kak Yeonjun?" "Iya, lo putus kali ini karena apa?" tanya Soobin, membuat Beomgyu mengutak-atik ponselnya.
