CHAPTER 19

114 14 4
                                    

***

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Iren lupa membawa kartu Kafetaria hari ini, alhasil ia mengajak teman-temannya untuk makan di Kafetaria kelas 10, agar ia bisa meminjam kartu Daren. Peraturan bahwa semua siswa diperlakukan sama di sekolah ini juga berlaku untuk Iren. Ia harus membawa kartu Kafetaria untuk bisa makan di sana. Meskipun itu sebenarnya cuma formalitas semata bagi Iren.

"Ini kartunya kakak balikin. Makasih ya Dek," ujar Iren sembari menyerahkan kartu persegi panjang berwarna biru itu pada Daren.

"Mobil lo jangan lupa," kata Daren kembali mengingatkan.

Semua orang juga tahu bahwa Daren hampir tidak pernah memberi barang gratis pada siapa pun, termasuk Kakaknya sendiri. Jadi demi mengisi perutnya yang lapar, Iren bersedia meminjami Daren mobil ke sayangannya selama satu hari.

"Iya... tenang aja. Pulang sekolah ini gue bakalan langsung kasih kunci mobilnya ke lo." Iren tersenyum, meski terlihat sangat tidak tulus.

9 dari 10 kursi di meja panjang itu sudah terisi oleh Daren dan ketiga temannya, serta Iren dan keempat temannya.

Kedatangan Iren dan teman-temannya sempat membuat heboh di Kafetaria kelas 10. Siapa yang tidak terkejut melihat siswa teladan seperti Iren dan Kalia di Kafetaria kelas 10? Biasanya kakak kelas yang datang ke Kafetaria kelas 10 adalah orang-orang yang sering cari muka atau ada masalah yang harus mereka urus di sana. Tapi hari ini Kafetaria tampak tenang tanpa keributan.

"Ren, lo mau enggak jadi kakak gue aja?" Tanya Kalia tiba-tiba.

"Ih... kenapa tiba-tiba lo mau jadi adek gue?" Iren menatap Kalia ngeri.

"Biar bisa dipinjami mobil juga," jawab Kalia enteng.

"Males banget gue punya adek kayak lo," balas Iren.

Kalia terlihat kesal sekarang. Padahal ia sudah dapat membayangkan betapa menyenangkannya jika mempunyai kakak seperti Iren.

Melihat ekspresi kesal Kalia, Iren langsung merangkulnya sambil tertawa. "Bercanda kok Kal, mana bisa gue nolak punya Adek yang genius kayak lo," kata Iren di sela tawanya.

"Eh eh... btw kok gue enggak liat pangeran sih?" Tanya Risa setelah menyadari tidak ada Jonan di sana.

Hal itu pun langsung membuat teman-temannya ikut tersadar. Tapi tidak dengan para anak lelaki itu, mereka terlihat bingung.

"Siapa pangeran?" Tanya Edi mewakili kebingungan teman-temannya juga.

"Jonan," jawab Cika cepat.

"Oh... Jonan udah 2 hari enggak masuk sekolah," ucap Edi memberitahu, membuat kelima gadis itu terkejut.

"Kenapa dia enggak masuk? Sakit? Atau apa?" Kalia langsung menyerbu mereka dengan pertanyaannya.

"Kurang tahu juga sih Kak, tapi keterangannya di daftar hadir itu Izin," jelas Edo singkat sembari mengaduk jus mangga di gelasnya.

Tidak puas dengan jawaban Edo, Kalia langsung beralih pada Evan yang sibuk makan.

"Jonan ke mana Van?"

Evan menegak minumannya, lalu menaik turunkan bahunya. "Enggak tahu gue. Kemaren gue telepon tapi enggak aktif. Nanti deh gue tanya Tante Karin pas di rumah sakit."

"Tante Karin udah mulai kerja lagi?"

"Belum. Tante Karin jagain Kakek di sana. Kakek gue masuk rumah sakit."

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang