Greenie Day

911 116 35
                                    

Sebelum baca chapter ini. Aku mau minta maaf dulu karena aku sebenernya gatau cerita aslinya gimana. Dan cerita ini cuma hasil pemikiranku aja. Sebenernya aku ada bukunya tapi aku malas baca karena bahasa inggris wkwk.

Btw terima kasih buat yang rajin cek mantengin nih cerita. Terima kasih juga buat yang sudah hobi tapping buttom star. Dan terima kasih banyak buat yang menyempatkan ninggalin jejak di kolom komentar.

Sehat selalu ya😘

.
Selamat Membaca
.

Suara bising ditengah siang menghentikan seluruh kegiatan yang berlangsung di Glade. Semua orang bersorak senang sambil berlarian menuju sumber suara bising itu berasal. Orang yang paling semangat untuk melihat anggota baru sudah berlari mendekat duluan. Alby termasuk salah satunya yang bahkan sampai menelantarkan piring makan siangnya di meja dapur. Tidak sempat menyelesaikan apalagi minum. 

Sementara itu gadis manis yang juga bersemangat ingin langsung berlari mengejar. Berharap ada gadis lain yang datang agar ia tidak sendirian. Sayangnya Enver masih ditahan. Dipegangi tangannya untuk tetap diam. Enver tetap tinggal karena Minho menahannya. Memaksa Enver melanjutkan permainan konyol bernama kejujuran atau tantangan. Yang tidak kunjung selesai.

Wajah Enver sudah terlihat sebal dan kesal. Pangkal hidung sampai merah sebab mendapatkan hukuman ketika menolak tantangan. Harusnya ini masuk dalam pelangaran, tapi anak-anak usil yang berada disekelilingnya membiarkan kegiatan mereka tetap berlangsung. Minho sepertinya memang tidak waras. Bayangkan saja bisa-bisanya Enver diberi tantangan menggelikan untuk merayu Gally dengan duduk di pangkuannya. Mereka kan belum bertemu lama mana bisa bercanda kelewatan begitu. Enver sudah barang pasti menolah, dan pangakal hidungnya dicubit dengan ruas kedua jari telunjuk dan tengah. 

Tadi itu hanya satu diantara tantangan gila lainnya. Enver juga sempat disuruh membersihkan bekas darah di hutan Deadhead bekas kambing jantan disembelin tadi pagi. Entah karena memang iseng atau sengaja balas dendam. Minho ini sungguh ingin membunuh Enver sepertinya.

Tangan kiri Enver juga sudah merah-merah seperti sayatan karena dipukul dengan jari akibat menolak tantangan. Ia sudah benar-benar kesal dan ingin permainan gila ini segera diselesaikan. Namun seperti takan semudah itu sebab Minho sendiri masih bersemangat.

"Truth or dare, En?" tanya Minho sambil menyeringai tipis.

"Truth," gadis itu memilih.

Minho tersenyum saat pas sekali melihat Gally yang baru keluar dari hutan itu langsung berlari bagian belakang barisan mengikuti sekumpulan anak laki-laki yang berdiri melingkar. Enver merasakan perasaan tidak nyaman melihat senyum Minho yang mengerikan. Enver menganggap senyum tipis itu sebagai seringai tajam pembawa bencana yang jelas akan menyusahkan. Anak laki-laki itu kemudian membuka suaranya begitu berpaling menghadap gadis didepannya.

 "Kau suka Gally?"

"No" Jawab Enver cepat. Ia tidak sadar dengan apa yang baru saja diucapkan. "What? I mean No, I like him but not that way." Enver menjawab dengan gelagapan karena ia sempat melihat Gally menatap mereka dengan wajah datar.

Dengan sangat dramatis dan menggelikan Minho menutup mulutnya dan berteriak kencang menyuarakan kalimat ejekan. "Wow, you hear that, Gally. She doesn't like you."

Enver langsung menendang kaki Minho dengan keras dari bawah meja, membuat Minho jadi tersedak karena mengaduh saat sedang minum. "Fuck you," umpat Enver kesal, gadis itu bangkit namun belum sempat beranjak karena kembali ditarik untuk duduk.

"I not done yet. Sit!" Minho menarik Enver untuk duduk. "Your turn."

"Truth or dare?" Enver mengajukan pertanyaan dengan wajah ditekuk karena sudah tidak tahan.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang