CHAPTER 13

106 17 14
                                    

Playlist: love shot - EXO

***

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Kebisingan tentang skandal kelas unggulan sudah mereda. Kartu remi sudah menjadi abu di tempat pembakaran. Surat permohonan maaf juga sudah dikumpulkan. Dan segala pengasingan yang mereka terima selama 2 minggu ini sudah berakhir. Sekarang kelas 10 MIPA 1 sudah mendapatkan ketenangan saat makan di kafetaria.

Salah satu Poin terpenting yang membuat para siswa SMA Prabangkara menghindari masalah adalah Pengasingan. Hukuman yang tidak tertulis di Buku peraturan. Yang secara tidak langsung diterima para pelaku.

Sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Mereka tidak bisa hidup seorang diri. Banyak pesan yang merambat ke telinga para siswa di sana, bahwa jika ingin membuat masalah di Prabangkara, jangan berani melakukannya seorang diri. Bayangkan saja selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tidak punya teman di sana, tidak ada yang bisa diajak berbicara, mendengar orang-orang membicarakan keburukan kita dan terang-terangan menatap tak suka, ditambah tidak ada kamera yang bersedia kita lambaikan tangan untuk minta bantuan. Sekalipun ada, mungkin mereka hanya akan melihat tanpa mau berbuat lebih.

Ada 2 golongan yang bisa nyaman berada di Prabangkara meskipun bermasalah. Yang pertama, anak-anak orang kaya. Dan yang kedua, si pemberani yang bermental baja.

Untungnya, para siswa kelas 10 MIPA 1 memiliki kedua hal itu.

"Diam juga ya mereka habis gue marahin kemaren." Daren mulai bersuara setelah memperhatikan tiap sudut Kafetaria.

Kemarin Daren memang marah-marah di Kafetaria. Itu karena banyak orang yang menyinggung mereka ketika sedang makan di sana. Awalnya mereka hanya membiarkannya, tapi lama-kelamaan kuping mereka panas mendengar ceramah orang-orang itu. Hingga Daren mengambil tindakan.

"Males banget anjir dengar mereka ngomong. Sok suci lagi tuh," tambah Edi.

"Udahlah yang penting kita bisa makan dengan tenang hari ini," kata Evan.

"Eh, lo semua udah tahu soal Kevin belum?" Tanya Gufron tiba-tiba.

"Kenapa dia?"

"Nyokapnya hamil lagi."

Uhhuukk... uhhuukk...

A'an yang sedari tadi diam langsung tersedak teh es. Ayam goreng yang baru saja masuk ke dalam mulut Edi sudah kembali ke dalam piring karena mulutnya terasa kaku. Sedangkan yang lainnya melongo tak percaya dengan perkataan Gufron. Kecuali Jonan.

"Memangnya kenapa kalau Nyokapnya hamil lagi?" Jonan terlihat tidak mengerti dengan keterkejutan teman-temannya.

"Itu artinya, Nyokapnya Kevin hamil anak ke sembilan."

"Hah? Banyak banget!"

"Masalahnya bukan itu doang Jo." Edi menjeda kalimatnya karena harus mengunyah kembali makanannya. "Punya adek bayi di umur 16 tahun tuh malu-maluin."

"Iya bener. Terus kasih sayang orang tua ke dia juga pasti berkurang, karena sibuk ngurus adiknya," tambah A'an.

"Untung gue anak bungsu, jadi enggak pernah ngerasain begitu," celetuk Evan.

"Segitunya ya?" Jonan kembali bersuara. Ia masih bingung.

"Memangnya beda umur lo sama adek-adek lo berapa tahun?" Tanya Gufron.

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang