Seorang gadis terlihat menghela nafas. Dia masih terdiam diatas kasurnya. Matanya melihat ke sekitar dengan sendu.
"Kengapa hati ku terasa berat? Padahal baru beberapa hari kita saling mengenal" Jennie memandang kearah luar dari jendela kamarnya.
Seharusnya dari awal ia tidak mencoba berteman dengannya. Namun, rasa nyaman selalu ia rasakan ketika berada didekatnya.
"Bolehkah aku mengulang waktu? Aku ingin saat pertemuan pertama kita, kau membenci ku! Aku ingin mengabaikan rasa nyaman yang selalu aku rasakan ketika berada di dekat mu! Aku ingin bersikap tidak peduli seperti yang biasa aku lakukan ketika bertemu orang asing!" Jennie berbicara pada angin lalu.
"Tapi kenapa aku tidak bisa? Kenapa kau berbeda, Ji? kenapa aku tidak bisa membenci mu Kim Jisoo!?" Lanjutnya, berharap orang yang ia maksud dapat mendengarkan keluh kesahnya.
Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, Jennie memutuskan keluar dari kamarnya, mencari udara segar untuk menenangkan hatinya.
Sayup-sayup telinganya mendengar suara seseorang yang tidak terlalu asing baginya.
"Maafkan saya King! Saya akan terima apapun hukuman yang anda berikan atas kegagalan dari tugas saya!"
"Apakah itu suara Johnny?" Gumam Jennie pelan, ia mencari asal suara tersebut yang menuntunnya pada ruang singgasana.
Walaupun gadis itu tidak dapat melihat kedalam ruangan tersebut karena pintu besar yang membatasinya, namun telinganya masih tajam untuk mengenali beberapa suara didalam sana.
"Berikan aku satu alasan, atas kegagalan mu yang bisa membuat ku meringankan hukuman mu?!" Suara Taehyung terdengar tegas dan mengintimidasi.
"Saya hanya punya satu alasan atas kegagalan tugas saya, yaitu aroma manis dari darah Queen yang membuat saya hilang kendali. Jika saya masih meneruskannya, saya tidak yakin apa yang akan saya lakukan pada Queen" tidak ada nada pembelaan pada ucapan Johnny.
Taehyun reflek mengepalkan kedua tangannya, ketika mengerti maksud dari ucapan Johnny.
Selain menghisap darah Jisoo sampai habis, Taehyun juga yakin Johnny pasti akan menyentuh tubuh gadis itu akibat dari insting vampirenya ketika menghirup aroma yang sangat manis.
Mereka bertiga juga tidak mengelak, sering hilang kontrol saat berada didekat Jisoo, aroma manis walau tanpa darah yang keluar dari tubuh gadis itu membuat mereka hilang kendali dan ingin merasakan tubuhnya.
"Pembelaan diterima!" Taeyong menyahut dengan nada yang berwibawa.
"Meski begitu, bukan berarti kau terbebas dari hukuman John! Kau akan menerima 100 cambukan tali, dengan 10 pedasan pedang!"
Johnny sempat tersentak ketika mendengarkan penuturan Taehyung, walau begitu, ia hanya bisa membungkuk seraya mengangguk setuju.
"Hukuman mu akan dilaksanakan besok, beristirahatlah untuk malam ini" ucapan Taehyun mengakhiri persidangan mereka.
Dalam hitungan detik mereka bertiga menghilang disusul oleh Johnny yang berlari dengan sekedip mata.
"Johnny gagal? Berarti Jisoo..." Jennie menghentikan kalimatnya, sedetik kemudian senyuman terlukis dibibirnya. Rasa senang serta lega seketika memenuhi hatinya.
Pelayan serta penjaga yang melihat senyuman dibibir Jennie, seketika menghentikan aktifitas mereka. Hati mereka di penuhi rasa penasaran dan kebahagian.
Setelah sekian lama, mereka dapat melihat senyuman manis itu lagi!
Senyuman yang selalu bertengger manis di bibir seorang Putri kecil, sebelum akhirnya digantikan dengan tangisan serta wajah dingin dan datar sekian bertumbuhnya Putri kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Devils | Taesoo [End]
Fanfiction[ Tahap Revisi ] "You're ours now baby!" Deg! Dimiliki oleh tiga iblis bukanlah keinginan seorang Kim Jisoo, kehidupan yang normal lah yang ia dambakan. Tapi yang ia dapatkan adalah hidupnya yang diputar 180° dalam waktu semalam. Oke! Bis...