Chapter 2

2.1K 196 9
                                    

Baru beberapa menit lalu mereka sampai di rumah setelah sibuk menjelajahi setiap toko khusus perlengkapan bayi.

Mencari kesana kemari yang menurut istrinya bagus dan lucu jika di kenakan oleh anak laki lakinya nanti. Sampai menghiraukan bahwa dirinya sedang hamil besar. Anehnya si istri tidak merasa lelah berjalan kaki dari satu toko ke toko lainnya. Seantusias itu istrinya dengan bayi laki laki?

Memang tidak berbeda dengan dirinya yang mendambakan bayi perempuan, pikir Sehun terkekeh sendiri.

Cukup lelah ternyata menemani ibu hamil yang keantusiasannya terhadap yang berhubungan dengan bayi, bahkan sampai melupakan kehadiran dirinya disampingnya. Kalau saja Sehun lengah sudah di pastikan istrinya sudah tidak akan terdeteksi oleh penglihatannya.

Sekarang ini mereka sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Sehun menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dan menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya lega.

Hari ini sudah cukup lelah ia menemani istrinya berbelanja. Ini pertama kali Sehun melihat Luhan gila shopping. Sebelumnya Luhan tidak pernah seperti ini. Luhan hanya akan membeli yang paling penting menurutnya. Sehun mengamati wajah Luhan yang berada di samping kanannya dengan wajah yang berseri seri. Bukan tanpa alasan istrinya tidak mau melunturkan senyumnya.

Sejak sampai di rumah. Luhan mengeluarkan satu persatu barang yang ada di masing masing paper bag setelah diantarkan oleh pelayannya tadi ke hadapannya. Melihatnya kembali dengan mata yang berbinar. Mengecek ulang takut takut ada barang yang cacat. Seperti semuanya harus perfect.

"Lu, jujur padaku. Sebenarnya kau sangat ingin bayi laki laki kan?"

"Hmm?" Tidak fokus dengan pertanyaan Sehun hingga membuatnya masih belum mengalihkan atensinya kepada sang pemberi pertanyaan. Matanya masih fokus melihat lihat kembali barang barang yang sudah di belinya.

"Kalau di lihat dari bagaimana kau menatapnya.." menjeda kalimatnya dengan dagu yang menunjuk kearah semua barang belanjaan istrinya dan kemudian memicingkan matanya ke arah Luhan "Kau ingin bayi yang ada dalam kandunganmu itu bayi laki laki kan?" Lanjutnya mengambil kesimpulan menanyai Luhan.

Mengalihkan atensinya kepada si pemberi pertanyaan. Luhan meletakan baju yang ia lihat sejak tadi dipangkuannya.

"Aku menginginkan bayi ini lahir dengan selamat dan sehat, sayang. Tidak masalah dengan jenis kelaminnya. Tapi aku merasa bayi laki laki akan hadir di sekitar kita tidak lama lagi" jelas Luhan atas apa yang membuatnya begitu bersemangat dengan semua barang barang yang baru di belinya.

Sehun hanya manggut manggut dengan perjelasan istrinya. Tidak bisa menyangkal naluri seorang ibu yang lebih merasakan kehadiran makhluk kecil yang membersamainya di dalam perutnya.

Luhan membalas memicingkan matanya melihat perubahan ekspresi Sehun "kenapa? Kau tidak suka?" Godanya kepada Sehun dengan menusuk nusuk pipi Sehun.

"Aku tidak bisa menyangkalnya jika berhubungan dengan naluri. Kau jelas lebih merasakannya" Sehun tersenyum di akhir kalimatnya kepada Luhan.

Luhan melingkarkan tangannya di perut Sehun dan menumpahkan kepalanya di dada bidang Sehun "apapun jenis kelaminnya nanti. Aku mohon sayangi dan cintai dia seperti kau menyayangi dan mencintaiku" kepalanya ia tengadahkan untuk melihat wajah super tampan milik suaminya.

"Apa yang kau bicarakan Lu? Tentu saja sayang" mencium kening istrinya lama. Keduanya memejamkan matanya, Luhan tersenyum merasakan penyampaian kata cinta lewat ciuman yang Sehun berikan.

※ ※ ※

Hawa dingin menyambut awan sore yang ingin berpamitan. Secangkir kopi panas yang masuk melalui kerongkongannya menjadi moment yang tidak boleh ia lewatkan.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang