Because, Daddies say so.

Lala

Aku di bombardir dengan pertanyaan kapan up, iya sabar, aku kuliah dulu.

"Dipsy mana?"

Yuta nolehin kepala ke arah jendela, jujur dia gak tau iparnya itu hilang kemana. "Dibawa kabur penunggu rumah sakit kali."

Ryujin ngehela napas pelan, "Selain manusia, sekarang gue harus rebutan dari setan juga.."

"Capek gak?"

"Banget, pengen meninggoy."

Yuta senyum tipis dan nepuk pelan betis adeknya, "Jangan mati dulu heh, anak lo ntar gimana?"

"Ya becanda doang elah," Ryujin ngeliatin abangnya sebel, "gue juga mau nyobain rasanya jadi emak emak dulu kali."

"Terus anak lo ntar manggil lo apaan? Mama? Bunda? Ibu?"

Ryujin langsung senyum songong sambil mainin rambut pendeknya, "Mommy dong."

"Hah? Ape?"

Ryujin muter bola matanya, "Mommy."

"Pfft..AHAHAHAHAHA!" Yuta ketawa ngakak sambil nepuk nepuk kursi yang dia dudukin, "YANG BENER AJA NENG MUKA KAYA LU DI PANGGIL MOMMY!?"

"..bang, ini rumah sakit."

"..oh, iya. Lupa."

Ryujin mainin jari jarinya, mendadak ngerasa sedih sama pemikirannya sendiri. "Bang, gue mau curhat tapi jangan di ketawain ya?"

Yuta ngeliatin adeknya, ah, dia tau nih bakal bahas apa. "Emang kapan gue ketawa kalo lo curhat? Ya tiap kali lo curhat sih, tapi yang berlalu biarlah berlalu, ya. Jadi, mau curhat apa?"

"..."

"Kenapa diem?"

"Ya tuhan gue mau refund abang."

🐖

"YAELAH TEM, CUPU AMAT! MALU SAMA ANAK UDAH MAU TIGA!"

Somi gak tau harus apa. Ini suami sama sahabatnya dia tarik tarikan baju di parkiran alfamart.