14

9.3K 972 27
                                    


Renjun sudah kembali istirahat lalu jeno dan haechan memutuskan untuk menunggu diluar agar renjun bisa beristirahat dengan tenang juga sambil menunggu jaemin datang dan menyaksikan ekspresi cemas sahabat sekaligus calon kakak iparnya itu.

Tapi sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berada di pihak jeno karena yang datang pertama kali adalah ayahnya Donghae hingga membuatnya dan haechan kaget seketika.

"Ayah?"

"Ada apa? Kenapa kau kaget begitu?" Ucap Donghae bingung.

"Kenapa kau sangat cepat sekali kembali." Ucap jeno bingung.

"Pamanmu tidak mengijinkan ayah masuk kedalam rumahnya untuk mencari seseorang." Ucap Donghae.

"Paman? Bukannya tidak ada saudara kita yang tinggal disini? Ibu juga bukan orang China." Ucap jeno bingung dan berpura-pura tidak tau kalau sebenarnya ayahnya memiliki dua istri dan anak lainnya.

"Hanya teman ayah.' Ucap Donghae yang berbohong lagi dan lagi.

Tepat saat itu, renjun keluar dari kamar tamu dengan membawa gelas kosong karena dia ingin meminta air pada jeno ataupun haechan.

"Jeno, aku ingin minta air." Ucap renjun lalu menyadari keberadaan orang lain hingga dia membulatkan matanya begitu pula dengan Donghae.







Deg!







Renjun menjatuhkan gelas yang dia pegang begitu saja karena harus melihat orang yang sangat dia benci dan orang yang membuat dia sendirian saat ini di dunia yang kejam ini.

"Renjun." Ucap Donghae tidak menyangka bisa bertemu dengan anaknya itu.

"Maaf tuan siapa? Saya tidak mengenali tuan." Ucap renjun menahan airmatanya agar tidak keluar dari mata serupa rubah itu.

"Lee renjun, itu kau bukan? Ini ayah." Ucap Donghae mendekat. Dan jeno jujur sangat sakit mendengar pengakuan itu keluar begitu saja dari mulut sang ayah. Bahkan haechan tidak bisa melakukan apapun selain mengelus bahu kekasihnya itu.

"Maaf tuan tapi saya Na Renjun bukan Lee renjun. Saya teman dari Lee Jeno. Saya suami Na Jaemin." Ucap renjun yang terpaksa mengatakan kebohongan sambil memohon agar jaemin segera datang dan membawanya kembali. Dia tidak kuat kalau lama-lama berada disini kilasan tentang bertahun-tahun yang lalu tentang semua yang ayahnya lakukan cukup membuatnya sakit dan hendak melakukan hal gila seketika.

"Kau pasti berbohong bukan? Jangan berbohong. Aku sudah mencarimu kemana-mana sayang." Ucap Donghae mendekat dan renjun kembali mundur dan mundur lalu diapun jengah dengan semua itu dan berteriak.

"Pergi! Kenapa kau mendekat denganku! Kenapa?! Pergi!" Teriak renjun sembari menangis dan diapun mengambil pecahan gelas tersebut lalu mengarahkan pada pergelangan tangannya sendiri.

"Jangan mendekat! Jangan!" Teriak renjun. Haechan dan jeno benar-benar sangat kaget dengan tindakan yang akan dilakukan oleh renjun dan mulai mendekat.

"Jangan mendekat. Jangan ada yang mendekatiku. Atau aku akan melukai diriku sendiri. Kenapa? Kenapa kau harus muncul lagi?! Kenapa kau harus menjadi ayahku! Kenapa?! Hikss...hikss...hikss..." Ucap renjun dengan tangis yang pecah begitu saja.

"Renjun maafkan ayah." Ucap Donghae merasa menyesal dan merasa sangat sakit pada hatinya saat renjun menolaknya sebagai seorang ayah.

"Renjun tenangkan dirimu sayang. Tenangkan lah." Ucap haechan.

"Kenapa dunia ini sangat kejam padaku?! Kenapa hikss...hiksss...hikss..." Ucap renjun yang merasakan sangat sakit pada hatinya. Benar-benar sangat sakit sekali.

Tepat saat itu, jaemin sampai dan melihat apa yang terjadi dengan mata kepalanya sendiri. Bahkan melihat renjun yang akan melukai dirinya sendiri demi apapun dia tidak boleh melakukan hal itu, dan dia tidak ingin kehilangan renjun apapun yang terjadi. Hingga dia mendekat.

"Injunie. Dengarkan Nana oke?? Lepaskan kaca itu sayang." Ucap jaemin dan renjunpun melepaskannya begitu saja lalu jaemin langsung mendekat dan memeluk tubuh mungil kekasihnya itu.

"Hikss...hiksss...hiksss..."

"Jangan menangis lagi sayang. Maaf karena aku tidak menemanimu tadi. Maafkan aku." Ucap jaemin sembari memeluk erat tubuh mungil itu.

"Jangan meninggalkanku nana. Orang itu mengatakan aku anaknya. Aku tidak mengenalnya. Aku sangat takut sekali hikss.." Ucap renjun mengeratkan pelukannya pada jaemin.

"Kami akan pulang jeno. Haechan. Paman Lee." Ucap jaemin lalu diapun menggendong renjun ala koala. Tapi belum jauh diapun kembali berbalik dan menatap tajam Donghae.

"Jangan salah mengira suami saya adalah anak Anda. Dia adalah anak dari ayah tao bukan anda tuan Lee. Dan jeno terimakasih karena telah menyelamatkan suamiku. Haechan aku akan menemuimu nanti." Ucap jaemin lalu diapun langsung membawa renjun yang menangis di gendongannya pergi dari rumah itu.

Jaemin sudah tau segalanya itulah kenapa dia sangat marah jika melihat Donghae. Tapi, dia tidak mungkin marah pada sahabatnya sendiri. Itu sangat tidak mungkin, karena yang salah disini adalah ayah dari sahabatnya itu bukan sahabatnya.












Selama di perjalanan renjun hanya diam saja, bahkan dia hanya memandang kosong kearah depan. Jujur jaemin sangat takut sekali terjadi sesuatu yang buruk pada kekasihnya itu. Lalu diapun menggenggam tangan renjun hingga renjun menatapnya.

"Gwaenchana. Kau sudah aman sekarang." Ucap jaemin tersenyum. Tapi renjun hanya diam saja dan diapun menyandarkan badannya dengan lebih nyaman lagi pada sandaran kursi lalu menutup matanya yang ntah kenapa tiba-tiba terasa sangat berat. Mungkin karena yang dia alami hari ini.

Jaemin tersenyum dan membiarkan renjun tidur selama perjalanan mereka menuju villa tersebut.




































_____________































Sesampainya di villa, jaemin menggendong renjun ala bridal style secara perlahan agar tidak mengganggu tidur kekasihnya itu.

Lalu diapun meletakkan renjun keatas tempat tidur mereka secara perlahan dan menyelimuti tubuh mungil itu lalu merapikan anakan rambut renjun yang mencuat kemana-mana itu. dan diapun menggenggam tangan renjun dan menatap sendu kekasihnya itu.

"Tenanglah sayang. Nana janji akan selalu menjaga injunie. Besok mari kita pergi dari sini injunie. Akan lebih baik kita melanjutkan liburan di Paris setelah ini. Aku tidak ingin kau tertekan karena ini semua. Dan aku bersumpah akan mencari sampai dapat orang yang sengaja mendorongmu ke laut. Lihat saja. Aku tidak akan mengampuninya." Ucap jaemin.

"Eung?"

"Injunie? Apa aku membangunkanmu?" Ucap jaemin cemas.

"Nana?" Ucap renjun yang telah menangkap dengan jelas pandangannya.

"Iya sayang. Jangan membuat aku cemas lagi. Oke?" Ucap jaemin sembari mengelus pipi chubby kekasihnya itu.

"Hmm. Mianhe." Ucap renjun tersenyum lalu diapun duduk dan memeluk jaemin.

"Tenanglah. Kau disini bersamaku. Aku tidak akan meninggalkanmu." Ucap jaemin sembari mengelus punggung sempit kekasihnya itu.

"Terimakasih Nana hikss..." Ucap renjun lalu diapun menatap jaemin setelah merenggangkan pelukannya pada jaemin dan menatap mata serupa rusa itu lalu diapun menutup matanya dan mencium bibir kekasihnya itu.

Jaemin kaget tapi dia paham kalau mungkin saja renjun ingin melupakan kejadian hari ini hanya dengan mengingat hal yang baik tentang mereka saja. Lalu jaeminpun menahan tengkuk renjun dan mengambil alih ciuman itu hingga mereka berdua sama-sama menikmati dan tidak memperdulikan apapun yang telah terjadi hari ini sembari berharap akan selalu bahagia setiap harinya.





















---------------




maaf kalo ada typonya

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang