28

5.9K 642 56
                                    

malam ini, jaemin berada di ruang kerjanya. ia sedang menandatangani berkas berkas yang haechan bawa, renjun sudah tidur jadi jaemin dapat menandatangani berkas berkasnya tanpa mengkhawatirkan renjun.

ruang kerja jaemin menyatu dengan kamarnya, jadi ia tak perlu repot repot untuk menuju kamarnya jika renjun terbangun atau membutuhkan sesuatu.

jaemin hanya perlu menandatangani 2 berkas lagi dan semua selesai.

"melelahkan sekali" ujar jaemin meregangkan tubuhnya

jaemin kembali menandatangani berkas berkas dan akhirnya ia selesai. jaemin membereskan meja kerja nya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

setelah mandi, jaemin menghampiri renjun yang tengah tertidur pulas di ranjang. jaemin duduk di samping ranjang, tanganya mengusap kepala renjun dengan lembut.

jaemin tersenyum manis melihat suami kecilnya, tanganya kini beralih mengusap perut renjun yang masih rata.

"anak papa, jangan nakal ya? jangan terlalu membuat mama kelelahan" gumam jaemin










Ting...










jaemin menoleh pada nakas saat mendengar notifikasi masuk dari ponsel renjun.

jaemin memeriksa ponsel renjun dan ada pesan dari nomor tak dikenal.



08xxxxxx


jauhi jaemin, sialan!
kamu merebut apa yang seharusnya menjadi miliku!

ah iya aku dengar kamu hamil ya? padahal kamu seorang laki laki bagaimana kamu bisa hamil dan memiliki rahim?

dasar laki laki aneh!

jika kamu tidak menjauhi jaemin, aku akan mencelakai mu sialan!



jaemin menukikan alisnya tajam, ia melempar ponsel renjun ke sembarang arah, tidak peduli ponsel renjun akan hancur atau rusak sekalipun, ia bisa membelikan ponsel lagi untuk renjun.

"siapa orang yang mengirim pesan itu? dan bagaimana bisa dia tau jika renjun sedang hamil?" gumam jaemin lirih

"mungkin aku harus lebih ketat menjaga renjun, tidak akan  aku biarkan renjun dan anak ku terluka"

tanpa sadar... renjun terbangun dari tidurnya dan menatap jaemin yang terlihat sangat serius seperti ada sesuatu yang mengganggunya.

"nana?" panggil renjun

jaemin langsung menoleh pada renjun yang memanggilnya, ia kembali mengusap kepala renjun.

"hm? ada apa sayang?" tanya jaemin dengan lembut

"nana kenapa belum tidur?"

"aku menandatangani berkas yang haechan bawa tadi"

"lalu, kenapa nana terlihat serius sekali tadi? ada sesuatu yang nana pikirkan?" tanya renjun sedikit khawatir

"tidak ada sayang, mungkin aku terlalu memikirkan berkas berkas tadi"

"yasudah, nana sini. tidur dengan injunie" ucap renjun

jaemin terkekeh dengan sikap renjun, apapun yang renjun lakukan selalu terkesan lucu dan menggemaskan baginya.

jaemin berbaring di sebelah renjun, memeluk renjun dan menatap renjun.

"sudah, sekarang apa lagi?" tanya jaemin

"eum, cium?" jawab renjun ragu

"ingin cium?" tanya jaemin dan renjun mengangguk

jaemin mendekatkan wajahnya pada renjun, dan menempelkan bibirnya pada bibir renjun.

jaemin melumat bibir renjun dengan lembut tanpa ada nafsu, tanganya mengusap lembut punggung renjun.

setelah beberapa menit berciuman, jaemin melepaskan ciumanya dan menatap renjun.

"sudah, sekarang mau apa lagi?" tanya jaemin lalu mengecup bibir renjun yang sedikit bengkak

"tidak ada, sekarang ayo tidur"

"baiklah"

jaemin mengecup kening renjun lalu merapatkan tubuh renjun pada tubuhnya. jaemin memeluk renjun dengan erat, tanganya sibuk mengelus kepala renjun agar renjun kembali tidur.

"aku akan menjagamu dan anak kita, sayang. saat aku sudah tau siapa orang yang ingin mencelakaimu, aku akan menghukumnya seberat mungkin, tak peduli ia laki laki atau perempuan" batin jaemin
































---------

maaf kalo ada typo

MY BOSS, MY LOVES - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang