Insiden Luhan pingsan dan berakhir menjadi seorang pasien selama kurang lebih 2 minggu, membuat Sehun mengerjakan pekerjaannya secara tidak efektif. Ia tidak berangkat ke kantor, tidak memakai pakaian formal dan tidak memegang kendali penuh atas pekerjaannya. Beruntungnya semua pekerjaannya tidak terlalu terbengkalai, karena semuanya ada campur tangan sekretarisnya. Ia hanya menerima berkas-berkas yang terlampau penting yang di kirimkan ke rumahnya oleh sang sekretaris.
Kesibukannya kembali menghampirinya hari ini setelah memastikan istrinya benar-benar telah kembali pulih total.
"Tidak bisakah menunggu sampai anak-anak bangun? Kenapa selalu pagi sekali berangkatnya?" Luhan di sulut emosi karena melihat Sehun kembali ke kebiasaannya sebelum ia sakit "Apa aku harus sakit dulu supaya kau tidak seperti ini?" Rentetan pertanyaan Luhan ajukan.
Sehun berbalik dari lemari yang sejak tadi menjadi objek pandangnya karena sedang mencari pakaian yang akan ia kenakan. Tentu Luhan dengan senang hati tidak akan melakukannya jika ini yang akan kembali terjadi.
"Tidak akan lama sayang, hanya untuk beberapa hari. Hm?" Memegang kedua sisi bahu istrinya, memberikan pengertian untuk meredam emosi istrinya yang tersulut tiba-tiba.
"Terserah" Luhan berlalu dari sana, dan keluar dari kamar membiarkan Sehun melakukan semuanya sendiri.
Sehun mengurut dahinya, ia ikut berlalu dan meraih dasi yang menurutnya cocok dengan kemeja yang ia kenakan, ia memasangnya sendiri. Biasanya Luhan yang akan memasangkannya, tapi kali ini ia berjuang sendiri. Bukan tidak bisa hanya karena tidak biasa jadi hasilnya tidak se--rapi bagaimana Luhan memakaikannya.
Ia menghampiri tempat tidur yang biasa mereka gunakan, disana ada anak-anaknya. Ia mencium satu persatu anaknya yang masih terlelap, kemudian ia berlalu menuju pintu kamar hendak menyusul Luhan. Sebelum ia benar-benar meraih knop pintu, suara lenguhan terdengar dari belakangnya. Ia berbalik dan menemukan Yujie yang sudah membuka matanya. Sehun pun segara menghampirinya dan membawanya ke dalam pangkuannya "Bbu-Bbu" ucap Yujie parau dengan mata masih terkantuk-kantuk dalam bahu Sehun.
"Iya, kita cari Bunda" kini Sehun benar-benar keluar bersama si sulung, langkahnya membawanya ke area dapur karena terdengar suara disana.
"Lu"
Luhan berbalik dan segera tersenyum ketika Yujie tiba-tiba menegakan kepalanya setelah mendengar Sehun memanggil nama Ibunya, ia menatapnya dan merentangkan tangannya "Tunggu ya sayang, sebentar lagi selesai" Luhan kembali pada kegiatannya sebelumnya, menyiapkan bekal makan siang untuk Sehun karena ia takut Sehun akan melupakannya jika tidak ia siapkan.
"Pagi ini aku ingin oatmeal, Lu"
"Itu sudah aku siapkan di meja makan. Ini bekal untuk makam siangmu"
"Bbubbu~" Yujie merengek di sela perbincangan antara Ayah dan Ibunya. Ia terus meronta dan mengulurkan tangannya ke arah Luhan yang membelakanginya.
Mau tidak mau Sehun menghampiri Luhan dan mendekatkan Yujie dengan Luhan. Tak perlu menunggu lama, Yujie langsung memeluk leher Luhan dengan tubuhnya masih di pelukan Sehun.
Luhan menjeda sejenak pekerjaannya dan mencium Yujie tanpa mengambilnya "Sebentar ya" ujarnya dengan menampilkan kembali senyumannya.
Pekerjaannya hampir selesai, ia hanya tinggal menggulungnya dan memotongnya karena Luhan hanya membuat kimbab untuk makan siang suaminya nanti "Tidak apa-apa hanya ini?" Luhan beralih menatap Sehun yang sedari tadi memperhatikan Luhan.
"Tidak apa-apa sayang. Cepat selesaikan. Yujie tidak mau melepaskanmu"
"Tinggal memotongnya, sebentar" Luhan menyelesaikan dengan cepat karena bayi yang memeluk lehernya sedang merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔
FanfictionSebuah cerita yang tersaji hanya tentang romansa hunhan dan keluarganya. Masalah kecil hanya sebagai pemanis :D -- Sebuah kesempurnaan ketika kau mencintai dan dicintai dengan tulus tanpa putus. Karna cinta yang tulus tidak akan memikirkan banyak al...