Seorang gadis terlihat termenung didalam kamarnya. Entah sudah berapa kali dia memutari kamarnya, hanya untuk menghilangkan bosan.
"Sudah satu minggu aku disini, kenapa mereka tidak membiarkan ku pulang saja, jika hanya mengurung ku didalam kamar seperti ini!" Kesalnya
Memang semenjak satu minggu yang lalu, mereka bertiga memutuskan untuk mengurung Jisoo dikamarnya, karena takut gadis itu akan kabur lagi.
Selama seminggu itu juga Jennie menjelaskan banyak hal kepada Jisoo, dari tanda yang memang harus dibuat untuk menandai jika itu milik mereka, tentang istana, dan sedikit identitas tentang mereka ber-empat.
Jisoo akhirnya memutuskan untuk duduk di dekat jendela, mengamati lingkungan istana. Matanya tanpa sengaja melihat sosok Taeyong yang sedang memacu kudanya di sekitar tempat berlatih pedang.
Saat sedang asik mengamati Taeyong, tiba-tiba pria itu melirik kearahnya, membuat Jisoo langsung gelagapan. Terlukis lengkungan tipis dibibir Taeyong yang berhasil menambah kesan tampannya.
Jisoo lantas menjauhi jendela, jantungnya berdegup lebih kencang. Gadis itu langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan, berharap Taeyong tidak melihat wajahnya yang memerah tadi.
"Permisi Queen! Anda tidak apa-apa?" Seorang pelayan langsung menghampiri Jisoo, mengkhawatirkan kondisi Queen nya itu.
Jisoo lantas menurunkan kedua tangannya. "Aku tidak apa-apa" gadis itu menggigit bibir bawahnya.
"Huh.. syukurlah, saya kesini atas perintah King untuk memanggil Queen" pelayan itu menjelaskan tujuannya.
"Aku? Apakah ini waktunya makan?" Tanya Jisoo memastikan.
"Iya Queen" pelayan itu mengangguk
Jisoo menghembuskan nafas lega, lalu mengangguk. Gadis itu berjalan keluar kamar, diikuti pelayan tadi dibelakangnya.
Melihat sosok Taeyong yang sedang duduk santai di meja makan, membuat Jisoo langsung mengalihkan pandangannya kebawah. Tidak berniat membuat kontak mata dengan pria itu.
Hingga acara makan dimulai, keheningan masih menyelimuti mereka.
"Apa kau ingin berlatih kuda?"
Suara Taeyong berhasil membuat semuanya melirik kearah pria itu.
"Siapa?" Taehyung menaikan sebelah alisnya.
Tatapan Taeyong lurus kearah Jisoo, membuat mereka bertiga juga ikut melirik kearah Jisoo.
"Uhuk!" Jisoo bergegas meraih segelas air lalu meminumnya.
"Kau ingin berlatih kuda, Ji?" Tanya Jennie.
"Eh!? Eum.. i-iya, ku pikir daripada aku tidak melakukan apa-apa" Jisoo tersenyum tipis kepada Taehyung dan Taehyun yang sedang memandangnya curiga.
"Bagaimana hyung bisa tahu jika Jisoo ingin berkuda?" Kini Taehyun menatap Taeyong penuh selidik.
Gadis itu langsung membulatkan matanya, sedikit menggeleng kearah Taeyong.
Sedangkan Taeyong terlihat santai dengan senyuman tipis dibibirnya.
"Apakah Taeyong akan memberitahu kepada mereka semuanya? Tidak! Tidak! Harga diriku bisa hancur, jika ketahuan mengamati dia secara diam-diam" Batin Jisoo, gadis itu tidak berhentinya menggigit bibirnya cemas.
"Karena dia.." Taeyong menggantungkan kalimatnya.
Sontak hal itu membuat Jisoo bangkit dari duduknya, berlari kearah pria itu, namun belum sempat membekap mulut Taeyong, Jisoo terlebih dahulu tersandung sepatunya sendiri dan terjatuh diatas pangkuan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Devils | Taesoo [End]
Fanfiction[ Tahap Revisi ] "You're ours now baby!" Deg! Dimiliki oleh tiga iblis bukanlah keinginan seorang Kim Jisoo, kehidupan yang normal lah yang ia dambakan. Tapi yang ia dapatkan adalah hidupnya yang diputar 180° dalam waktu semalam. Oke! Bis...