Memori lama

1.3K 193 7
                                    

  Ada yang mengatakan jika penyesalan selalu datang di akhir.

  Dan yah! Jisoo menyetujuinya, karena nyatanya sekarang ia menyesal, karena tidak menuruti perkataan Lisa tadi.

  "Ji kau belum pulang?" Tanya Nayeon yang melihat Jisoo sedang berdiri didepan Kafe seraya mengeratkan mantelnya.

  Jisoo lantas melihat kearah Nayeon. "Sebentar lagi" jawabnya seraya menggosokkan kedua telapak tangannya.

  "Apa kau tidak membawa mantel yang lebih tebal lagi Ji?" Tanya Nayeon yang melihat mantel Jisoo tidak cukup tebal untuk cuaca sekarang.

  Jisoo menggeleng lalu tersenyum. "Tidak sempat pulang"

  "Kau ingin memakai mantel ku?" Tawar Nayeon seraya berusaha melepaskan mantel yang sedang dipakainya.

  "Tidak perlu! Lagipun ini cukup hangat, aku hanya ingin menikmati salju turun saja, sebentar" bohong Jisoo

  "Ah baiklah kalau begitu. Aku pulang dulu yah, sampai jumpa!" Ucap Nayeon sembari melambaikan tangannya.

  "Sampai jumpa!" Balas Jisoo, setelahnya dia dibuat terkejut ketika melihat Nayeon yang berlari secepat kilat.

  Gadis itu melupakan jika temannya tersebut bukanlah manusia!

  Huh..! Jika saja Jisoo bukan manusia biasa, mungkin dia akan pulang cepat tanpa perlu mengeluarkan uang untuk tranportasi. Dia juga tidak takut terlambat, dan dia juga bisa pergi kemana pun tanpa membayar bus.

  Sayang nya Jisoo adalah Jisoo, manusia biasa yang tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini.

  Semenjak Jisoo lahir, ia hanya melihat wajah ayahnya melalui foto, ibunya tidak pernah sekali pun mengenalkannya kepada kerabatnya ataupun kerabat ayahnya.

  Ah iya, pernah sekali! Jisoo bertemu dengan Neneknya saat itu usianya 5 tahun. Tapi pertemuan mereka membuatnya mengerti alasan kenapa ibunya tidak melakukan itu.

  "Siapa kau!? Apakah aku mengenal mu?"

  "Aku Yoojin eomma! Ini cucu mu, namanya adalah Jisoo."

  "Yoojin? Ah! Gadis yang tidak menuruti perkataan orang tuanya dan lebih memilih pergi bersama pacarnya itu? Membiarkan orang tuanya disiksa oleh tuan tanah, lalu membuat orang tuanya miskin hingga tidak sanggup membayar biaya pengobatan hingga akhirnya ayahnya meninggal? Aku tidak pernah melahirkan anak seperti itu!"

  "Eomma.. maafkan Yoojin, Yoojin tidak ingin menjadi istri ke 5 tuan tanah itu.. Yoojin hanya mencintai Taeyoung eomma, Yoojin hanya ingin menikah dengan Taeyoung"

  Jisoo kecil melihat jelas saat ibunya bersujud meminta maaf kepada neneknya yang masih bersikap angkuh.

  "Nenek maafkan eomma.." Jisoo kecil meraih tangan neneknya berusaha membuat neneknya luluh.

  "Menyingkirlah! Aku bukan nenek mu!" Wanita tua itu menarik tangannya, membuat Jisoo kecil jatuh terduduk diatas tanah.

  "Jisoo!!" Yoojin langsung membantu Jisoo berdiri, lalu menenangkan Jisoo kecil yang sedang menangis.

  "Dia cucu mu eomma! Kenapa kau tidak mau mengakuinya?"

  "Semenjak kau memutuskan pergi bersama pacar mu itu! Saat itulah aku sudah tidak menganggap mu sebagai anak ku lagi! Dan aku tidak akan menganggap anak mu adalah cucu ku!" Wanita tua itu masuk kedalam rumahnya menutup pintu dengan kencang. Membuat tangisan Jisoo kecil semakin keras karena ketakutan. Namun beberapa saat setelahnya pintu itu kembali terbuka.

Sweet Devils | Taesoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang