Suasana dikampus sangat ramai dan ribut, sebenarnya Hueningkai kurang suka. Dia lebih memilih berdiam dirumah dan mendengar celotehan Beomgyu yang tidak akan ada habisnya dari pagi hingga malam.
Hueningkai justru tidak mengerti, kenapa dia malah merasa senang jika Beomgyu merecok tak ada habisnya. Biasanya saja dia akan memarahi adiknya yang bernyanyi setelah makan malam.
Dia benar-benar tidak bisa fokus, suara dari luar jendela sekarang lebih menarik perhatiannya dari pada penjelasan Dosen yang rumit ini. Hueningkai memperhatikan seseorang yang terasa familiar, ah, itu Yeonjun, lengkap dengan Choi Soobin tentu saja. Choi Yeonjun terlihat seperti sedang gelisah, dan meninggalkan Choi Soobin duluan.
Yaa tidak perlu dia ambil pusing, karena sekarang dia hanya harus fokus membantu Beomgyu sekarang.
.
.
.
Kelas sudah berakhir, hari sudah sore. Tenaga Hueningkai rasanya sudah benar-benar habis.
"Ah, Beomgyu udah makan apa belum ya?" Gumamnya sambil mengeluarkan ponsel.
Saat sudah 5 menit berlalu, Hueningkai hampir saja menelepon, namun Beomgyu langsung menjawab.
Hueningkai menggelengkan kepala, belakangan ini Beomgyu tidak mau membuat makanan sendiri atau memesan secara online.
Hueningkai tidak masalah sih, toh dia juga memang sering memasak untuk Adik dan Kakaknya.
"Ah, beli nugget deh sekalian" ucapnya sambil menghidupkan mobil. Belum saja mobil hidup, tiba-tiba fokus Hueningkai terbagi saat mendengar suara seseorang dari luar.
"Serius Binbin! Aku kemarin liat Beomgyu keluar dari cafe, lumayan jauh dari sini. Awalnya aku ga berani bilang karena belum pasti, tapi itu beneran Beomgyu. Aku habis cek cctv cafenya, makanya aku tiba-tiba pergi" suara Yeonjun yang sedang menelepon Soobin terdengar dengan jelas ditelinga Hueningkai.
"Iya, ini mah pasti ada yang bantuin dia. Temen Beomgyu siapa sih? Kemarin aku liat dia sama Kak Taehyung. Kerumahnya? Sekarang?? Buset, iya-iyaaa, otw sayang, ini aku pulang, duhh, Beomgyu ini repotin banget, kalo ketemu aku tampar 5x"
Yeonjun berlari menuju motornya saat telepon sudah mati, Hueningkai memijat pelipisnya, hanya 1x saja dia membiarkan Beomgyu berkeliaran sendirian, langsung tertangkap seperti ini?
"Apa gue suruh dia pake wig sama masker ya tiap keluar pintu rumah 1 langkah" tiba-tiba Hueningkai merasa kesal, rasanya seperti Beomgyu akan segera direbut. Kenapa juga dia kesal seperti ini? Ah tidak tahu lah.
Hueningkai mengebut, hingga lupa kalau dia ingin mampir membeli nugget di minimarket.
.
.
.
***
Beomgyu sedang mencoba memainkan PS4 milik Hueningkai saat tiba-tiba pemiliknya datang dan menggebrak meja dikamarnya.
"Bangsat!" Umpat Hueningkai, hal itu membuat Beomgyu terkejut hingga reflek mematikan PS4nya dan berdiri menjauh.
"Gue gatau kalau itu gaboleh dimainin, ya emang sih, check pointnya udah jauh jadi harusnya lo yang mainin-"
"Lo ketahuan" ucap Hueningkai memotong pembicaraan.
"Hah?"
"Lo ketahuan! Choi Yeonjun liat sendiri lo sama Kim Taehyung ketemuan. Lo gabisa pilih tempat apa gimana?!" Bentak Hueningkai, lagi-lagi Beomgyu dibuat kaget, Hueningkai tidak pernah marah padanya.
Dia langsung menunduk, meremat ujung pakaiannya.
"Maaf..." ucapnya.
Hueningkai mengacak rambutnya frustasi sebelum akhirnya sadar kalau Beomgyu sedang takut.
"Gue yang harusnya minta maaf, gue panik, sorry" Hueningkai dengan cepat memeluk Beomgyu, dia mengusap kepalanya hingga tiba-tiba Hueningkai dapat mendengar isakan.
"Hiks... aduh, gue sebenernya gamau nangis, hic. Gamau sebenernya, tapi ternyata, hiks... gue gakuat. Gue pusing, gue bingung sama keadaan gue sendiri, gue- gue banyak repotin lo. Hiks, banyak banget" mendengar hal itu membuat Hueningkai mendekapnya semakin erat.
"Sama sekali ga repotin, nangis aja yang kenceng kalau itu bisa buat lo lega, walau sebenernya gue gamau denger lo nangis. Lo lebih cocok sama sifat cerewet lo itu soalnya"
"Kai- hiks... gue ini sendirian. Ayah gue cuma ngurus kebutuhan finansial, hubungan kita emang serenggang itu. Hiks... makanya gue bergantung sama Taehyun. Awalnya gue ngerasa gue gak pantes buat dapetin kasih sayang dari dia, hiks... tapi dia bisa yakinin gue. Makanya gue bingung, kalau bukan sama Taehyun, gue sama siapa? Gue gak paham, kenapa harus cheating? Apa, hiks... apa akhirnya dia sadar kalau gue gapantes buat dikasi cinta? Mama juga dulu cheating, makanya pas cerai Papa gak berusaha cari gue, dan gue hanya bisa repotin Mama sampai Mama meninggal"
Selama ini Beomgyu menahan perasaannya, berusaha untuk tetap tersenyum, karena menangis dan memohon pada Taehyun pun tidak mempan. Tapi sepertinya Beomgyu tidak bisa seperti itu terus, rasanya hanya semakin sakit.
Sementara Hueningkai hanya bisa terus memeluk Beomgyu dengan erat, selama ini Beomgyu tidak pernah bercerita sambil menangis, dia terlihat seperti menganggap semuanya enteng. Tapi kali ini dia menangis, tidak terlalu berisik, namun dia menangis lama sekali.
Ternyata Beomgyu lebih rapuh dari yang Hueningkai kira, dia bahkan lebih rapuh dari kaca. Beomgyu seperti sayap kupu-kupu, halus dan mudah rusak.
Tangan Hueningkai terus memeluk Beomgyu seperti tidak akan melepaskannya, Hueningkai ingin seperti ini terus, menjaga Beomgyu selama yang dia bisa.
.
.
.
Yang oleng, yang oleng. Silahkan pilih dan tumpangi kapal kalian sesuai kepercayaan masing-masing.
Walau nasib kapalmu berada ditanganku, WAHAHAHAHAHAH.
xixi, segitu dulu dech. Gue mau siap-siap dulu, mau jadi anime biar dinotis Soobin.
Salam,
Nandy ♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic | TaeGyu
FanfictionHubungan mereka toxic kata orang-orang, tapi apa boleh buat. Mereka sama-sama egois untuk saling melepaskan. Top -Tae Bott -Gyu