27

6.2K 613 35
                                    

Haechan dan renjun duduk ditaman belakang dan melihat bunga yang beragam macamnya lalu renjunpun menatap haechan.

"Haechan, apa ada yang sedang kau, jeno dan nana sembunyikan dariku?" Ucap renjun yang merasa kalau ada yang sedang disembunyikan oleh suaminya itu. Tapi, dia tidak tau apa.

"Memangnya apa yang akan kami sembunyikan renjun. Kami tidak menyembunyikan apapun, itu mungkin karena hormon mu saat hamil. Makanya kau seperti ini." Ucap haechan terpaksa berbohong karena tidak mungkin dia mengatakan semua yang jeno katakan mengenai dia adalah adik kembar renjun. Saat ini belum tepat sama sekali.

"Aaa, baiklah." Ucap renjun mengerti lalu mengelus perutnya.

"Bagaimana rasanya hamil?" Ucap haechan melihat renjun mengelus perutnya yang masih terlihat rata dengan sangat lembut.

"Ntahlah. Rasanya sedikit aneh dan aku sedikit jadi lebih aneh akan sesuatu hal apalagi penolakan." Ucap renjun.

"Itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Namanya juga hormon dari janinmu." Ucap haechan tersenyum.

"Hmm. Tapi, haechan kapan kau akan menikahi jeno? Apa nanti disana akan ada ayah jeno?" Ucap renjun yang benar-benar tidak ingin menemui ayah kandungnya itu sama sekali.

"Tentu saja. Tapi, kau tenang saja. Kau kesana bukan sebagai anaknya tapi sebagai Na Renjun. Jadi, jangan pikirkan hal aneh-aneh lagi. Oke?" Ucap haechan.

"Hmm." Ucap renjun mengangguk lalu menyadarkan kepalanya pada bahu haechan karena dia sangat mengantuk secara tiba-tiba mungkin karena efek hamilnya.

Sementara itu jeno dan jaemin yang berada didalam juga sedang mengobrol soal masalah itu. Karena jaemin sangat takut kalau sampai renjun kenapa-napa.

"Saat kau dan haechan menikah maka akan ada Paman Lee. Aku tidak yakin bisa membawa renjun kesana." Ucap jaemin.

"Kau benar. Tapi, usahakan untuk datang karena aku butuh restu hyungku. Dia adalah pengganti ibu untukku." Ucap jeno.

"Aku akan melakukannya. Tapi, berjanjilah satu hal, jangan sampai aku melihat Paman Lee mendekat pada kami berdua saat acara pernikahan kalian itu. Dan mengenai acara lamaranmu itu. Aku akan membantu semaksimal mungkin sebagai kakak ipar yang baik." Ucap jaemin.

"Arra." Ucap jeno tersenyum. Lalu diapun melihat ponselnya yang berbunyi tanda ada pesan masuk lalu melihat jaemin.

"Kenapa?" Ucap jaemin bingung.

"Haechan mengatakan renjun tertidur di taman belakang. Aku takut udara siang tidak baik untuk hyungku. Ayo kita kesana." Ucap jeno. Dan jaemin langsung pergi begitu saja hingga membuat jeno tersenyum lalu menyusulnya.

"Hyungku beruntung bersama dengan orang sebaik jaemin." Monolog jeno pada dirinya sendiri.
















Sesampainya jaemin di taman belakang diapun mendekat pada haechan dan renjun lalu melihat haechan memberikan kode untuk tidak berisik pada jaemin.

"Sudah berapa lama dia tidur?" Ucap jaemin pelan.

"Baru bebarapa menit. Cepatlah bawa masuk jaemin. Kasihan kalau harus disini." Ucap haechan.

"Hmm." Ucap jaemin lalu menggendong renjun ala koala secara perlahan. Renjun sedikit membuka matanya saat tubuhnya melayang di udara.

"Nana?" Lirih renjun lalu menyamankan kepalanya pada bahu jaemin.

"Ssttt. Tidurlah." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun dengan sayang. Dan renjunpun kembali menyamankan kepalanya lalu tertidur dengan mudahnya.

"Kalau begitu, kami berdua pamit dulu jaem." Ucap jeno lalu membawa haechan pergi dan jaeminpun langsung membawa renjun kembali kekamar mereka dengan menyuruh salah satu maid membawakan berkas yang diantarkan jeno dan haechan tadi.






Didalam kamar...






Jaeminpun meletakkan renjun keatas tempat tidur mereka secara perlahan lalu diapun pergi ke meja kerjanya untuk menandatangani berkas-berkas yang sangat banyak itu dengan sesekali melihat renjun yang tertidur dengan sangat nyenyak itu.


































_________





















"Hallo, jadi gimana? Apa yang berhasil kalian dapatkan?"

"...."

"Apa?! Hamil?! Bagaimana mungkin?! Dia itu pria?!" Kesal wanita itu.

"..."

"Lihat saja Huang Renjun, kau tidak akan bisa hidup dengan nyaman selama jaemin masih bersama denganmu bukan denganku." Monolog wanita itu sembari membanting ponselnya karena sangat kesal.

Saking kesalnya dia malah membuat semua orang terkena sumpah serapahnya lalu mulai menyusun rencana untuk mencelakai renjun agar dia bisa bersama dengan jaemin karena sejatinya tempat itu adalah miliknya bukan renjun. Dan dia akan melakukan apapun untuk mewujudkan semuanya termasuk membunuh orang itu.
























---------

maaf kalo ada typo

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang