CHAPTER 47

63 11 1
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Hari ini Karina mendapat panggilan dari SMA Prabangkara. Ia sedikit gugup, apalagi panggilan itu langsung dari guru BK. Entah masalah apa yang dilakukan Jonan di sana, tapi Karina harap putranya itu baik-baik saja.

Karina mempercepat langkah kakinya, namun tetap terlihat elegan dan anggun. Untungnya saat ini selasar sedang kosong, mungkin karena ini masih jam pelajaran, jadi kedatangan Karina dan para bodyguard-nya tidak mengundang keributan.

Dari kejauhan, Karina sudah dapat melihat seorang wanita berbaju batik sedang tersenyum ke arahnya dengan bibir yang dipolesi lipstik merah kecoklatan yang menjadi ciri khas wanita itu. Ia masih ingat jelas, wanita itu adalah Bu Susi, Guru BK SMA Prabangkara yang terkenal killer nan elegan.

"Bu Karina," sapa Bu Susi yang sudah berdiri di depan salah satu ruangan bertuliskan VIP di daun pintunya. Ia mengulurkan tangan pada Karina. Berhadapan langsung untuk kedua kalinya dengan Nyonya Alison Zhou ini masih membuat Bu Susi gugup. Gaya Karina yang anggun dan elegan itu membuat Bu Susi yang terbiasa cetar membahana jadi menciut. Mungkin memang benar, keluarga Alison Zhou mempunyai aura yang berbeda dari keluarga lainnya.

"Siang Bu," balas Karina sambil menjabat tangannya ramah.

Bu Susi tersenyum canggung. "Maaf Bu jika saya mengganggu waktu anda," ucapnya merasa tak enak. Tapi ia harus tetap membicarakan hal ini dengan Nyonya Alison Zhou itu.

"Enggak masalah. Tapi apa bisa kita langsung keintinya saja?" Pertanyaan Karina memang benar-benar khas keluarga Alison Zhou, mereka tidak suka bertele-tele dan membuang waktu. Hal itu malah membuat Bu Susi semakin gugup. Takut salah berbicara nantinya.

"Oh, baik Bu. Kita bicara di dalam ruangan saja." Bu Susi membukakan pintu untuknya.

Karina tersenyum manis, lalu memasuki ruangan itu tanpa diikuti oleh para bodyguard ataupun Mr. Fey.

Ruangan nuansa putih yang terlihat sangat elegan. Ruangan itu memang dikhususkan untuk para tamu VIP di SMA Prabangkara. Tak lupa, Bu Susi juga menyiapkan teh hangat untuk Karina. Tidak mungkin kan tamu VIP seperti Karina disuguhkan air mineral dalam gelas sekali pakai.

"Jadi begini Bu," mulai Bu Susi setelah duduk di sofa dan mengambil sebuah map hitam. "Kami pikir... Jonan sedikit berbeda dari anak-anak lainnya. Dia... terlalu pintar untuk ukuran anak seusianya."

Dada Karina terasa sesak begitu mendengar kalimat itu. Hari seperti ini, akhirnya terjadi lagi, padahal Karina sangat menghindarinya.

"Saya dengar dari guru-guru yang mengajar di kelasnya, Jonan tidak pernah terlihat tertarik untuk belajar, buku catatannya selalu kosong, bahkan buku pelajarannya bersih. Tapi saat diberi pertanyaan, Jonan selalu bisa menjawabnya dengan sempurna. Jonan memang selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, tapi dia tidak pernah berinisiatif untuk belajar kelompok. Bahkan teman sekelompoknya juga mengatakan, Jonan selalu mengerjakan bagiannya sendiri, Jonan tidak pernah berniat mengerjakannya bersama kelompok. Jonan hanya memberikan beberapa ide, sisanya ia hanya diam dan tidak pernah mau tahu urusan kelompoknya atau malah sebaliknya, begitu Jonan ingin terlibat dalam kelompok, dia tidak mau disalahkan. Selain itu, guru-guru juga mengeluh karena Jonan menolak semua tawaran Olimpiade yang mereka tawarkan. Salah seorang guru juga mengatakan pada saya, sepertinya Jonan tidak tertarik belajar di sekolah karena dia memang sudah bisa," jelas Bu Susi panjang lebar.

"Jadi?" Karina bertanya dengan ragu, meski ia sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini.

"Sebenarnya hal ini tidak masalah untuk kami. Tapi saya pikir.... hal ini bisa jadi masalah untuk Jonan," ujar Bu Susi pelan.

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang