36

1.1K 201 79
                                    

Hueningkai dan Beomgyu memutuskan untuk membeli makan malam berdua, mereka serumah terlalu malas untuk memasak. Lagipula sekalian jalan-jalan sore.

"Jangan makan Pizza terus" ucap Hueningkai saat Beomgyu bilang dia ingin pizza.

"Pizza sehat tau, ada daging, roti, keju dan lain-lain"

"Ntar lo gemukan kalo makan junkfood terus, mana minumnya cola" Hueningkai hanya mencegah Beomgyu merengek, mengingat dia sempat melewatkan sarapan karena timbangannya naik 3 kilogram.

Beomgyu itu sebenarnya terlalu kurus, jadi kalau dia naik 10 kilogram juga tidak masalah, tapi karena orangnya merengek tidak ingin menambah berat badan yasudah.

"Makan nasi aja Gyu, cepet kenyang. Kita kan emang cuma keluar beli lauk"

"Lagi gapengen makan Ayam" tolak Beomgyu.

"Yaudah pecel lele"

"Gasuka seafood"

"Oh iya, yaudah nasi padang aja, kan ada tempe, perkedel dan kawan-kawan"

"Sama aja bikin gemuk" tolak Beomgyu lagi.

"Kan lo makan sebungkus Gyu, bukan tiga, ga gemuk"

"Oh gitu ya?"

Hueningkai sudah terlalu malas menjawab, biasanya Beomgyu akan dilarang keluar rumah, tapi karena kali ini berdua, jadi tidak apa. Lagipula ini cukup jauh dari daerah kost milik Beomgyu.

Hueningkai menghentikan mobilnya didepan sebuah rumah makan yang pernah beberapa kali dia kunjungi, kalau katanya, disini murah dan banyak.

"Lo mau ikut turun apa nunggu dimobil? Antriannya panjang" Tanya Hueningkai.

"Gue jalan-jalan dulu boleh ga, mau ke sana tuh, ujung, ada yang jual gelato" Beomgyu sudah yakin sih kalau Hueningkai akan melarang, dan memilih pergi bersama setelah pesanan  jadi.

"Yaudah, tapi habis beli langsung kesini lagi"

"Iyasih gue juga udah- loh... boleh?" Tanya Beomgyu tak percaya.

"Iya"

"Beneran?"

"Iya"

"Serius?"

"Lo tanya sekali lagi, gue kunciin lo dimobil" ucap Hueningkai membuat Beomgyu mengunci mulutnya.

"Hati-hati" Hueningkai mengusak rambut Beomgyu hingga berantakan, hal itu terasa hangat dan menyenangkan untuk Beomgyu.

"Yes, sir!" Beomgyu keluar dari mobil, sementara Kai mulai mengantri untuk makan malam mereka.

Sudah lama rasanya tidak jalan jauh seperti ini, karena daerah ini terlalu jauh untuk Beomgyu kunjungi, jadi semua yang disini terasa baru.

Dia melihat sekeliling, benar-benar tempat yang menarik, karena banyak sekali outlet makanan, cemilan, dan minuman. Tapi kali ini fokus Beomgyu tertuju pada satu outlet gelato yang berada agak jauh dari tempat Hueningkai tadi.

Dia berlari kecil, mempercepat langkahnya agar cepat sampai, dan tidak membuat Hueningkai terlalu khawatir. Tidak ada orang yang mengantri saat Beomgyu datang, namun tidak lama kemudian dibelakangnya langsung terbentuk antrian panjang. Untung saja tadi Beomgyu sedikit berlari.

"Kak, large satu, pistachio mix strawberry ya, kasi topping choco chips" pesannya, dia sudah tidak sabar, sudah lama dia tidak memesan gelato.

"2 cup aja yang, pisahin. Soalnya punyamu pasti full mintchoco semua"

Suara seseorang dibelakang yang sedang bicara dengan telefonnya itu mampu membuat Beomgyu membeku sesaat, mungkin jaraknya hanya 1 meter, itu Choi Soobin.

"Sial" ucapnya pelan.

Beomgyu berusaha untuk pergi dengan tenang saat pesanannya sudah jadi, bergerak se'normal' mungkin hingga Soobin tidak sadar. Sebenarnya Beomgyu tidak ada masalah dengannya, hanya saja Beomgyu benar-benar tidak ingin bertemu.

"Choi Beomgyu" pundak Beomgyu dipegang dengan kuat, sedikit sakit.

Beomgyu menoleh, Choi Soobin menatapnya tidak percaya.

"Oh, halo bang, apa kabar, hehe" Soobin spontan memeluknya dengan erat, Beomgyu paham benar kalau Soobin perduli padanya, tapi rasa perdulinya sedikit mengganggu, mengingat mereka pernah punya rasa satu sama lain.

Soobin senang melihat Beomgyu sehat, dan seperti yang Kim Taehyung katakan, tubuhnya jadi lebih berisi.

"Ayo pulang, lo selama ini kemana? Sama siapa? Kenapa ga kasi tau gue???" Pertanyaan bertubi Soobin lontarkan.

"Nanti aja bahasnya, ya?" Beomgyu berusaha melepaskan tangan Soobin, namun yang ada Soobin malah menggenggam pergelangan tangannya.

"Ayo pulang" ajaknya sekali lagi.

"Kemana?"

"Kost lo"

"Itu bukan 'rumah' buat gue"

"Yaudah ketempat gue"

"Kalau Kak Yeonjun tau dia gabakal seneng" Beomgyu berusaha melepas genggaman Soobin.

"Kalau gue lepas, lo bakal pergi lagi" ucap Soobin pelan.

"Gue gak pergi, bang, tempat gue dari awal memang bukan disamping lo" ucap Beomgyu sambil tersenyum.

"Maksud gue gak begitu Gyu, gue beneran perduli sama lo"

"Gue gak nyaman bang, lepasin" brengsek, padahal Soobin jarang olahraga, tapi tenaganya besar sekali, walau memang tubuhnya besar sih.

"Gyu, pulang"

"Ngga mau!" Beomgyu melempar gelatonya tepat dikepala Soobin, hal itu membuat orang-orang disekitar memperhatikan. Dan saat genggaman tangan Soobin lepas, Beomgyu dengan segera berlari, benar-benar tanpa pikir panjang, hanya berusaha lari terus kedepan.

Beberapa kali harus membungkukan badan karena menabrak orang-orang dengan keras. Sebelum akhirnya tangannya ditarik dengan keras dan mulutnya dibungkam agar tidak berteriak.

Beomgyu mungkin sudah gila, hatinya berdetak kencang tidak karuan, dia 'senang' dengan fakta bahwa pria yang mendekapnya dari belakang adalah Kang Taehyun.

"Ini aku" ucapnya.

Beomgyu ingin menangis.

.

.

.

.

.

Kemaren pov Tae, sekarang pov Gyu, biar egx bingung ko bs tbtb mreka ktemu gt kan sayy.

Xixixi.

Bentar lagi tamat kali ini Book, tembus 40 chapter berarti, book dengan chapter terbanyak berarti toxic mah.

Segitu dulu baby, salam cinta 3000

Nandy ♡

Toxic | TaeGyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang