"Kosongkan jadwal saya hari ini dan besok!"
"Baik Sajang-nim"
.
.
Itu percakapan singkat yang Sehun lakukan dengan sekretarisnya; Ten.Sengaja ia mengosongkan jadwalnya karena besok adalah hari yang sangat penting, tidak bisa dan tidak boleh ia lewatkan.
"Aku membuatkanmu teh" Luhan berjalan menghampiri ke sisi ranjang, menyimpan teh itu di atas nakas dan kemudian duduk di samping suaminya yang berbaring di tempat tidur bersama Yujie di atas tubuhnya dengan posisi tengkurap di atas dadanya sedang tidur.
Sehun meraih wajah istrinya, mengusap pipinya "Tidurlah! Kau terjaga semalaman" merasa bersalah karena sudah menyita waktu istirahat sang istri yang melayaninya semalaman suntuk.
Sebenarnya mereka tidak melakukannya semalaman suntuk, mereka juga banyak berbincang berdua. Entah itu pembicaran tentang masa lalu, masa kini sampai ke pembicaraan yang tidak penting sekalipun hingga mereka lupa untuk menyadari bahwa bulan dan bintang telah kembali ke peristirahatan mereka. Tapi beruntungnya mereka sudah membersihkan diri dan mengganti sprei sebelum si sulung berulah dengan menaiki tubuh Ayahnya yang baru saja kembali berbaring dengan pakaian santainya.
"Kau juga belum tidur, Sehunie" kecupnya pada telapak tangan yang masih bertengger di wajahnya "hari ini aku ingin melakukan banyak hal" lanjutnya dengan menatap mata suaminya dan menurunkan tangan kekar itu untuk ia genggam.
Sehun hanya menaikan satu alisnya atas ungkapan sang istri "apa?" Pada akhirnya ia bertanya juga.
Luhan terlihat berpikir dengan mata yang seperti sedang mencari cari sesuatu di atas kepalanya "tadinya aku ingin mencari sesuatu untuk aku kenakan besok, tapi aku ingat kalau suamiku sudah menyiapkan semuanya dari mulai gaun, sepatu sampai aksesorisnya" bibirnya terukir tersenyum manis.
"Apa ada sesuatu yang kurang? Atau kau tidak suka dengan apa yang aku pilih sayang?"
"Bukan seperti itu. Aku suka semuanya"
Luhan dengan kelemah lembutannya sangat Sehun sukai. Seperti sekarang, apa yang istrinya ucapkan begitu menyejukan hatinya "lalu?"
"Aku tidak tahu, rasanya aku ingin melakukan banyak hal tapi aku tidak tahu apa yang ingin aku lakukan" tawanya renyah di akhir kalimat.
"Eh? Bisa begitu?"
Masih dengan tawanya yang ringan, Luhan mengangguk "jadi apa yang harus aku lakukan untuk memenuhi sesuatu yang aku rasa ingin melakukan sesuatu?" Bertanya pada suaminya dengan linglung.
"Apa sih Lu?" Alis Sehun merajut "Aku tidak mengerti apa yang ingin coba kau ungkapkan"
"Aku juga tidak tahu" kembali tertawa karena kelakuannya sendiri hingga ia menjatuhkan separuh badannya di samping Sehun dengan posisi yang sama seperti Yujie; tengkurap.
Sehun ikut tertawa sambil memeluk Luhan senyaman mungkin tangannya meraih "Pagi-pagi random banget" komentarnya pada tingkah sang istri yang berkelakuan ajaib pagi ini.
Setelah puas dengan tertawa, Luhan membiarkan seluruh tubuhnya untuk naik ke atas tempat tidur, ia memeluk suaminya dalam space yang sempit ditambah ada balita di atas tubuh suaminya yang membuat tangannya tidak melingkar sempurna.
"Jangan merapat terlalu kuat sayang, ada Ziyu di sebelahku. Nanti dia tertindih"
"Ziyu?" Segera ia mengangkat kepalanya untuk melihat seonggok daging yang menyamping menghadap tubuh Sehun "sejak kapak dia disana, Sehunie?"
Sehun tertawa kecil melihat ekspresi Luhan "sebelum kau kembali dengan teh mu itu, dia sudah ada disini" ujarnya masih bertahan dengan tawanya "lagipula Lu. Di sebelah Ziyu spacenya sangat luas, kenapa ikut-ikutan merapat ke tempat sempit, sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔
FanfictionSebuah cerita yang tersaji hanya tentang romansa hunhan dan keluarganya. Masalah kecil hanya sebagai pemanis :D -- Sebuah kesempurnaan ketika kau mencintai dan dicintai dengan tulus tanpa putus. Karna cinta yang tulus tidak akan memikirkan banyak al...