The Fireflies

403 52 8
                                    

Halow gaiseu,
Saya kembali dengan chapter baru yang bakal bikin kalian gemes sama gally
Aku buka kartu nih disini nih wkwk
Jujur agak gimana sama chapter ini tapi aku ingin lebih aktif mulai sekarang. Rencana sih ya minimal 1 mimggu upload sekali biar cepet kelar yekan wkwk.

Coba deh kasih repiu ya diakhir. Aku pengen tahu pendapat kalian tentang bab ini.

Mingdep bakal ku revisi kalo merasa ini aneh dan terlalu cepat



Selamat Membaca
•••••

───ཹ🌹 ݇-݈

Memang tanpa alasan Gally berlaku demikian. Memperhatikan satu-satunya anak perempuan itu dari kejauhan hanya agar memastikannya aman. Gally merasa ia bertanggung jawab untuk itu. Meskipun ia tidak mengerti mengapa. Melihatnya tertawa meskipun bukan karena dirinya, Gally merasa begitu hangat hanya sebatas tahu gadis itu baik-baik saja.

Setiap hari menjelang petang, jika saja mereka belum kembali dari labirin, Gally akan menjadi satu-satunya orang yang mondar-mandir didepan, menimbang apakah ia harus menyusul untuk memastikan gadis itu pulang. Beruntungnya memang selalu pulang. Hanya saja mungkin gadis itu tidak tahu ada seseorang yang begitu memperhatikannya meskipun tidak mengutarakan banyak hal.

Perkataan Gally yang terlempar itu memang benar. Meskipun tidak menolak fakta bahwa Enver luar biasa, namun ada hal lain dari gadis itu yang seolah tidak ada. Seperti kelembutan yang harusnya identik dengan anak perempuan. Sekalipun Gally tidak ingat bagaimana rupa perempuan yang melahirakannya, ia hanya merasa perempuan harusnya punya sifat itu dibalik topeng tebalnya yang mengerikan. Namun dari sudut pandang Gally, hanya kekosongan yang tersirat dibalik wajahnya.

Melihatnya melamun dibawah pohon rindang memandangi pintu labirin yang terbuka lebar. Gadis itu terlihat tidak nyaman seharian hanya berjalan-jalan. Mungkin karena terbiasa melakukan banyak hal dan hari ini tidak ada satupuun yang dikerjakan. Tadi saat hendak membantu, Winston langsung melarang Enver mengambil ayam yang sudah dipotong kedalam keranjang lain untuk dibersihkan. Zart juga menghentikan Enver ketika gadis itu mengambil tali untuk mengikat sulur tanaman rambat pada ranting-ranting yang disusun sedemikian rupa sebagai media tanam. Frypan juga melakukan hal yang sama ketika Enver berinisiatif untuk membantunya memotong bumbu. Semua orang melarangnya bekerja padahal ia sangat bosan hanya duduk saja. Namun menjadi senang saat Gally memanggilnya untuk membantu melihat apa saja yang sudah habis di gudang.

Pekerjaan yang sangat ringan karena gadis itu hanya berjalan sambil membaca label kemudian memberi tahu Gally apa saja yang ada didalam. Selesai kurang dari satu jam karena hampir semuanya tidak ada.

Ketika sudah selesai pun Gally membebaskan Enver untuk tetap berada disana atau keluar menunggu teman mereka yang belum pulang.

Tentu saja Enver memilih duduk di luar. Memandangi langit siang yang terang benderang. Jarang sekali ia memerhatikan awan yang menari bersama angin kencang. Unik dan menarik untuk dilihat lama-lama.

"Hey,"

Enver menarik ujung bibirnya tipis, berbalik pelan menyambut temannya yang datang. "Hey," ia menyapa balik namun kemudian kembali menatap kearah depan.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya," pandangan Enver beralih pada lengannya yang diperban. "Lebih baik dari sebelumnya."

"Bukan tanganmu, tapi apa kau baik-baik saja sekarang?"

Enver tidak segera menjawab. "Kurasa memang lebih baik dari sebelumnya."

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang