Trials I

726 91 8
                                    

.
Selamat Membaca
.

Pagi itu sesuatu yang mengejutkan terjadi. Dalam tidur yang harusnya nyenyak dan nyaman, Enver tiba-tiba melompat dari mimpinya, membuat tubuhnya terkejut sampai langsung bangun sebab ia jatuh ke tanah.

"Arhh my leg," desisnya begitu merasakan ngilu yang kencang.

Enver mengusap pergelangan kakinya untuk menenangkan syaraf yang terkejut sambil ia melihat-lihat bilik. Langit masih terlihat gelap, sekalipun samar ia cukup yakin matahari belum keluar.

Sepuluh menit terduduk diatas tanah yang keras untuk menenangkan kejang syaraf, Enver akhirnya meyakinkan diri untuk bangun. Hari sudah berganti jadi ia jelas harus bangun. Kaki Enver sudah jauh lebih baik, ia mengambil sepatunya dari bawah tempat tidur dan segera memasang. Ia juga mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman karena hari ini akan bekerja dikebun bersama Jeff dan Frypan.

Enver membuka tirai bilik dan keluar dari Medhut. Benar kan matahari belum muncul. Tidak ada orang juga yang sudah bangun. Sambil menunggu matahari naik, Enver melakukan sedikit perenggangan. Setelah palng tidak badannya terasa nyaman, Enver langsung berjalan menuju kolam untuk mencuci muka. Setidaknya dingin bisa menyegarkan dirinya.

Langkah Enver kembali dilanjutkan, tujuannya sekarang adalah dapur. Perutnya sudah keroncongan dan ia kehausan. Setelah mengambil beberapa buah ia mengambil duduk dikursi depan. Menikmati sarapan sekaligus memperhatikan sekitar. Mata Enver menatapi dinding didepannya itu. Masih tertutup karena matahari belum menghantam permukaannya.

"Kau mencuri makanan?" suara Frpan menginterupsi Enver. Anak laki-laki kemudian keluar dengan wajah kusut sambil masih membawa selimutnya. "Kau kuat untuk membasuh wajahmu dengan air kolam itu? Wow impressive."

"I'm stronger than you know."

"Whatever," kata Frpan.

Suara dinding yang terasa berat terdengar kemudian. membuat Enver memalingkan wajahnya untuk melihat bagaimana pintu itu bisa terbuka. Mencari tahu apakah mungkin ada tombol atau tuas yang bisa mengoperasikannya..

"En, can you please help me with this potatoes?"

"Sure," Enver bangkit untuk membantu Frypan mengambil sekeranjang kentang dari dalam dapur. Enver menggotongnya sendirian dan membawanya keluar.

Frypan tersenyum dan berbisik mengucapkan terima kasih pada Enver karena sudah membantunya mengeluarkan kentang dalam keranjang besar itu. Enver mengangguk singkat dan mengambil pisau untuk mulai mengupas, sementara itu, Fry menyiapkan alat memasak juga menyalakan kompor.

Entah dari arah mana, Clint menghampiri mereka. Anak laki-laki itu mengambil minum dan duduk didepan Enver yang sedang mengupas kentang. Clint hanya mengobrol saja tanpa berniat membantu. Sekalipun baru bangun, Clint sudah membawa tas selempang dibahunya, ia memang selalu membawa keman-mana. Jujur Enver heran mengapa anak-anak ini belum kunjung bangun. Padahal kemarin, saat dinding belum terbuka mereka sudah berkumpul mengantri makan.

"Hey Enver, apa kalian sudah membicarakan tentang dinding itu?"

"Yeah we did. Seperti yang kalian tahu, seminggu untuk mempelajari cara kerjanya." Enver menjelaskan tanpa menoleh kebelakang. Tangannya masih sibuk dengan kentang-kentang yang belum terkupas didepannya ini.

Clint beranjak dari duduk dan mengambil pisau lalu kembali ke tempat sebelum. "I think you need some help," katanya.

"Thanks," Enver tersenyum.

"Alright, jadi kalian memang belum memutuskan siapa yang akan masuk kan?"

"Sudah, aku dan Minho, kan."

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang