CHAPTER 53

75 11 2
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke teman-teman kalian.

Happy Reading👸

***

"Ma, koper Jo udah dibawa kan?"

"Udah sama Mr. Fey."

"Ma, sepatu An yang warna putih udah disimpan belum?"

"Udah sayang, Mama yang simpan tadi."

"MAMA!" Pekik Arvin dengan mata membulat sempurna.

"Kenapa Nak?" Tanya Karina kaget. Sama halnya dengan Jonan dan Anna.

"Arvin lupa bawa peralatan gambar Arvin. Gimana dong?" Arvin terlihat sangat panik. "Kita balik ke rumah lagi ya Ma," pintanya.

"Lama sayang. Kita harus berangkat sekarang. Nanti Mama belikan yang baru buat Arvin di Beijing ya? Sekarang kita berangkat dulu."

"Enggak Ma, Arvin mau pakai yang Papa beli di Paris," rengek Arvin sembari menggoyangkan tangan Karina. Tapi Karina tidak menghentikan langkahnya menuju salah satu kursi di pesawat pribadinya itu.

"Terus mau gimana lagi Nak? Kita harus berangkat sekarang."

"Kenapa Arvin?" Tanya Kent yang baru saja masuk ke sana. Ia langsung memilih kursi di samping istrinya.

"Peralatan gambar Arvin ketinggalan Kent, dia mau balik ke rumah lagi," jelas Karina.

"Nanti Papa belikan yang baru buat Arvin." Kent mulai membujuknya.

"Enggak mau. Beda. Arvin mau yang Papa beli di Paris itu."

"Nanti Papa suruh Mr. Hans buat pesan peralatan gambar yang sama kayak waktu itu, dari Paris langsung. Pas Arvin sampai di Beijing, peralatan gambarnya udah ada di kamar Arvin, gimana?"

"Papa janji?"

"Janji."

"Oke."

"Duduk sana."

Arvin langsung duduk di kursi sebelah Jonan yang masih sibuk dengan ponselnya.

"MAMA!" Jonan berdiri dari kursinya mendadak.

Membuat Karina memegangi dadanya karena terkejut. "Apa lagi Nak?" Karina mencoba menahan emosinya. Ia mengingatkan kembali dirinya bahwa ia adalah seorang Ibu yang harus siap mendengar keluhan anak-anaknya.

"Ternyata tanggal 20 nanti Kalia ulang tahun," kata Jonan sembari menunjukkan foto undangan ulang tahun Kalia.

"Kalian kan pulang tanggal 19 sore. Enggak usah heboh. Kasihan Mama sampai kaget gitu," tegur Kent pelan. Lalu memegang tangan istrinya.

"Oh iya." Jonan kembali duduk di kursinya.

"Udah ya, enggak ada komplen lagi. Kita harus berangkat sekarang," tegas Kent.

Pesawat pribadi Alison Zhou itu segera mengudara menuju negeri tirai bambu. Tempat seharusnya mereka berada. Karena besok adalah hari yang sangat penting untuk mereka.

♡●♡

"UDAH SIANG REGAN. BANGUN!"

Regan membuka matanya perlahan setelah mendengar suara cempreng Mommy-nya itu. Apalagi saat Naomi membuka lebar tirai dan membiarkan sinar matahari masuk seutuhnya dari sana.

"Nanti kalau kamu udah ke London, enggak bisa lagi nunggu Mommy bangunin kayak gini. Jadi harus biasakan bangun pagi."

"Iya," gumam Regan sambil berusaha untuk membangunkan tubuhnya.

Alison Zhou And The Beauty Easter | Series 2 Alison Zhou | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang