⚠
Mata tajam milik seorang wanita melirik kearah seseorang yang tengah duduk termenung diantara hamparan bunga mawar.
Kakinya lantas berhenti dan mengubah arah tujuannya, menjadi menghampiri orang tersebut.
"Jisoo-ssi?"
"..."
"Jisoo?"
"..."
"Kim Jisoo?"
"..."Jisoo tersentak kaget saat merasakan tepukan di pundaknya, matanya kemudian melirik kearah pelaku.
"Taeyeon eomma?"
"Boleh aku duduk disini?" Tanya Taeyeon
Jisoo mengangguk, lalu menggeser tubuhnya; memberikan ruang untuk wanita itu duduk.
"Aku tidak suka berbasa-basi. Aku ingin kau menjauhi anak ku dan kami" ujar Taeyeon langsung.
Jisoo yang mendengar itu lantas terkejut dan menatap Taeyeon dengan tidak percaya. "Jadi eomma memang tidak menyukai ku?"
"Iya. Asal kau tahu, mustahil manusia bersanding dengan makhluk imortal seperti kami" Taeyeon menatap Jisoo dengan lekat.
"Sebagai ibu, aku menginginkan pasangan terbaik untuk anak-anak ku. Namun, mereka malah menjatuhkan hatinya pada satu perempuan yang sama, dan bukan dari golongan yang sama." Lanjutnya
Jisoo menundukkan kepalanya, tangannya meremas dress dengan kuat.
"Aku ingin kau menjauh, sebelum perasaan diantara kalian semakin dalam. Kau manusia Ji, hidup mu hanya sebentar. Jika nantinya kalian mungkin akan hidup bahagia, akankah selamanya? Kau memang bisa mati dengan cinta mereka, tapi apakah mereka bisa hidup dengan cinta mu? Mereka akan tersiksa dengan perasaan mereka sendiri!"
"Seseorang memang bisa hidup dengan cinta orang yang sudah tiada. Tapi hati mereka akan terus tersiksa sampai akhirnya hanya ada dua pilihan... menemukan orang baru atau mati bersama!"
Taeyeon bangkit dari duduknya, lalu berdiri di depan Jisoo. "Saat bulan muncul, datanglah kesini, aku ada disini dan akan membantu mu keluar dari sini, namun jika sampai tengah malam kau tidak datang... aku akan menganggap jika kau ingin tetap berada di sisi mereka dan membiarkan mereka tersiksa seumur hidup!" Setelah mengatakan itu, Taeyeon pergi dari tempat itu secepat kilat.
"Lalu bagaimana dengan perasaan ku? Apakah perasaan ku tidak penting? Apakah karena aku manusia, maka anak ini juga tidak berarti!?" Jisoo menyentuh perutnya yang membesar, matanya terlihat sendu.
"Bukankah seorang calon ibu akan bahagia saat menunggu kelahiran anaknya!? Tapi mengapa itu tidak berlaku untuk ku!?" Jisoo memejamkan matanya, tanpa sadar sebulir air mata keluar dari sudut matanya.
Sore itu hanya diisi dengan tangisan lirih dari sang Queen yang terus-menerus mempertanyakan garis takdirnya.
⚘⚘⚘
Jari lentik dari seorang wanita terlihat mengetuk-ngetuk gelas digenggamannya. Bau amis dari cairan yang tertampung di dalam gelas seakan tidak berpengaruh pada indra penciumannya.
Mata teduhnya hanya menyorot satu arah yang dapat ia lihat dari jendela besar didepannya.
"Dia terlihat rapuh! Menyedihkan! Dan putus asa! Aku yakin malam ini dia akan datang!" Ucapnya percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Devils | Taesoo [End]
Fanfiction[ Tahap Revisi ] "You're ours now baby!" Deg! Dimiliki oleh tiga iblis bukanlah keinginan seorang Kim Jisoo, kehidupan yang normal lah yang ia dambakan. Tapi yang ia dapatkan adalah hidupnya yang diputar 180° dalam waktu semalam. Oke! Bis...