Beomgyu menoleh sekitar saat turun dari mobil, mereka tiba didaerah yang jarang dilewati banyak kendaraan.
Dan jika ada, mungkin orang-orang yang tinggal disekitar, atau para pelanggan butik dan salon disebrang sana.
"Rumah lo?" Tanya Beomgyu pada Kai.
"Iya"
"Itu salon yang Taehyun datengin?"
"Iya"
"Ngapain kesini? Mau ambil barang?" Tanya Beomgyu lagi.
Hueningkai menggidikan bahu, dan mengajak Beomgyu masuk.
Rumah Hueningkai tidak sebesar rumah Taehyun, tapi lumayan luas dengan dua tingkat. Interior rumahnya dominan putih dan abu-abu, semua minimalis dan memberi kesan mewah.
Ah, bukan kesan mewah, tapi memang mewah. Beomgyu pernah melihat sofa yang ada diruang TV Hueningkai. Dia pernah berniat membeli sofa abu-abu ini, namun karena harganya diatas 8 juta, dia mengurungkan niat karena gengsi meminta uang lebih pada Papa. Kan ceritanya dia ingin hidup mandiri.
"Tinggal sendiri?" Tanya Beomgyu.
"Ngga kok, bertiga. Sama adek, sama kakak perempuan gue"
"Orangtua kemana?"
"Cerai, bokap sama nyokap nikah lagi, jadi biar adil kita tinggal bertiga, gak ikut siapa-siapa. Tergantung mood aja mau main kerumah siapa" jelasnya, ah, Beomgyu jadi kurang enak karena sudah bertanya.
"Gausah minta maaf, gapapa" celetuk Hueningkai tiba-tiba, padahal Beomgyu baru ingin membuka mulutnya.
"Kakak sama adek lo mana?" Tanya Beomgyu lagi.
"Lagi pulang kerumah nyokap, udah 5 hari. Paling mereka sebulan atau dua bulan disana, beda kota soalnya" jelas Kai lagi, dan kali ini Beomgyu hanya mengangguk.
"Kita kenapa kesini btw?" Beomgyu sempat lupa ingin menanyakan hal ini.
"Katanya gak mau pulang? Kerumah gue aja. Lagian lagi gak ada orang, kalo lo pesan hotel bakal gampang dicari, disini hotel kan gak banyak. Paling cuma ada 20, orang banyak duit kaya Taehyun tinggal bayar juga dapet info" jelasnya lagi.
Ah, benar juga. Kenapa Kai bisa berfikir dengan cepat begitu?
Mereka berjalan, terus kedepan. Rumah ini lumayan panjang, hingga akhirnya sampai diujung lorong. Dan berhenti pada sebuah pintu putih yang banyak ditempel stiker lucu warna-warni, mungkin saudara perempuannya yang menempel? ada juga tanda dilarang masuk.
"Masuk aja, kamar gue bersih kok" ucap Kai saat membuka pintu kamarnya.
"Uwah... jadi pake ruangan ini lo jadi stalker" Beomgyu hanya bisa terkejut, kamar ini seperti kamar idaman.
Lampunya tidak terlalu terang jadi tidak menyakiti mata, dan dipojok kiri kamar terdapat banyak peralatan elektronik. Seperti komputer dengan 3 layar, enak sekali untuk bermain game. Ada laptop yang biasa Hueningkai bawa, juga ada PS4, PS5, VR, oh, dan keyboard music juga.
*Kira-kira gini deh visualnya, cuma lebih luas lagi.
Dan jangan lupakan 1 hal, kasurnya besar! Ternyata kamar Hueningkai luas sekali. Mungkin karena ini satu-satunya kamar dilantai 1.
"Lo mau tidur diatas, atau dibawah?" Hueningkai menarik kasur bawahnya, tipe kasur sorong.
"Gue fikir lo bakal ngajak sekasur berdua-" godanya, kemudian Beomgyu berbaring dikasur bawah.
"-Gue suka yang ngga terlalu tinggi" sambungnya.
"Oke, kalau lo mau mandi, itu handuk dilemari banyak yang masih baru. Pake toilet yang dalem kamar aja, kalo toilet luar gak ada showernya. Terus soal baju, lo pake baju lama gue aja, kayaknya pas sama ukuran lo" jelas Hueningkai, Beomgyu mengangguk.
.
.
.
Memang, jika sedang banyak pikiran, mandi dibawah shower sangat menyegarkan. Kak Taehyung sudah 2 hari tidak memberi kabar, kemana dia? Terakhir bertemu juga saat mereka makan bersama. Apa dia sibuk? Tapi biasanya dia akan sempat bertanya soal menu makanan Beomgyu hari ini. HP Beomgyu juga rusak, jadi dia tidak tahu apa Kak Taehyung sudah menghubunginya.
Beomgyu selesai dengan mandinya, dia meminjam kaos hitam dan celana tidur merah milik Hueningkai, katanya ini sudah kekecilan, tapi bagi Beomgyu justru kebesaran.
"Oi, kaga ada yang lebih kecil? Celananya kedodoran" ucapnya pada Kai yang sibuk dengan komputernya, dia menggunakan kacamata ternyata.
"Kagak, itu paling kecil, mau gue pinjemin baju adek gue?"
"Tolol" Beomgyu langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur Hueningkai, aromanya persis Hueningkai, bagaimana cara Beomgyu mendeskripsikannya? Apa kalian tahu aroma khusus milik seseorang? Begitulah intinya.
"Hei, mata lo berair" ucap Hueningkai.
"Ah, iya, kenapa ya? Kok gue nangis?" Beomgyu menyeka matanya, sampai sedikit merah karena air matanya sulit berhenti.
"Jangan dikucek" Hueningkai memegang tangan Beomgyu agar berhenti menggosok matanya.
Tangan Beomgyu bergetar.
"Lo cinta banget ya sama Taehyun?" Tanya Hueningkai.
Hal itu membuat Beomgyu mengangguk dengan bibir yang melengkung kebawah, dia menangis lagi.
"Lo tuh udah bego, cengeng juga ya" kesal Hueningkai, namun yang ada Beomgyu semakin berisik sambil berbaring disana.
Dia menghela nafas, ikut berbaring disebelah Beomgyu, kemudian memeluknya, tidak lupa memberi sedikit puk-puk pada punggung Beomgyu.
"Iya sorry, jangan nangis. Kita makan aja" ucapnya, Hueningkai juga bingung, kenapa dia bisa selembut ini pada Beomgyu.
Apa karena dia membenci Taehyun? Kasihan? Atau karena sudah terbiasa mengurus adik dan kakak perempuannya? Ah tidak, Hueningkai tahu dengan jelas alasannya. Tubuh Beomgyu kecil walau dia tinggi, dia juga kurus, apa Beomgyu makan dengan benar seminggu ini?
"Habis makan kita beli HP baru buat lo" ucap Hueningkai.
Tiba-tiba suara tangis tidak lagi terdengar, yang ada Beomgyu sudah duduk dan menatap dengan semangat.
"Ayo makan kalau gitu, gue minta Iphone 13 boleh ya?" Ucapnya, kemudian berdiri keluar kamar.
"Buset... yang gue rusak tadi Iphone XR kan ya? Kok mintanya jauh, apa gue beliin android aja?" Gumamnya kemudian menyusul Beomgyu keluar, memang dia tahu dapur dimana?
.
.
.
Yaa... ini maksud gue perubahan alur, awalnya Hueningkai gak bakal gue jelasin sedetail ini. Tapi kayaknya dia bakal jadi karakter penting, hehew.
Yaudah segitu dulu baby♡
Jangan lupa jaga kesehatan, cuaca lagi jelek banget.Salam,
Nandy♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic | TaeGyu
FanfictionHubungan mereka toxic kata orang-orang, tapi apa boleh buat. Mereka sama-sama egois untuk saling melepaskan. Top -Tae Bott -Gyu