It might be a little too late when i update the story, but, happy mental health day everyone. To you who learn how to deal with it, to you who still on your way to heal, take your time. Take a deep breath,
"The world won't be the same without you, in case you're questioning stuff, just remember that you matter the most."
Like Jeansya once said. Love yourself first, prioritize yourself first, you're the main person in your life.
Happy mental health day.
-amel.
"Gimana?'
"Bentar deh, bentar," tahan Yuta, berusaha buat mencerna omongan bos nya, "Jadi bentar lagi lo semua mau ke rs buat nemenin si bontot pas bininya lahiran. Dan lo mau nitipin ini anak seabrek abrek ke gue?"
"Ho-oh."
"GILA YA LU NYET?!"
"PAPA BUKAN MONYET!"
Yuta memutar bola mata begitu si kembar barengan ngebelain papanya. Mengacungkan jempol, Yuta ngomong sarkas.
"Juara satu banggain bapak yang bahkan nggak bangga sama hidupnya sendiri."
Ningning gak mau kalah, liatin Yuta sengit. "Om nyet!"
"Aduh, untung gemes. Gue gigit juga lu."
"Mau gak?"
"Berape duit?"
Haechan menoleh kearah barisan bocah yang berdiri dibelakangnya. Lantas kembali menoleh kearah sang tangan kanan. "Ceban* per kepala."
*Sepuluh ribu
Yuta menggeleng, "kurang, coba naikin lagi."
"Cepek** deh cepek."
**Seratus.
"Gue itung bentar," yuta memiringkan kepala, "satu, dua, tiga,...,tujuh, delapan--eh? Udah segini doang?"
Haechan bingung sendiri, "mau nambah? Gue bawain anaknya si tetangga, mau?"
"Bukan itu, si hoyong mane?"
"Si lemak?" Ulang Haechan, "nemenin cece di rumah sakit dari kemaren gamau balik dia."
"Widih, sayang ipar. Adek gue can't relate."
"Ga juga sih, dia demen makanan rumah sakit aja. Sisa si cece dia yang makanin."
Yuta refleks mengelus dada, "adek lu nok."
"Mau kaga?"
"Genapin jadi dua juta lah."
"ITU MAH ENAK DI EL--eh, kenapa nak?"
Ningning nurunin tangannya yang dia pake buat nutup mulut si papa. "Papa belisik."
"Ah elah."
"Ahahahaha! Yaudah deh sini absen dulu."
Haechan rada geseran biar Yuta bisa liat anak anak dibelakangnya. "Om atuy absen dari anaknya papi mark ya? Nanti kalo udah dipanggil langsung masuk aja, ada windi sama taro tuh di depan tv."
"He-em."
"Mina?"
Mina mendorong Lala yang dari tadi gelendotan ke dia. Agak nepuk nepuk ujung dressnya sedikit sebelum jalan kearah Yuta; mengangkat tangan kanannya. "Here, uncle."
Yuta berdecak dan mengusak kagum kepala Mina yang berjalan melewati dia, "aura anak mahal emang beda."
"Aji jangan jauh jauh nak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because, Daddies say so.
FanfictionKakek ganteng = Bapak setan = anak iblis. Nice.