Showered by Rose Petals

376 35 11
                                    

Hellow, this is the new layout.  do you like it?

let me know......

ㄴSELAMAT MEMBACAㄱ

🔀                     ⏮️🔃⏭️                     📶

Ada yang salah dari dua remaja yang duduk bersebelahan dalam gelap. Ada yang tidak biasa beterbarangan disebelah mereka. Jika saja ilusi mata benar nyata adanya, mungkin ada kelopak mawar yang menghujani mereka. Atau lambang hati merah muda yang tersemat diatas kepala. Semua orang pasti menyadarinya. Tidak hanya Alby saja.

Ini menyenangkan untuk disaksikan didepan layar jika saja ada. Drama kehidupan yang sungguh tidak bisa dilewatkan, terlalu natural. Mungkin memang sejauh ini, Alby adalah pengamat yang sangat baik namun juga manusia yang agak menyebalkan.

Atau mungkin inilah bagaimana ia menghibur dirinya yang sering kali hampir tenggelam. Bukan hanya untuk menyemangati dirinya saja, namun para remaja lain yang hidup bergantung padanya secara tidak langsung. Alby adalah orang penting, yang meskipun agak kasar, ia sangat baik. Dia mengerti bagaimana harus bersikap pada setiap orang.

Seperti ketika secara tidak sengaja ia melihat Minho dan Enver dari lubang dinding Ruangan Perpetaan berdekatan seperti orang yang sedang berciuman. Ia jadi berpikir macam-macam tentang dua remaja itu. Terlebih tidak hanya sekali keduanya ditinggalkan sendiri didalam ruangan tertutup didalam hutan itu. Juga mereka adalah partner ketika bertugas untuk berpatroli didalam labirin. Tidak mungkin tidak terjadi sesuatu, kan?

Alby sungguh harus berhenti jika tidak ingin dianggap aneh oleh Gally. Pemuda satu itu juga sama mencurigakannya. Sepertinya memang para serangga malang ini mulai terpikat oleh mawar mereka yang berduri.

"Kau seperti orang mesum, Ab" Gally melontarkan kalimatnya tanpa basa basi. "Sungguh, menjijikan sekali."

Hanya senyuman Alby yang membalasnya. Memang sedang tidak ingin berbicara dengan ketua Pembangun itu. Mau bagaimanapun, mereka pernah menjadi rival saat pemilihan ketua utama. Ia jadi ingat beberapa hal yang sering membuatnya ingin tertawa.

"Alby, sungguh. Kau membuatku takut."

"Gally, apa kau ingat dengan perdebatan kita waktu itu?"

"Ya?" Tidak yakin saat ia membuka suara. Gally agak bingung mengenai maksud dari pertanyaan Alby padanya. Memang perdebatan yang mana? Terlalu banyak mereka berdebat dan berseteru, Gally jadi tidak tahu yang mana yang harus diiyakannya.

Dan sepertinya Alby paham. "Malam sebelum orang-orang menunjukku sebagai ketua utama."

"Oh"

"Bukankah percakapan kita menggelikan?"

"Tidak juga, aku bangga saat bilang kalau aku seribu kali lebih tampan dari kau."

"Hahaha..... egois sekali kau ini. mungkin inilah alasan kenapa mereka tidak memilihmu, Gally."

"Yayayaya terserah..."

"Dan kenapa Enver sepertinya lebih nyaman dengan Minho."

Kadang, sisi sensitif seseorang tidak hanya berbatas pada fisiknya saja. Namun hal lain pada masalah pribadinya.

Alby pikir temannya ini akan langsung pergi setelah nama dua orang itu disebutnya. Namun sama sekali tidak, Gally bahkan tidak bergerak untuk membenarkan duduknya atau apa. Ia lebih tertawa kecut sambil mengingat bagaimana dua manusia bekerja seharian didalam labirin. Pasti lelah sekali.

"Aku tidak tahu kenapa kau menyebut nama mereka seperti itu, tapi kurasa mereka akan jadi pasangan yang serasi jika berkencan suatu hari nanti." Sepotong apel milik Alby yang tersisa dipiringnya sudah diambil Gally.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang