CHAPTER 51

76 11 3
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Akhirnya Karina bisa bersantai setelah seminggu ini sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun putrinya. Ini kali pertama Anna mengundang teman-teman ke pesta ulang tahun, jadi Karina ingin membuat pesta yang meriah untuk putrinya itu. Biasanya ulang tahun anak-anak Alison hanya akan dihadiri keluarga terdekat atau rekan bisnis Kent di perusahaan.

Meskipun melelahkan, tapi Karina tetap bahagia melihat senyum manis Anna tadi. Untungnya disaat ia merasa lelah seperti ini, ada pundak yang begitu nyaman untuk menyandarkan kepalanya.

"Capek banget ya?" Tanya Kent seraya menggenggam tangan istrinya.

Karina hanya mengangguk dengan kepala yang masih bersandar di pundak Kent, tangannya juga masih setia dalam genggaman suaminya. "Di umur segini... aku masih boleh manja-manjaan sama kamu enggak sih Kent?"

"Ada yang bilang aneh-aneh ke kamu ya?" Tebak Kent.

"Aku ngerasa lebih mudah capek sekarang, dan aku juga ngerasa makin tua. Katanya, semakin tua seseorang, mereka akan semakin kesepian. Lalu, teman-teman aku juga pernah cerita, katanya suami mereka semakin tua semakin enggak peduli sama mereka," ungkap Karina yang kini semakin mengeratkan dekapannya pada lengan Kent.

"Kamu takut aku enggak peduli lagi sama kamu, terus ninggalin kamu gitu?"

"Kalau nanti aku udah tua, aku enggak akan cantik lagi Kent," lirihnya.

"Jangan terlalu sering main sama teman-teman kamu lagi. Kamu jadi sering overthinking sejak dekat dengan mereka." Kent mulai melepas dekapan Karina pada lengannya, ia justru langsung memeluk Karina erat. "Gimana bisa aku ninggalin orang yang udah mau temani aku berdiri sampai detik ini? Gimana bisa aku ninggalin orang yang udah mau melahirkan dan mengurus semua anak-anakku selama ini?"

Karina masih diam mendengarkan.

"Jadi berhenti mikir yang aneh-aneh. Kita cuma perlu jalani setiap kesempatan yang Tuhan kasih ke kita. Oke?"

"Thank you Kent." Karina mengeratkan pelukannya, hingga ia teringat akan sesuatu. "Oh iya, kemarin aku dipanggil ke sekolahnya Jonan."

"Kenapa?"

"Guru-guru di sana udah mulai ngeluh soal Jonan. Katanya Jonan terlalu pintar untuk ukuran anak SMA. Selain itu, mereka juga ngeluh soal Jonan yang enggak tertarik untuk ikut organisasi atau club apa pun di sekolah," jawab Karina.

Kent menghembuskan napas kasar. Ia kira dengan Jonan bersekolah di sekolah elite seperti Prabangkara tidak akan ada keluhan dari guru-guru. Mungkin memang lebih baik Jonan dimasukkan ke sekolah khusus anak-anak Gifted.

"Terus mereka maunya kita gimana?"

"Guru BK-nya bilang, sebaiknya Jonan dapat bimbingan khusus dari seorang ahli. Karena pikiran anak-anak cerdas mudah teralihkan, takutnya bakat yang Jonan miliki jadi terbuang percuma, karena Jonan enggak pernah tertarik untuk ikut lomba akademik apa pun di sekolah." Karina terdiam sejenak, "Kayaknya, itu cuma strategi Prabangkara untuk ngusir anak genius yang nggak menghasilkan apa-apa untuk mereka."

Kent mengangguk mengerti, ia juga tampak memikirkan sesuatu.

"Karin."

"Hmm?"

"Dulu aku sempat cerita kan tentang Jonan yang pernah jadi Trainee Idol di Dream Entertaiment?"

Karina mengangguk, berusaha mendengarkan Kent dengan serius.

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang