CHAPTER 54

87 13 6
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

Kediaman Alganendra kedatangan banyak tamu hari ini. Untuk merayakan ulang tahun Kalia yang ke 16, Fina juga mengundang teman-temannya. Meski hanya sekedar makan-makan, Fina harus tetap mengundang mereka, supaya semakin seru.

"Aduh Bu Fina, kalau lagi ulang tahun anak begini rasanya kita makin tua ya Bu?" Celetuk Claudi heboh. Hari ini ia juga membawa Andriel bersamanya, sama seperti ibu-ibu lainnya yang membawa anak mereka.

"Iya loh Bu. Apalagi kalau ulang tahun yang ke 17 nanti," balas Fina. Tangannya masih sibuk menata makanan di atas meja.

"Kalia makin cantik ya sekarang. Mau enggak Kal jadi menantu Tante?" Ceplos Renata asal.

"Masa iya Mama mau jodohin Kalia sama Kak Anggita sih?" Heran Tian sambil menatap aneh Mamanya itu.

"Ya enggak Kak Anggita jugalah Nak. Sama kamu, mau enggak?" Renata terlihat serius dengan pertanyaan.

"Ih ogah banget sama Kalia," tolak Tian cepat.

"Kalia juga enggak mau sama Tian Tante, makasih tawarannya," tambah Kalia yang sudah bergidik ngeri.

"Sekarang aja ogah-ogahan, siapa tahu nanti jodoh," ejek Fina sambil terkekeh pelan.

Berbeda dengan ibu-ibu lainnya, Naomi dan Rita tampak sibuk memperhatikan seorang pria yang duduk di samping Regan.

"Dito itu nama kamu kan?" Naomi bertanya padanya sedikit ragu. Sebenarnya ia sudah sering melihat pria itu bersama Regan, tapi ia tetap harus memastikan dulu.

Dito yang tengah makan pun langsung menoleh pada Naomi. Pelan-pelan ia menelan makanannya. "Iya Tante, saya Dito."

"Kamu anaknya Pak Haidar?" Kini Rita yang bertanya. "Pengusaha tekstil yang tinggal di Dubay itu?"

"Iya." Dito mengangguk, membenarkan tebakan kedua ibu itu.

"Tuh kan Bu, benar apa kataku." Naomi tampak heboh.

"Oh... pantesan mukanya enggak asing. Dulu Umi kamu itu teman SMA Tante," kata Rita memberitahu.

Dito hanya mengangguk sambil tersenyum canggung. Sudah lama sekali ia tidak menghadapi ibu-ibu yang heboh seperti ini. Biasanya hanya saat lebaran atau hari-hari besar lainnya.

Di saat Dito masih ditanya oleh ibu-ibu itu, para gadis yang duduk di ujung meja itu tengah sibuk memandang seorang pria berkacamata yang duduk di samping Iren.

"Kal, sumpah ya... lo punya abang ganteng begini kenapa enggak pernah kasih tahu kita?" Pandangan Cika masih belum teralihkan dari pria itu.

"Kan kemaren gue udah cerita kalau gue punya Abang," kata Kalia lagi.

"Tapi lo enggak pernah bilang kalau abang lo seganteng ini." Risa juga ikut terbuai oleh pesona Zio.

"Kal, jodohin gue sama dia dong," pinta Cika yang tampak sangat berharap.

Kalia terkekeh mendengar perkataan teman-temannya itu. "Bang, katanya Cika mau dijodohin sama Abang," adu Kalia.

"Kal..." Cika mencubit bahu Kalia sambil menahan malu.

"Sorry, gue udah punya pacar," kata Zio pelan, bibirnya tersenyum seraya menahan tawa.

Seketika, ketiga gadis itu mendengar suara retak dalam diri masing-masing.

"Jadi yang kedua juga enggak papa kok Bang." Risa memberanikan diri untuk kembali merayu.

Iren langsung menatap Risa tajam. "Enak aja lo. Enggak boleh."

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang