CHAPTER 40

87 13 0
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Paskah semakin dekat, ujian juga semakin dekat. Sore ini dihabiskan para anggota OMK untuk latihan koor. Sembari menunggu waktu yang telah ditentukan tiba, parkiran gereja memang jadi salah satu spot terbaik untuk bersantai sore ini.

Hari ini Kalia juga sudah menceritakan pada teman-temannya bahwa selama ini ia punya seorang Abang bernama Zio.

Tentu saja hal itu membuat heboh anak-anak OMK di sana. Tapi Zio kembali menjelaskan bahwa ia selama ini tinggal di luar negeri dan jarang kembali ke Indonesia. Zio terlalu malas untuk menceritakan retetan masalah yang ia hadapi selama 7 tahun ini pada mereka semua.

"Kalau diliat-liat lo berdua emang mirip sih," ujar Tian setelah memperhatikan keduanya secara saksama. "Sama-sama pakai pakai kacamata dan rambutnya juga agak keriting."

"Udah gue bilangin juga," kesal Kalia.

"Tapi kenapa lo akrab sama Jonan?" Tanya Andriel masih tak mengerti.

"Dia kan PA Jonan, dia kerja di Alison," jelas Evan.

Sebenarnya Evan sudah cukup lama mengenal Zio, karena Evan juga sering mengunjungi Jonan waktu ia masih tinggal di Korea. Meski awalnya ia juga tidak menyangka bahwa Zio adalah saudara Kalia.

"Oh iya... gue lupa." Andriel refleks menepuk keningnya. "Lo udah tahu Beb?" Tanya Andriel pada Aura.

"Baru tahu beberapa hari yang lalu sih, Nyokap gue yang bilang kalau Abangnya Kalia baru pulang," jelas Aura seadanya.

"Gue udah curiga dari awal sih," mulai Rafa yang sedari tadi hanya diam. "Soalnya yang gue ingat nama belakangnya Zio itu Alganendra."

"Tapi kok pas latihan minggu lalu, lo berdua kayak biasa aja sih?" Henry masih terlihat bingung.

"Oh iya bener," sambung Tian.

"Kenapa woi?" Tanya Andriel.

Zio dan Kalia saling bertukar pandang. Akan bertambah lebar penjelasannya jika memberitahu mereka yang sebenarnya.

"Mereka terlalu jago akting, gue aja sampai enggak tahu kalau mereka saudara." Akhirnya Jonan membuka suara.

"Makasih ya Jo, sebenarnya bakat akting gue udah keliatan sejak kecil. Sayang banget enggak ada agensi yang mau meminang gue sebagai Aktris-nya." Kalia mengibaskan rambut panjangnya ke belakang dengan percaya diri.

Tentu saja hal itu langsung membuat teman-temannya menampilkan ekspresi ingin muntah.

"Serah lu Kal, gue mah ngikut aja," cibir Tian.

"Makin alay lo sekarang Dek," ledek Zio.

"Eh Iren datang!" Seru Ega heboh setelah melihat Iren turun dari mobil bersama adiknya.

"Gue kira udah mati tu anak," celetuk Andriel.

"Gila ya mulut lo enggak bisa dijaga banget," tegur Rafa.

"Hai," sapa Iren dengan senyum merekah.

"Keluar dari rumah sakit langsung kalem ya si Iren." Tian menggeleng pelan melihat wajah Iren yang tampak cerah itu.

"Mana ada, makin parah dia," protes Daren yang kini sudah berjalan menuju kursi samping Jonan dan Evan.

Iren ingin sekali membalas adiknya, tapi setelah melihat seorang pria berkacamata yang sejak kemarin mendominasi pikirannya, rasa kesal Iren langsung hilang. Iren tersenyum padanya, yang tentu saja tak akan diabaikan oleh pria itu.

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang