Hai gais, aku kembali
Mon maap karena cukup lama tidak update yaa. Aku lagi cukup sibuk minggu ini, jadwal kelas di bulan ramadan bikin pusing, ek😌Gapapa yaa yang penting sudah update hari inii.
•
Selamat Membaca
•••••───ཹ🌹 ݇-݈
Enver sudah sembuh sepenuhnya, jahitan kasar yang mengganggu dilengannya sudah dilepas oleh Jeff kemarin. Ia sudah diperbolehkan untuk kembali bekerja. Meskipun harus melewati debat yang cukup panjang antara Gally dan Minho dengan Enver yang menolak untuk tinggal. Pada akhirnya mereka mengalah, Enver begitu keras kepala bila dibantah.
Lagi pula, Enver menang saat Wrestling dengan Gally malam itu jadi kenapa harus digugat. Enver menang telak, ia akan tetap berlari ke labirin apapun yang terjadi.
Pagi sudah kembali, hari yang cerah menyambut semangat Enver yang meluap-luap. Enver begitu siap dengan pakaian tempurnya yang nyaman. Saat anak baru lain datang, ada sepatu lari baru yang dikirimkan untuknya. Khusus untuk Enver yang katanya sudah bersabar sampai sembuh. Padahal di hari kedua juga ia sudah sembuh sebetulnya. Hanya saja, Alby beralasan Enver masih akan merepotkan kalau berlari keluar. Jadi ia bertahan hingga tiga hari berikutnya.
"Wow, seperti biasanya." Suara lembut Frypan menyapa telinga Enver ketika ia mampir ke dapur untuk sarapan. "The one and only."
"Selamat pagi, Tuan Frypan." Enver menyapa balik setelah mengambil sepotong apel yang dikupas disamping meja. "Taste like spons." Cela Enver saat bergerak melalui Frypan yang tersenyum ramah.
Enver membuka pintu gudang dibelakang gubuk Keepers ketika sampai. Cukup terkejut mendapati beberapa orang yang tidak seharusnya ada disana. Seperti Newt dan Ben. Mereka seharusnya tidak diizinkan masuk sebab Minho dan Enver serta Alby sebagai pemimpin sepakat menyimpan rahasia dibalik dinding itu bertiga saja sebelum mereka paham bentul tentang Glade yang penuh rahasia. Atau apa yang sedang mereka hadapi bersama.
Wajah Enver yang terlihat kaget itu mengundang tawa Ben yang memperhatikan tangan lainnya dengan apel tanpa baju yang sisa satu gigit. "What they're doing here?"
Pertanyaan itu jelas ditunjukan pada dua remaja dengan proporsi tubuh yang hampir sama. Tatapan yang cukup tajam pada keduanya hingga Minho yang merasa tidak terlalu nyaman mengendikan bahu, sasaran Enver akhirnya pada Alby yang tersenyum dengan gigi ratanya yang ditampakan. Pasti orang itu yang melakukannya.
"Kita bicarakan nanti." Alby memutus intimidai Enver dengan kalimat mutlak.
Pada akhirnya Enver mengangguk saja, ia tidak sebal hanya saja mungkin semakin banyak yang tahu bisa jadi berbahaya kan. Enver saja masih sering berdebar saat menyusuri labirin dengan jalur yang membuatnya pusing.
"Jangan seperti itu wajahmu, mereka bagian dari kita sekarang." Minho menepuk bahu Enver ketika gadis itu berpindah padanya. Disuguhi senyum namun Enver memilih untuk mengabaikannya. Berpaling pada remaja seusia mereka yang lain yang juga menyuguhinya senyum.
"Good morning," Newt menyapa Enver segera ketika gadis itu selesai dari Minho. "Ku pikir kau tidak suka apel yang dikupas."
"Memang tidak suka. Want a bite?"
"Tidak terima kasih."
Enver mengangguk, menghabiskan apel terakhirnya dan menatap semua wajah disekitar satu per satu. selanjutnya langsung teralih karena Alby menginterupsi.
"Alright suckfaced," sapaan kasar itu terdengar seketika pintu terbuka dan tertutup kemudian. "Here the plan."
Enver mengerutkan dahi. Ia merasa dikhianati sekarang. Mengapa orang-orang ini jadi membicarakan semua hal tanpa dirinya. "What plan? Kalian membicarakan sesuatu tanpa aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE
RandomLOVE // THE MAZE RUNNER Alih-alih Teresa, bagaimana bila ada gadis lain yang dikirimkan terlebih dahulu ke Labirin? Seorang gadis yang sengaja diciptakan untuk dibuktikan kekuatannya. Terlihat biasa saja dari luar tapi jelas tidak biasa untuk kapas...