Berkutat di dapur merupakan tugas seorang istri untuk memenuhi kewajibannya kepada sang suami tercinta.
Itu yang Luhan lakukan sejak tadi pagi di bantu para maid yang bekerja di rumahnya juga tak lupa Ibu dan Mama nya ikut andil dalam persiapan itu karena ruang gerak Luhan yang melambat di karenakan perut besarnya.
Sehun benar benar di kelilingi wanita dengan labuhan kasih sayang penuh.
Memilih bangun lebih cepat demi menyiapkan atau sekedar mengisi perut sang suami yang akan berangkat meninggalkannya seperti apa yang telah di bicarakannya sebelumnya.
Sebenarnya hatinya masih menolak dengan kepergian sang suami, tapi hatinya yang lain tetap saja tidak bisa mengabaikan sang suami begitu saja tanpa menyiapkan kebutuhan suaminya selama disana.
Sudah banyak yang Luhan lakukan untuk mencegah kepergian suaminya. Dari mulai dia menyarankan naik pesawat untuk pulang dan pergi sampai dia benar benar merajuk. Tapi tetap saja usahanya tidak merubah keputusan suaminya pergi untuk menetap sementara disana selama proyeknya masih berjalan.
"Apa sudah siap semua?" Tanya Nyonya Xi kepada semua yang ada di dapur.
"Tinggal sedikit lagi Nyonya"
"Baiklah. Kalian selesaikan ya" ucap Nyonya Xi sekali lagi kepada para maid.
Para maid membungkukkan badan mereka menghadap Nyonya Xi dan Nyonya Oh sebagai jawaban atas titah Nyonya Xi.
Luhan? Luhan sudah lebih dulu pergi meninggalkan area dapur untuk melihat apakah suaminya sudah bangun atau masih bergelut di bawah selimut dengan mimpi-mimpinya.
※ ※ ※
Kini Luhan sudah duduk di pinggir ranjang king size tempat ia dan suaminya mengistrirahatkan tubuh mereka.
"Hun-ah"
"Sayang"
"Sehun"
"Bangun hei"
Luhan hanya terus menggoyangkan tubuh Sehun yang masih terlelap di atas kasur dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai batas leher.
Tapi usaha yang ia lakukan dengan lembut tidak ada respon dari suaminya bahkan suaminya tidak menggerakkan anggota tubuhnya barang se-senti pun.
Cup
Luhan selalu suka dengan tindakannya yang satu ini yaitu mengecup bibir sang suami yang sedang terlelap. Biarlah ia menjadi pihak yang agresif karena memang tidak ada salahnya.
"Masih belum mau membuka mata?" Tanya Luhan lembut kepada sang suami yang ternyata sudah menampilkan senyum setelah mendapat kecupan dari istrinya.
Sehun bukan tipe orang yang akan susah untuk di bangunkan. Hanya saja tindakan yang Luhan sukai untuk membangunkannya, itu juga yang ia sukai. Sehingga ia memilih menunggu Luhan melakukan aksinya.
"Baiklah" Luhan mengulas senyum dengan tingkah suaminya.
Cup
Cup
Cup
"Sudah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔
Fiksi PenggemarSebuah cerita yang tersaji hanya tentang romansa hunhan dan keluarganya. Masalah kecil hanya sebagai pemanis :D -- Sebuah kesempurnaan ketika kau mencintai dan dicintai dengan tulus tanpa putus. Karna cinta yang tulus tidak akan memikirkan banyak al...