Greenie Day (Part II)

787 109 13
                                    

Hi! me again

aku update karena seneng bisa ketemu will di mcu (tahun depan😍) wkwk. Hari ini update 2 chapter sebagai bentuk apresiasi untuk semua orang yang sudah mendukung dan meramaikan kolom komentar.
Terima kasih banyak😍😍

Kamu tukang Vote nomer berapa nih? Kasih tau dong

.

Selamat Membaca
.

Didalam hutan yang tenang dan rindang, Enver bersandar pada batang pohon besar yang tumbang. Termenung sambil memejamkan matanya berusaha membuat dirinya nyaman. Ia membiarkan kakinya telanjang dan memasukkannya kedalam kubangan air jernih yang ditumbuhi oleh rumput liar disekitar. Matanya  yang terpejam membuat wajahnya tampak damai seraya membiarkan cahaya hangat dan angin sejuk menyapu irasnya dengan lembut.

Dalam tenang yang memanjakan jiwanya, Enver kembali teringat dengan bayangan anak laki-laki setinggi jendela kaca dalam mimpinya. Pun pada wanita tinggi ramping yang menghampirinya. Batinya bertanya siapa gerangan mereka berdua. Mengapa ia merasa begitu dekat dengan mereka.

Durja yang lelah diusapnya dengan jemari lentik serasa bernafas berat. Memiliki ingatan dengan kata-kata penghubung yang samar membuatmu tersiksa dua kali lipat, percayalah. Rasanya jauh lebih menyakitkan dibandingkan tersayat.

"Siapa jalang itu sebenaarnya?" bisik Enver pelan.

Lima menit berlalu dengan pelan ketika ia mampu menikmati waktu dengan nyaman dalam ketenangan didalam hutan. Namun menjadi siaga ketika ia mendengar langkah kaki seseorang yang mulai mendekat. Enver kemudian membuka matanya untuk menangkap cahaya agar bisa membiaskan bayangan dengan jelas. Sepasang kaki berdiri didepan sana tak jauh dari tempatnya bersandar. Enver agak kaget tapi ia berusaha tenang dan biasa saja. Ia tahu kaki siapa yang ada didepan sana.

"Kenapa kabur?" anak laki-laki itu bertanya. Suara beratnya yang halus terdengar begitu khas dan menenangkan kalau saja ia memperkenalkan diri dan bersikap dengan nyaman. Sayangnya ia memilih menjadi menyebalkan.

"Aku tidak kabur," Enver menyangkal sambil memejamkan matanya kembali.

'Yes you are, why you running away?"

"I'm not," sangkalnya sekali lagi. 

Enver merasa tidak nyaman ketika anak asia ini berada di sekitarnya. Sehingga langkah terbaik yang harus dilakukan adalah membuka mata kemudian menarik kakinya dari air untuk berdiri agar ia bisa segera pergi.

"Where you going?"

"Minho, stop teasing me. I need to be alone."

───ཹ🌹 ݇-݈

Newt masih mengupas jagung dalam keranjang raksasa didepannya itu. Ia melihat masih banyak jagung yang harus dikupasnya. Ia tidak mengeluh dan ingin bersikap biasa saja berharap bisa menyelesaikan secepatnya. Namun Newt hanyalah manusia yang baru saja terbangun dari ingatannya yang kacau. Tangan Newt sudah mulai pegal sementara jagung yang harus dikupasnya masih setengah keranjang. Ia bertekad untuk menyelesaikan jagung yang tengah dipegangnya dan berakhir dengan melemparnya asal namun tepat sasaran. Fry yang melihat Newt kesal hanya tertawa diam-diam. Karena tidak tega Ia kemudian menghampiri Newt dan membantunya mengupas setengah keranjang berisi jagung yang masih tersisa.

"It's okay Newt, istirahatlah. Kuyakin jarimu pasti pegal." Kata Frypan saat memberikan kode pada Newt.

"Thanks God!" teriak Newt dengan semangat. Anak laki-laki itu bangun dan merenggangkan tulangnya yang kaku dan pegal. Ada bunyi kretek-kretek yang berasal dari jari-jari dan punggungnya. 

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang