What if

15.9K 2K 615
                                    


Warnin' ⚠️
This chapter containsfluff!✨

__

What if : Naladhipa jadi suami waras.

Pagi hari Ryujin biasanya diawali dengan keributan kecil perihal sarapan, nggak jauh jauh dari  'beb lu yang masak ya hari ini', 'gue mulu, nyet', lalu 'yaudah gue godain janda pengkolan dulu' dan diakhiri dengan deretan makian cinta. Tapi hari ini, begitu bangun, Jaemin udah sibuk berkutat di dapur dengan apron dan sang Lala duduk manis di baby seat. Ajaib betul--

--Ryujin takut ini tanda-tanda akhir dunia. 

"Dipsy ngapain?"

"Loh sayang, udah bangun? Good morning, love."

Ryujin merinding disko. 

Merasa ada yang nggak beres, Ryujin melangkah cepat ke arah suaminya. Niatnya mau menempelkan kening buat tahu suhu tubuh Jaemin. Tapi karena terlalu terburu-buru dan dibalut kalut, dia menarik kepala Jaemin sedikit terlalu kencang. Menabrak keningnya dengan cukup keras. 

Masih meringis dan mengusap dahi yang perih, Ryujin dipaksa menahan napas kala Jaemin secara tiba-tiba memajukan badan dan beri kecupan pada bagian dahi yang ia yakin tengah memerah. Ryujin yakin sekarang yang merah jadi satu muka. 

"Dipsy! Demi Allah jantung gue!"

"Hm?"

Jaemin kembali ke posisi awal, menjelaskan maksud tindakannya dengan fokus tertuju penuh pada nasi goreng di wajan. "Kata orang, kalo dicium rasa sakitnya cepet ilang, beb. Aku mau coba lah!"

"Aku?"

"Kamu kenapa?" Jaemin terkekeh, tangannya dengan lihai memindahkan hasil masakannya ke piring-piring. Lantas mencuci tangan sebelum menggendong sang putri semata wayang dan melingkarkan tangan di pinggang yang lebih muda. "Masing linglung karena baru bangun ya? Mau aku bikinin kopi?"

Ryujin sih udah rusak ini LCD nya. Aku loh katanya. Aku.

Panas dingin si Ryujin. 

Masih di posisi yang sama, Jaemin mengecup pipi Ryujin. Lalu pipi Lala. "Kamu jadi mau beli sendok yang kemarin kamu ceritain itu? Aku temenin ya?"

"H-hah? Gak usah," Ryujin melepas tangan Jaemin yang masih melingkar di perutnya. "Lagian cuma mau beli dua biji doang. Sans. Bisa beli sendiri."

"Kan kamu mau."

"Ya tapi bisa beli sendiri. Dibilang cuma dua biji."

"Tapi penting."

"Sendoknya?"

Jaemin menggeleng, kembali melingkarkan tangan di perut sang istri. Sesekali mengusap pelan penuh kasih. "Kamu nya lah."

Ryujin serius mau meledak ini. "Naladhipa, lo abis buat kesalahan apa?"

"Hah?" Jaemin menatap Ryujin dengan tatapan serius, "Ya wajar dong aku sayang kamu? Buat bisa balikan aku butuh 100 tahun. Buat bisa yakinin kamu buat nikahin aku aja abis waktu 10000 tahun. Masa usahaku gak dipakai buat sayangin kamu?"

"..."

"Mas Nala ada salah?"

"MAS? MAS NALA? MERINDING BANGET GUE LO KENAPAAAAA? INI MIMPI YA? GUE BELUM BANGUN KAN YA?" Ryujin heboh sendiri, mencoba melepaskan diri dari suaminya, "Gak mau, lo pasti bukan laki gue, laki gue gak begini!"

Yang dituduh mengerutkan kening, "Sayang, ini Mas loh? Kamu kenapa?"

"YA ALLAH GUE MAU LAKI GUE AJA GAK MAU YANG INI."

Because, Daddies say so.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang