CHAPTER 55

98 13 4
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Nina tengah belajar untuk persiapan Olimpiade Matematika tingkat provinsi di perpustakaan Prabangkara. Mengingat kesalahannya di OSK kemarin, ia harus benar-benar teliti sekarang, belajar lebih giat dan memperbanyak latihan soal.

Bugh!

Sebuah buku mendarat di mejanya, bertepatan dengan seorang pria berambut coklat yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

Nina mengernyit bingung dan menatapnya aneh. "Ngapain lo ke sini?"

"Perhitungan kali sekawan untuk ngerjain soal limit harus udah di luar kepala, kalau lo masih harus nulis lagi, waktu lo bakal kebuang banyak. Supaya lo bisa ngerjain lebih cepat, lo harus ngerti konsep, bukan cuma hapal rumus." Ia menunjuk cara pengerjaan Nina di kertas buram.

"Eh Jonan, gue enggak perlu nasihat dari lo," ketus Nina sambil menatapnya tajam.

"Dua tahun berturut-turut, Prabangkara selalu dapat nilai sempurna di Olimpiade Matematika Kabupaten sampai Nasional. Tapi karena lo, nilai Prabangkara di Olimpiade Matematika turun, lo salah dua kan? Soal nomor 1 dan 3. Iya kan?" Jonan menaikkan sebelah alisnya, menatap Nina remeh.

"Bacot lo!" Nina mengemas barang-barangnya, hendak pergi dari sana.

"Semester depan gue pindah." Perkataan Jonan membuat Nina menghentikan gerakannya.

"Kenapa?" Tanya Nina.

"Gue udah ngerti semua pelajaran SMA, jadi gue enggak perlu sekolah di sini lagi." Jonan mengambil buku yang ia lemparkan tadi, lalu memberikannya pada Nina. "Lo perlu buku ini untuk bisa sampai ke IMO. Buku itu ringkasan konsep dasar Matematika. Kalau lo bisa kuasai semua konsep di buku itu, lo pasti bisa ngerjain soal Matematika dalam bentuk apa pun."

"Kenapa lo kasih gue?" Bingung Nina.

"Anggap aja sedekah, gue udah enggak perlu buku itu lagi, dan kayaknya lo lebih perlu. Lagian, gue udah selesai pelajari buku itu sejak umur gue 8 tahun," jawab Jonan dengan sombong.

Nina memutar bola matanya malas, tapi tetap mengambil buku itu. "Thanks."

"Kalau nanti gue udah pindah, lo harus dapat peringkat satu, jangan malu-maluin," kata Jonan lagi.

"Sialan lo!"

♡●♡

Tatapan mata Regan tidak teralihkan dari monitor di depannya. Film action yang tengah Regan tonton itu membuatnya hanyut dalam alur cerita, seakan sungguh masuk ke sana dan bisa menghajar para psikopat itu secara langsung.

"Kak Regan." Chelin tersenyum canggung pada Regan sambil membawa dua gelas jus semangka di tangannya.

Regan menoleh ke arah Chelin sekilas, kemudian kembali fokus pada film. "Apa?"

"Nih buat Kakak." Gadis itu memberikan segelas jus semangka padanya.

"Kamu tambahin racun?" Tanya Regan, ia menatap horor gelas itu.

"Nethink banget sih jadi orang," kesal Chelin sembari duduk di samping Regan. "Mau apa enggak?"

"Makasih." Regan mengambil gelas itu tanpa banyak berpikir lagi.

Chelin tersenyum singkat, lalu kembali memasang wajah serius, pandangannya ikut mengarah pada layar monitor. "Ini movie terbarunya kan? Chelin udah nonton kemaren sama Nina, nanti si cewek rambut pirang itu masuk..."

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang