Krekk!
Deritan pintu yang terdengar di telinga Jisoo, sukses membuat perempuan itu menajamkan kedua matanya. Bibirnya menyungging senyuman miring, demi melihat orang yang tengah berjalan kearahnya.
"Sudah puas?" Suara Jisoo menggema mengisi ruangan yang temaram tersebut.
"Tentu saja belum" salah satu lawan bicaranya menyeringai.
Jisoo tertawa miris. "Apakah dengan membunuh orang yang tidak bersalah membuat kalian menjadi lebih hebat?! Tapi maaf, menurut ku kalian malah semakin lebih rendah!"
Crakk!
Vas yang berdiri didekat nakas di samping Jisoo tiba-tiba saja pecah, membuatnya harus memejamkan matanya sebentar.
Taehyun mengcengkram dagu Jisoo, memaksakan mata perempuan yang sedang terikat disebuah kursi tersebut menatapnya.
"Hukuman mati saja belum cukup untuk pria yang berani mengakui anak kami adalah anaknya!"
Deg! Ucapan Taehyun sukses membuat Jisoo terkejut.
Taehyun tersenyum miring. "Terkejut karena kami mengetahuinya?!"
"Sepertinya jika kita tidak tahu, mereka mungkin akan menikah dan hidup bahagia bersama baby kecil kami, benar begitu kitten? Ck, ck, ck, tapi sayang nya, dia harus mati terlebih dahulu" tawa Taeyong menggema, tawa itu terdengar menakutkan bagi mereka yang mendengarkannya.
"Dia lebih pantas menjadi ayah anak ku, ketimbang kalian"
Perkataan Jisoo berhasil membuat mata mereka bertiga berubah menjadi merah gelap, sepuluh jari mereka menggenggam erat.
Jisoo tersenyum miring, dia tidak merasa ketakutan sedikit pun. Rasa marah dan bencinya lebih besar ketimbang ketakutannya. "Kenapa? Ucapan ku benar bukan!? Aku tidak akan membiarkan anak ku memiliki ayah iblis seperti kalian!"
"KIM JISOO!!" Taehyung mendekat dan langsung mencekik leher Jisoo yang sedang menatapnya nyalang.
"Jangan membuat kami terpaksa melakukan kekerasan padamu! Kau mengerti?!!" Taehyung melepaskan cekikannya yang disambut raupan nafas rakus disertai batuk dari Jisoo.
"Persetan dengan apa pun! Aku tidak peduli! Aku tidak takut dengan kalian!! Kalian tidak bisa mengancam ku lagi!!" Jisoo memberontak dalam lilitan tali ditubuhnya.
"Benarkah?" Taeyong mendekat lalu berdiri dibelakang Jisoo, tanpa diduga, pria itu melepaskan ikatan di tubuh Jisoo. Mengusap pelan bekas kemerahan yang tertinggal di tangan Jisoo, lalu mendekatkan bibirnya ke samping telinga gadis itu.
"Kedua teman mu? Haruskah ku buat nasib nya sama seperti dia?" Bisikan Taeyong berhasil membuat tubuh Jisoo menegang.
Taeyong terlihat mengambil kotak berwarna merah yang tergeletak tepat dibawah kursi yang diduduki Jisoo. Mata merahnya menatap lurus kearah kotak tersebut disertai seringaian di bibirnya.
Ia meletakan kotak itu keatas pangkuan Jisoo. "Bukalah! Kenang-kenangan untuk mu" perintahnya.
Jisoo mengernyitkan dahinya, lalu sedikit mengelus tangannya yang terasa sakit karena ikatan tersebut. Perlahan Jisoo membuka kotak itu, dirinya langsung shock dan segera melemparkan benda gila tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Devils | Taesoo [End]
Fanfiction[ Tahap Revisi ] "You're ours now baby!" Deg! Dimiliki oleh tiga iblis bukanlah keinginan seorang Kim Jisoo, kehidupan yang normal lah yang ia dambakan. Tapi yang ia dapatkan adalah hidupnya yang diputar 180° dalam waktu semalam. Oke! Bis...