Potection Level 1

818 96 6
                                    

Ha ha ha ha. Ia tahu harusnya memang engga update kok. Tapi ini satu-satunya draf yang ada jadi yaudahlah ya di update aja. Kebetulan lagi bisa ngelanjutin.

Spoiler ini chapter panjang banget, 2700 kata lebih. Jadi mending tarik nafas dulu sebelum mulai baca wkwk.

Kamu tukang vote nomer berapa nih? Kasih tahu aku coba siapa tau ada nomer favoritku jadi ntar siapa tahu bisa update cepet wkw.

.

Selamat Membaca

.

Dalam ruangan persegi dominan putih dan kaca yang menjadi satu-satunya sudut untuk memandang keluar. Satu bangkar berwarna biru lembut ditengah ruangan dan alat-alat aneh yang disambungka dikepala seseorang yang terbaring diatasnya. Monitor yang berdenting kecil dan teratur memberikan laporan tentang detak jantung, monitor lain disebelah kiri agak keatas berukuran besar menampilkan laporan perkembangan otak dan darah. Instrumen2 lain yang tidak familiar juga terdapat disana. Memberikan laporan seluruh bagian tubuh untuk memastikan yang terbaring itu benar baik-baik saja.

Didalam sana ada seorang dokter berjubah putih yang memantu perkembangan produksi serum setiap dua jam, juga dua perawat wanita yang membawa papan kecil berisi laporan yang dipantau dari pusat informasi di puncak gedung. Mereka serius menjalani apa yang dikerjakan. Mungkin terlihat dingin seperti psikopat yang menyayati tubuh korban, tapi jauh terpendam didalam hati mereka menjerit. Merasa bersalah dan ingin berhenti namun tidak bisa. Harus dilanjutkan, peradaban manusia yang hampir punah harus dipertahankan. Setidaknya ini harus berhasil agar pengorbanannya sepadan.

Gadis kecil ini adalah gadis yang selalu sama yang dibawa keruangan itu tiap jadwalnya tiba. Gadis yang jarang tersenyum karena tidak tahu bagaimana melakukannya. Namun jika sudah tertawa, suaranya yang sangat merdu akan membuat siapapun bahagia sekaligus menyayat semua mereka yang mendengarnya, mereka para pencetus gagasan akan pembentukannya. Ia hanya gadis kecil yang tidak berdosa. Yang hidupnya sudah diceritakan untuk menderita bahkan jauh sebelum ia bisa menghirup udara.

Mereka tercengang saat tahu bahwa telur dan sperma yang disumbangkan akan begitu kuat melakukan pembuahan diluar tubuh. Lebih tercengang lagi bahwa yang terbentuk dari pembuahan itu adalah bayi perempuan yang sangat manis dan cantik. Ketika suaranya terdengar untuk pertama kali, semua orang yang ada disana untuk menyaksikan buah dari evolusi ilmu pengetahuan, menangis. Mereka tidak menentang Tuhan, mereka hanya mencoba melakukan percobaan.

Setiap hari dalam dua belas tahun ia menerima perawatan intensif. Diajarkan untuk bisa melakukan ini dan itu. Gadis yang diberi nama Enver itu tumbuh normal seperti bayi-bayi yang datang pada mereka. Diberi perhatian khusus secara langsung oleh direktur perusahaan. Diberi cinta dan kasih sayang oleh semua orang yang tahu bagaimana ia diciptakan.

Karena pada akhirnya, ia harus dikorbankan.

Enver's Dream

Diatas bangkar itu, tubuh gadis kecil yang terbaring tampak lemas. Wajahnya sangat pucat dan kulitnya mengekrut seperti seluruh otot dan lemak dalam tubuhnya menghilang, tersedot oleh selang-selang rumit yang memutari kepala hingga lehernya. Perlahan dengan sangat pelan dan halus mata gadis itu terbuka. Iris violetnya menyempit mendapati cahaya putih yang silau memancar langsung mengenai wajahnya.

Seketika ia merasakan seluruh tubuhnya ngilu seolah ia baru saja dibanting-banting tanpa perasaan pada benda berat hingga pingsan. Namun sedetik kemudian semua rasa sakitnya hilang. Dingin langsung menyelimuti seluruh tulangnya yang tadi terasa panas, pandangannya mengabur lagi dan semuanya langsung gelap.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang