29

5.9K 612 31
                                    

Sinar matahari bersinar dengan sangat cerah, dan terlihat renjun yang mulai terganggu dengan cahaya matahari yang memaksa masuk kedalam matanya. Lalu diapun mengusakkan kepalanya pada dada bidang suaminya yang masih tertidur dengan sangat nyenyak dan memeluk pinggang ramping renjun.

Lalu jaemin merasakan usakan kepala renjun, lalu diapun membuka matanya dan tersenyum melihat renjun yang mengusak padanya lalu mengelus kepala suami mungilnya itu.

Disaat bersamaan mata serupa rubah itu terbuka.

"Nana." Ucap renjun dengan suara khas baru bangun tidur.

"Pagi injunie sayang." Ucap jaemin tersenyum.

"Pagi kembali Nana." Ucap renjun tersenyum lalu duduk begitu pula dengan jaemin lalu renjunpun melihat ponselnya yang hancur berantakan lalu mengambilnya dan menangis.

"Nana hikss...hikss... Kenapa ponsel injunie bisa pecah hikss..." Ucap renjun.

Jaemin merasa suami mungilnya itu benar-benar menggemaskan selama hamil dia benar-benar menjadi lebih sensitif dari biasanya hingga membuat jaemin cemas lalu menghampiri nya dan menggendongnya dengaan mudahnya ala koala.

"Stttt... Jangan menangis lagi ya, nanti nana belikan lagi yang baru oke." Ucap jaemin sembari menimang renjun layaknya bayi. Ah, renjun memang akan selalu menjadi bayi baginya.

"Kenapa bisa tiba-tiba rusak Nana hikss...hikss..." Tangis renjun semakin menjadi-jadi hanya karena ponsel hingga membuat jaemin merasa sangat bersalah. Tapi, jangan salahkan juga jaemin dia melakukan hal itu karena dia tidak mau renjun dan calon anak mereka kenapa-napa. Dia juga tidak mau kalau suami kesayangannya itu sampai kebanyakan pikiran karena kandungannya sangat lemah.

"Sudah ya, mungkin kemarin tidak sengaja jatuh. Sudah jangan menangis lagi ya, nanti Nana belikan yang baru oke?" Ucap jaemin. Dan renjun hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Jadi sekarang mau seperti ini saja injunie?" Ucap jaemin.

"Hmmm. Nana, aku mau makan eskrim." Ucap renjun.

"Ini masih pagi sayang. Nanti kalau flu gimana?" Ucap jaemin cemas dengan kesehatan renjun dan juga anak mereka.

"Aku maunya itu Nana." Rengek renjun.

"Baiklah. Tapi, sedikit saja. Oke?" Ucap jaemin tersenyum.

"Hmm." Angguk renjun lalu jaeminpun membawa renjun keluar dari kamar mereka menuju dapur dan mengambil satu cup eskrim juga sendoknya dan menuju ruang tengah. Karena renjun ingin makan eskrim sembari menonton televisi dan duduk dipangkuan suaminya itu.

Disaat bersamaan Yoona keluar dari kamar dan melihat anak dan menantunya lalu diapun mendekat.

"Injun? Kenapa pagi-pagi sudah makan eskrim begini?" Ucap Yoona tersenyum.

"Hanya ingin saja ibu." Ucap renjun tersenyum.

"Apa cucu mami memintanya? Cucu mami benar-benar nakal seperti jaemin dulu." Ucap Yoona tersenyum sedangkan jaemin sudah merenggut tidak suka dengan perkataan ibunya itu.

"Nana dulu sangat nakal ibu?" Ucap renjun menatap dengan sangat polos.

"Tentu saja sayang. Tapi, tidak masalah." Ucap Yoona tersenyum lalu mengusak kepala menantunya itu.

"Ayah dimana?" Ucap renjun bingung.

"Ayah terpaksa harus pergi ke Belanda karena perusahaan sedang mengalami masalah sedikit." Ucap Yoona.

"Kenapa papi tidak bilang pada jaemin mi?" Ucap jaemin bingung.

"Sengaja, biar kamu fokus sama injunie dan calon anak kalian. Sudah kamu tenang saja." Ucap Yoona tersenyum.

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang