Sesuai yang leon katakan, hari ini ia akan memberitahu pada renjun jika ia orang yang selama ini di rindukannya.
Saat ini leon masih bersama kun di kamarnya dan renjun bersama jaemin di taman belakang.
"Ge, apa renjun ge akan senang?" Tanya leon, ia masih bimbang
"Aku yakin, dia pasti senang melihat mu lagi" jawab kun dengan menepuk pundak leon
"Aku takut, ge"
"Kau akan keluar sebagai rendi, bukan sebagai leon lagi, semua sudah selesai. Ini saat nya memberitahu renjun"
"Aku masih sempat berpikir bagaimana jika mark masih hidup" ucap rendi
"Dia sudah mati, kita sudah memastikan jika dia menjadi abu saat itu"
"Bagaimana jika dia kabur?"
"Jika dia kabur, dia pasti akan mati"
"Bagaimana bisa?" Heran rendi
"Saat mark membentak jeno dan terbawa emosinya, diam diam jeno menusukkan jarum yang sudah di beri racun dengan dosis tinggi pada kaki mark"
"Kenapa saat itu aku tidak menembaknya saja" ucap rendi
"Jika kau menembaknya maka dia akan hidup. Dia selalu memakai baju anti peluru" jelas kun
"Sudah lah, lebih baik kita menemui renjun dan memberitahunya jika kau rendi" ucap kun
"Bagaimana jika dia menjauhi ku dan aku takut jika ini akan memengaruhi kandungannya"
"Aku yakin, dia pasti menerima mu dan kau harus melepas topeng mu itu" ucap kun menatap leon
Selama ini, rendi memakai topeng yang mirip dengan wajah manusia, beruntung kun mempunyai banyak kenalan yang bisa membuat topeng dengan wajah manusia.
Karena itu renjun tidak bisa mengenali dirinya dan hanya suaranya saja yang terdengar mirip untuk renjun.
"Lepaskan topeng mu lalu kita menemui renjun" ucap kun
"Sebentar, ge" balas leon
Leon melepaskan topengnya lalu melemparnya ke atas ranjang.
Kini ia bukan leon lagi, melainkan rendi kembaran renjun dan jeno.
"Ayo" ajak kun
Mereka berdua berjalan keluar dari kamar rendi. Mereka akan menyusul renjun dan jaemin di taman belakang.
Saat sampai, mereka dapat melihat renjun tengah duduk di ayunan dan jaemin juga duduk di sebelah renjun.
Kun dan rendi mulai berjalan mendekat, renjun saat ini tengah memejamkan matanya dengan bersandar di pundak milik jaemin.
Jaemin yang menyadari kehadiran rendi dan kun, menatap mereka berdua.
"Apa renjun tidur?" Lirih kun pada jaemin dan jaemin hanya menggelengkan kepalanya.
"Renjun" panggil jaemin dan renjun membuka matanya
Seketika renjun menegang saat melihat rendi di depannya dengan senyuman manisnya.
"Ini pasti mimpi, aku melihat rendi" ucap renjun
"Ini nyata, sayang. Kau tak sedang bermimpi" ucap jaemin
"Bagaimana bisa? Ini pasti hanya khayalan ku, aku terlalu merindukan rendi"
"Dia rendi, kembaran mu" kini kun yang berbicara
"Ini mimpi kan? Ini khayalan kan? Atau injun sudah bersama ibu dan rendi? Tapi kenapa nana dan kun ge juga ada?" Ucap renjun yang mulai tidak jelas
Rendi langsung memeluk renjun dan menangis didalam pelukan renjun.
"Gege, ini aku. Maaf maaf aku baru bisa menemui mu sekarang" ucap rendi
"Hiks... kenapa? Kenapa kau baru muncul?" Ucap renjun
"Maaf, ge. Aku terpaksa melakukan ini" ucap rendi
"Hiks...Bagaimana bisa kau selamat? Bukan kah kau kecelakaan?"
"Ceritanya panjang, aku dan ibu melakukan ini demi melindungi mu, ge"
"Kau bodoh! Hiks... kau tega membuat ku sedih, hiks... bahkan aku ingin menyusul kalian ke atas" ucap renjun memukul punggung rendi
"Maafkan aku, ge. Maaf karena aku membuat gege sedih. Tapi aku janji setelah ini aku akan melindungi dan menjaga gege"
Jaemin dan kun tersenyum lega, semuanya selesai hanya tinggal membuat kehidupan yang baru dengan kebahagiaan di dalamnya.
Karena semua hal yang mengancam kehidupan mereka sudah hilang.
"Bisa kau jelaskan? Bagaimana kau bisa selamat?" Ucap renjun melepaskan pelukannya dan menatap rendi.
Rendi bersimpuh didepan renjun dengan menggenggam tangan renjun.
"Saat aku kecelakaan, gege masih ada di kampus dan hanya ibu yang menemani ku di rumah sakit. Aku bersyukur aku selamat saat itu, dan aku berbicara dengan ibu, untuk membuat seakan aku sudah meninggal. Karena aku dan ibu tau jika jessica pasti akan berbuat sesuatu pada keluarga kita nanti"
"Jika semua orang tau aku sudah meninggal, jessica pasti berpikir akan mudah untuk berbuat hal yang buruk pada ibu dan gege. Maka dari itu aku mengawasi gege dan ibu"
"Dan saat ibu menelfon gege untuk datang ke rumah sakit, aku sudah berbicara dengan dokter untuk membuat ku seakan akan sudah meninggal, dan mayat yang kau lihat saat itu bukan aku melainkan orang lain, aku minta maaf aku terlambat menyelamatkan ibu saat itu" jelas rendi
"Lalu kenapa aku tidak melihat mu? Seharusnya kau masih bisa ditemukan" ucap renjun
"Seminggu setelah kepergian ibu, aku pergi dengan kun ge. Aku dan kun ge pergi ke amerika, aku mulai berlatih bela diri dan menggunakan senjata. Saat aku siap aku kembali untuk menjaga mu. Dan untuk tentang penyakit ku itu semua hanya tipu belaka"
"Kau seharusnya tak perlu melakukan sampai seperti ini, seharusnya kau tetap bersama ku" lirih renjun
"Jika aku bersama gege, kau tak akan bisa bersama jaemin" ucap rendi
"Yang dikatakan rendi benar, kau tak akan bertemu dengan jaemin jika rendi bersama mu" ucap kun
"Tapi nyawa kalian bisa dalam bahaya"
"Tapi kami masih hidup, bahaya itu tantangan untuk kami" ucap rendi
"Kau bodoh!" Ucap renjun memukul pundak rendi
"Maaf ge, aku melakukan ini untuk menjaga mu"
"Tapi tetap saja, kau membuat ku merasa jika kau memang benar benar sudah tiada"
"Yang penting semua sudah selesai, tidak akan lagi kesedihan" ucap jaemin
"Nana juga tau? Kenapa tidak memberitahu injunie?!" Ucap renjun menatap curiga pada jaemin
"Aku juga baru mengetahui jika leon itu rendi, sayang" ucap jaemin
"Bohong! Pasti nana sudah tau" sinis renjun
"Astaga, aku tidak bohong"
"Sudah lah, rendi ayo pergi. Injunie malas dengan nana" ucap renjun bangkit lalu menarik tangan rendi.
Sementara itu kun tertawa dan jaemin hanya mengehela nafasnya.
"Hahaha, sabar jaem. Mungkin anak mu sedang mengerjai mu" ucap kun
"Ya sepertinya dan aku hanya bisa bersabar"
"Ayo susul mereka" ajak kun
"Hmm"
--------
Maaf kalo ada typo
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BOSS, MY LOVES - END
FanfictionMengenai HUANG RENJUN yang terpaksa menggantikan posisi kembaranya yang tiada karena sebuah kecelakaan untuk menjadi asisten pribadi seorang NA JAEMIN Lalu bagaimana kelanjutan kisah keduanya? Apa mereka hanya akan sebagai atasan dan bawahan? atau...