CHAPTER 1

248 27 11
                                    

Happy Reading!

***

"Mama..."

"Mama..."

"JO!"

Kent langsung terbangun begitu mendengar suara teriakan istrinya. Meskipun rambutnya terlihat berantakan, wajahnya yang terpahat sempurna itu masih tampak sangat mengagumkan. Kent dapat melihat Karina yang berusaha mengatur napas sembari memegangi dadanya. Wanita cantik dengan kulit kuning langsat itu tengah mengambil pasokan oksigen sebanyak-banyaknya agar sel-sel otaknya dapat bekerja dengan baik.

"Kenapa?" Tanya Kent seraya mendekat ke arah istrinya.

"Kent." Karina langsung memeluk suaminya. Tiba-tiba saja ia menangis. Bukan sekedar tangisan pelan, tapi Karina terlihat sangat hancur saat ini. Seolah belum tersadar dari mimpi buruknya.

Awalnya Kent terlihat sedikit bingung, tangannya perlahan mengusap rambut hitam Karina yang menjuntai hingga ke punggung, namun beberapa saat kemudian ia sadar akan sesuatu. Tentang salah satu masa kelam di dalam 19 tahun pernikahan mereka. Karena hanya hal itu yang dapat membuat Karina terlihat sangat hancur seperti sekarang ini.

"It's okay, aku di sini." Kent memeluk Karina semakin erat sembari mengecup puncak kepalanya, tangan Kent beralih mengusap bahu Karina yang tampak bergetar, berusaha memberi ketenangan padanya. Pelukan yang selalu Karina sebut sebagai obat terbaik. Karena ketika seseorang sedang lelah, mereka tidak hanya perlu istirahat, mereka juga perlu pelukan dari orang-orang yang mereka sayang. Itulah yang selalu Karina katakan pada Kent, yang selalu Kent ingat sampai saat ini.

Kent membiarkan Karina menangis dalam pelukannya. Di antara gelapnya malam, suara isakan Karina merambat melalui udara, hingga menggetarkan gendang telinga, membuat Kent jadi terlihat sama rapuhnya. Tapi ia tidak ingin menghentikan tangisan itu. Ia tidak ingin Karina memendam semua kesedihannya, ia tidak ingin Karina berusaha menutupi sisi rapuhnya di hadapan suaminya sendiri. Kent ingin Karina tahu bahwa ia tidak sendirian menanggung semuanya, karena Kent akan selalu bersamanya. Sesuai dengan janji pernikahan yang mereka ucapkan di depan Altar suci. Akan selalu bersama dalam susah dan senang, dalam sakit maupun sehat, hingga maut memisahkan.

Kent dan Karina, pasangan paling sempurna di abad 21 ini. Layaknya Dewa Eros dengan wajah rupawan dan Putri Psyche dengan kecantikannya yang tiada banding. Hidup dengan kekayaan melimpah dan kebahagiaan yang selalu menyelimuti mereka.

Setidaknya begitulah yang orang-orang lihat dari mereka. Hal itu memang sering terjadi. Saat melihat mereka, orang-orang akan lupa bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Yang terlihat belum tentu yang sebenarnya kan?

Setelah tangisan Karina mereda, Kent menoleh ke arah jam dinding.

"Sebentar lagi tengah malam, mau ke kamar Jo?" Kent mulai mengalihkan pikiran Karina.

Karina mendongak untuk melihat wajah tampan Kent. "Oh iya, bentar lagi Jo ulang tahun," kata Karina dengan suara serak. Ia langsung mengurai pelukannya, lalu bangkit dari kasur sambil mengusap sisa air matanya, tidak lupa menyisipkan anak rambutnya di balik telinga. "Aku cuci muka dulu ya," pamitnya seraya berjalan menuju kamar mandi.

Kent menatap punggung Karina yang berjalan menjauhinya, tiba-tiba rasa bersalah kembali menyelimutinya. "Maaf Karin," lirihnya kemudian.


Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang