Horrid Creature

557 59 5
                                    

Hello there, long time no see😚.
Gimana kabar kalian?
Happy New Year ya. Mon maap udah telat banget haha.
Buat spesial prodject, aku nggak jadi bikin Newt X Reader. Itu mungkin nanti aja. Aku lagi cukup klepek-klepek sama Thomas, Aw.  Cukup kesel sih sebenarnya lihat kelakuan Teresa di novel, nggak suka aku lihat Thomas yang udah sebegitu bikin Teresa spesial tapi Teresa malah hianati dia. Uh tidak suka. Ikutan sedih tau pas Thomas nangis gegara Teresa. Huhuhu.

Tapi udahlah ya, kita mau masuk ke cerita di LOVE.

Sebelum mulai, aku mau tau dong kalian lagi ngapain pas dapat notif?
Dan kalian sehat kan ya?

Coba dong komen wkwk. Jangan lupa buat vote juga yaa.

Here you go🌹.


Selamat Membaca

───ཹ🌹 ݇-݈


Malam tidak pernah senyaman itu sejak pertama kali Enver datang. Ia sering was-was dan takut akan apa yang akan ditemuinya dialam mimpi saat akhirnya terjatuh kedalam sana. Mungkin harusnya tidak apa sebab dirinya bisa saja mendapatkan pecahan rahasia, atau potongan puzle miliknya yang sengaja dipisahkan jauh atau sengaja dihapus sampai hangus. Namun dengan perasaan aneh yang menyiksa dirinya tiap kali ada dalam bawah sadar dengan memejamkan mata, dan karena itu Enver seperti lebih memilih untuk terjaga dari pada harus tenggelam lagi dan lagi tanpa ada batas terakhirnya.

Biasanya, ketika malam datang, Enver akan segera masuk dan mengunci diri dalam gubuknya. Berjaga-jaga kalau salah satu remaja diantara mereka menerobos masuk untuk memperlakukan yang tidak-tidak pada dirinya. Namun sejauh 7 malam 8 hari yang dijalaninya, segalanya berjalan biasa saja. Malam itu, Enver sengaja keluar kamar dan tidur beralas rumput tebal bersama Newt disampingnya. Sebelum tidur yang nyaman menikmati langit malam bertabur bintang.

Malam itu begitu nyaman. Tidak begitu panas dan tidak juga dingin. Lelah yang didapat sebagai ganjaran dari olahraga berat menggiring siapapun pada kantuk. Sangat mengantuk. Bahkan mata saja mungkin sudah tidak kuat untuk ditahan untuk terbuka. Namun bagi Enver, lelah yang mengundang kantuk itu tidak membawanya untuk segera terlelap. Ia sudah menguap berkali-kali dan matanya sufah cukup berat untuk terus terbuka. Namun ia belum bisa memejamkan mata. Atau sepertinya tidak sanggup. Ada yang begitu mengganggu pikirannya. Ada begitu banuak bayangan-bayangan yang akhirnya melekat dalam kepala tidak membawa ketenangan bagi jiwanya. Enver sungguh benar, kenyamanan tidurnya pasti terenggut saat ia terkejut melihat makhluk hibrid itu.

Memaksanya untuk terjaga sampai mungkin akhirnya nanti bisa tidur –tanpa ia sadari, atau tidak sama sekali.

Griver. Enver sungguh spontan menyebutnya begitu. Mahluk hibrid yang dimodifikasi dengan kejam. Bentuknya aneh sekali. Ia seperti laba-laba sebab mulutnya kecil mengerut sangat seram, mirip mulut nenek atau kakek yang sudah tak bergigi. Griver mirip seperti kumbang karena kaki yang berjumlah enam itu menopang tubuhnya yang panjang ke belakang. Ia punya ekor panjang yang melengkung ke atas mirip kalajengking yang memiliki racun diujungnya dan bentuknya mirip sekali seperti tentakel doctor octopus*) yang punya penjepit seperti capitan dalam mesin mainan untuk mengambil boneka, hanya saja lebih tebal dan lebih kuat. Dan lebih menyeramkan.

Entah binatang apa Griver sebelumnya namun ia sungguh sangat aneh. Antena-antena kecil di sepanjang tubuhnya berbuku-buku yang mirip lipan itu seram sekali. Mengerikan dan menjijikkan.  Bahkan dari jauh saja, keberadaannya bisa didengar akibat mesin di bawah tubuhnya yang terus berputar, seperti bilah pisau milik Thanos*)). Sendi-sendi di setiap kakinya yang khas robot juga pasti berderit, memberikan tanda bahwa ia sudah dekat, begitu deritannya terdengar jelas.

LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang