Chapter 55

295 57 28
                                    

Tidak banyak yang Luhan lakukan, ia hanya berbaring di tempat tidur dengan TV menyala. Tubuhnya terbungkus selimut tebal dengan remot di tangannya.

Ia sangat menikmati moment itu, karena sangat jarang terjadi. Meskipun di satu sisi ia merasa senang, tapi tidak bisa ia pungkiri hatinya memiliki kecemasan.

Tentang apa?

Tentu saja anak-anaknya yang tidak berada di sampingnya. Ketika hatinya cemas dan pikiran sedikit kalut, ia meraih ponselnya dan mendial nomor seseorang.

Satu...

Dua...

Tiga...

sampai empat dengungan masih memenuhi telinganya. Untuk beberapa saat ia melihat kembali nomor yang ia hubungi untuk memastikan kalau ia tidak salah kemudian menekan dial loudspeaker.

"Halo"

Luhan bergegas duduk, ia menatap layar ponselnya yang menandakan ia sudah terhubung dengan lawan bicaranya "Mama!" Antusiasnya memanggil satu nama yang ia rindukan sosoknya.

"Eung~ Lu, ini Mama"

"Bagaimana kabar Mama?"

"Mama baik sayang. Oh iya bagaimana butiknya? Sudah siap untuk besok?"

"Sudah Ma. Tapi rencananya hari ini aku mau melihat untuk memastikan lagi supaya tidak ada kesalahan ketika acara berlangsung besok"

"Baiklah. Semoga acara besok lancar ya sayang. Maaf Mama dan Baba tidak bisa datang besok"

"Tidak apa-apa Ma. Mama dan Baba bisa datang kapanpun kalian mau. Pintu rumah selalu terbuka buat kalian"

Dalam lubuk hatinya Luhan merasa sedih karena orangtuanya tidak bisa hadir di acara yang menurutnya penting ini, tapi ia juga tidak bisa memaksa orangtuanya datang karena jarak yang sangat jauh. Sepertinya bisa kalau mereka sedang ada di China, tapi sekarang ini orangtuanya sedang ada di negeri orang.

"Mama merasa sedih dan bersalah, Lu. Padahal ini termasuk acara yang sangat penting buatmu"

"Tidak usah terlalu di pikirkan, Ma. Aku bisa mengerti"

"Dimana menantu dan cucu-cucu Mama sayang. Biasanya kalau kau sedang berbicara dengan Mama begini, mereka suka ribut mengacau"

Luhan terkekeh mendengar penuturan Ibunya, ia membenarkan ketika dirasa ada yang kurang dengan adegan ini "mereka sedang pergi ke rumah Baekhyun, Ma. Jesper ingin si kembar menghabiskan akhir pekan bersamanya"

"Pantas saja tidak ada suara ribut-ribut di sekitarmu. Lalu sekarang apa yang kau lakukan sayang"

"Aku sedang menikmati waktu santaiku dengan berbaring di tempat tidur dengan TV menyala" menyombongkan diri kepada Ibunya tentang aktivitasnya saat ini.

"Jangan lupakan cemilannya, Lu. Pastikan yang kau tonton adalah drama, bukan berita yang membosankan"

Ibu dan anak itu tertawa bersama setelah penuturan wanita yang lebih tua yang mengajukan keharusan atau sentuhan yang paling sempurna pada aktivitas anak perempuannya yang sedang melepas gelar Ibu rumah tangganya.

"Sesekali boleh Lu seperti itu, melakukan sesuatu yang kau suka yang membuatmu nyaman. Karena itu bisa membuatmu tidak stress sayang. Nikmatilah waktumu Luhanie" lanjutnya sebagai penutup acara bincang mereka.

Luhan masih fokus dengan ponselnya, ia mendial lagi satu nomor dan menunggu bunyi dengung itu tergantikan oleh sebuah suara yang menyapanya dengan kata sapaan "Halo"

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang