Beomgyu mengerjapkan matanya. Cahaya matahari menerobos masuk dari kaca jendelanya yang semalam lupa dia tutupi dengan tirai, dia ceroboh. Ah, lebih tepatnya karena sudah tidak mood melakukan apa-apa setelah bertengkar dengan Taehyun kemarin.
"Aahh anjing, pusing banget, udah pagi lagi aja" gumamnya sambil berdiri dari kasur, dan keluar dari kamar.
Beomgyu bersiap, dia harus kuliah.
.
.
"Oi bro!" sapa Soobin pada Beomgyu, yang baru saja memasuki kampus sambil merangkulnya.
"Beomgyu? Muka lo pucet banget? Anemianya kambuh ya? Udah minum obat belum?" tanya Soobin saat menyadari wajah Beomgyu lebih pucat dari biasanya.
Beomgyu menggeleng membalas Soobin.
"Belum Bang, obatnya habis. Gue kesiangan jadi belum sempet mampir beli" sahutnya, membuat Soobin semakin khawatir.
Beomgyu ini sudah dia anggap seperti adik sendiri.
"Gue bawa, masih kebiasaan bawa beginian karna lo dulu parah banget" Soobin membongkar tas hitam besarnya, dan merogoh bagian kecil didalam sana yang berisi beberapa jenis obat yang biasa dia bawa.
Obat biasa, seperti paracetamol, obat sakit kepala, obat sakit gigi, dan lain-lain.
"Nih minum, ada air putih gak? Nih minum punya gue aja udah, sama nih gue punya roti, lo kayaknya belum sarapan" ucap Soobin sambil menyerahkan obat, air dan roti sekaligus pada Beomgyu.
"Buset satu-satu, pusing gue liatnya" ucap Beomgyu.
"lo pusing karna sakit, bukan karna liat roti sama obat. Makan" tegas Soobin dan Beomgyu mengangguk.
Soobin itu kalau sudah begini jangan dilawan, seram. Lebih baik diam dan menurut saja, agar tidak berabe urusannya.
"Iya makan iya"
"Duduk sini dulu" Soobin menarik tangan Beomgyu untuk duduk dikursi terdekat.
"Binbin!" Sapa Yeonjun dari belakang sambil memeluknya, membuat Soobin kaget.
"Astaga sayang, jangan ngagetin gitu, kalau pacarmu mati jantungan nanti kamu jomblo"
"Loh? Aku kan tinggal cari pacar baru?" jawab Yeonjun membuat Soobin menatapnya tak percaya.
"Kamu mau duain aku??"
"Loh? Kan ceritanya kamu mati, ya ngga dong?"
Beomgyu yang menyaksikan pertengakaran bodoh pasangan bucin didepannya ini jadi semakin pusing, bisa tidak kalian bucinnya pindah tempat?
"Ayo Bin, kelasnya mau mulai" ajak Yeonjun.
"Loh, kalian berdua kelas pagi juga?" tanya Beomgyu membuat keduanya mengangguk.
"Dosen gue rese, harusnya sih nanti sore, tapi dia minta ganti jadi pagi" jawab Soobin.
"Ih Binbin Ayo!" paksa Yeonjun sambil menggandeng tangan Soobin untuk segera pergi.
"Iyaa sayang, iya. EH GYU! JANGAN LUPA DIMAKAN!" teriak Soobin sebelum akhirnya pergi.
"Iyee! Makasih!" jawabnya, Beomgyu dapat melihat bagaimana Yeonjun menoleh padanya kemudian mencebik kesal.
Hal itu tak Beomgyu gubris, paling dia sedang kesal. Karena sejak tadi buru-buru sekali.
Ah tapi kalau dipikir-pikir, Soobin dan Yeonjun itu menempel sekali jika mereka sedang main bertiga. Baguslah, berarti hubungan mereka baik.
Tidak seperti... Ah sudahlah, Beomgyu malas.
Ddrrttt! Ddrrtt! Drrtt!
HP Beomgyu berdering, tidak usah ditanya siapa yang menelfonnya, karena dari nadanya sudah berbeda. Taehyun.
"Apa?" jawabnya dengan nada dingin.
"Aku ke kost mu, gada orang"
"Aku pergi, ya gaada orang, bego kah?" jawabnya kesal.
"Jangan marah, sorry. Kamu dimana? Biar aku susul" tanya Taehyun membuat Beomgyu bingung, kemana lagi dia sepagi ini kalau tidak kuliah? Mereka kuliah diuniv yang sama. Pertanyaan yang tidak penting menurutnya, hari ini moodnya tidak baik, dia pusing.
"Kamu itu udah kukasi jadwal kuliah ku, udah kususun cantik-cantik biar kamu gak susah bacanya. Udah hampir 1 semester kamu gak hafal, terserah lah"
"Astagaa, sekarang kamu mau permasalahin jadwal kuliah? Iya? Kamu itu emang gak niat baikan apa gimana?"
"Iya! Gak niat! Dah sana kamu- Aw!"
Prak!
Bahu Beomgyu ditabrak seseorang dari kanan, cukup keras.
Hingga Hp Beomgyu jatuh, lumayan keras karena layarnya duluan yang menyentuh lantai. Oke, dari bunyinya yang terdengar garing, sepertinya Beomgyu harus ganti layar HP.
"waah anjing, HP gue mati" keluhnya saat mengambil Handphonenya yang tergeletak.
"Sorry Gyu, sorry banget, gue gak sengaja" ucap seseorang yang lebih tinggi dan menabraknya barusan.
"Oh Kai? Gapapa-gapapa, nanti juga idup sendiri"
Iya, ini Hueningkai, teman 1 jurusan Beomgyu yang selalu Taehyun sebut namanya jika bertengkar.
"Seriusan gapapa? Itu kayaknya rusak banget deh, ayo buat gue beliin yang baru aja" tawar Hueningkai membuat Beomgyu kaget.
"Oke-oke, gue paham lo anak orang kaya, TAPI GAK GITU. Seriusan gapapa, biar gue sendiri yang ganti" tolak Beomgyu.
"jangan gitu Gyu, gue yang gaenak"
"Kalau lo ganti malah jadi gue yang gak enak, gue yang ga hati-hati soalnya" tolak Beomgyu sekali lagi.
Hueningkai hanya mengangguk, paham betul akan sifat Beomgyu yang sedikit keras kepala.
"Lain kali bakal gue traktir sesuatu gimana? Itung-itung permintaan maaf gue, gue juga salah soalnya"
"Boleh aja kalau begitu mah, ntar lo chat aja gue, oke?"
Hueningkai mengangguk, ya lagipula dia dan Beomgyu tidak sedekat itu untuk bercanda lebih lanjut. Mereka hanya teman satu jurusan, tidak lebih.
Beomgyu pamit, berjalan lebih dulu untuk mampir ke toilet.
"Ah... Telepon Taehyun tadi ga selesai, ah bodolah. Kalo berantem lagi, berantem aja terus sekalian" gumam Beomgyu kemudian masuk ke toilet.
.
.
.
Sementara itu, Taehyun sedari tadi panik sendiri mendengar Beomgyu berteriak sebelum telefonnya mati.
"aaahh! Anjing, ada aja ngerepotin" ucapnya kemudian bergegas menyusul.
.
.
.
Eh... Umm... Halo, hehe.
Udah lama gak ketemu, i'm back. Sorry ya sibuk, tuntutan pekerjaan, beda banget sama dulu masih jadi pelajar. Walau banyak tugas masih bisa gabut, kalo sekarang mah ada waktu gabut aku pake istirahat tidur 😭😭
But I'm promise, book ini bakal selesai, gak gantung. Karena aku sendiri excited buat lanjutinnya.
Segitu dulu ya sayangku,
Salam,Nandy ♡'・ᴗ・'♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic | TaeGyu
FanfictionHubungan mereka toxic kata orang-orang, tapi apa boleh buat. Mereka sama-sama egois untuk saling melepaskan. Top -Tae Bott -Gyu