Seorang gadis tengah mengatur nafasnya yang terengah-engah. Dia memutuskan untuk beristirahat sejenak dibawah pohon.
"Sepertinya sudah cukup jauh, mereka tidak akan bisa menemukan ku dengan cepat!"
Dia memejamkan matanya sebentar, lalu membukanya. Betapa terkejutnya ketika mendapati seseorang didepannya.
"Akh!! Jennie!!"
Saat akan berlari tangannya terlebih dahulu dipegang oleh Jennie. Dia pun hanya pasrah, ketika Jennie menariknya.
"Kau tidak bisa lari lagi Jisoo!"
"Aku tahu. Huh.. lagian kenapa kamu bisa cepat menemukan ku? Padahal aku sudah berlari cukup jauh- ah iya, aku lupa, jika kau bukan manusia!" Jisoo memutar bola matanya malas.
"Itu kau tahu, sekarang ikut aku kembali ke istana, sebelum mereka tahu jika kau berniat kabur!" Jennie menarik tangan Jisoo, namun gadis itu tidak bergerak dari tempatnya.
"Aku tidak mau!! Ku mohon!! Mereka bisa mencari wanita lain, bahkan mereka juga tidak perlu lagi berbagi wanita. Aku ingin kehidupan ku yang dulu. Aku tidak mau menjadi pasangan mereka!!" pinta Jisoo
"Ji, aku tahu ini bukanlah hal yang mudah untuk mu, tapi jika kau bersikeras untuk pergi, banyak orang yang akan terkena imbasnya, asal kau tahu saja, saat kau belum hadir di hidup mereka, kerajaan itu sungguh sangat gelap, bahkan mereka tidak bisa dikatakan sebagai vampire lagi karena mereka terlalu kejam seperti iblis. Dan saat kau hadir, kau seperti pembawa cahaya dan harapan bagi mereka dan bagi kami. Hanya kau yang bisa mengubah mereka Ji!" ujar Jennie.
"Aku takut jika mereka akan menyakiti ku Jen!!" Jisoo sedikit menaikan suaranya.
"Aku percaya, mereka tidak akan melakukannya, tapi aku yakin jika kau tetap kukuh ingin pergi, maka aku tidak bisa menjamin keselamatan orang yang kamu sayangi! Mereka memang tidak bisa menyakiti mu, tapi mereka bisa menyakiti orang yang kamu sayangi" Jennie tidak ingin mengancam gadis itu, tapi itulah sifat ketiga kakaknya.
Jisoo langsung jatuh terduduk, membuat Jennie lantas melepaskan genggaman tangannya.
"Teman-teman ku?"
"Maaf Ji, aku tidak berniat menakuti mu, tapi itulah sifat ketiga kakak ku, kembali lah Ji, demi orang yang kamu sayangi" Jennie mengulurkan tangannya.
Gadis itu memandangnya cukup lama. Hati nya berkecamuk saat ini, di satu sisi dia tidak mau kembali kepada tiga iblis itu, tapi di sisi lain keselamatan orang yang ia sayangi terancam.
"Ku mohon Ji, kembalilah" pinta Jennie sekali lagi.
⚘⚘⚘
Kedua gadis itu memandang ngeri didepannya. Terdapat banyak mayat pelayan maupun penjaga yang terkapar.
"Ada apa ini?" Jennie menghampiri penjaga yang masih bernafas, walau ia yakini nafas itu tidak akan lama.
"K-king ma-marah be-besar" ucap penjaga itu dengan terbata-bata.
Jisoo bergidik ngeri ketika melihat kondisinya, salah satu kakinya tidak ada, dan mulutnya mengeluarkan banyak darah.
"Kenapa kakak marah besar?" Jennie merasa tidak enak. Dia berharap alasan dari kemarahan kakaknya tidak sama dengan apa yang ia pikirkan.
"Ka-karena Qu-queen per-pergi" setelahnya penjaga itu pun menemui ajalnya.
Jisoo mendadak membeku di tempat, ia tidak pernah mengira akan seperti ini akibatnya jika ia memutuskan untuk pergi. Bukan hanya satu orang tapi banyak orang yang menanggung akibat dari keegoisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Devils | Taesoo [End]
Fanfiction[ Tahap Revisi ] "You're ours now baby!" Deg! Dimiliki oleh tiga iblis bukanlah keinginan seorang Kim Jisoo, kehidupan yang normal lah yang ia dambakan. Tapi yang ia dapatkan adalah hidupnya yang diputar 180° dalam waktu semalam. Oke! Bis...